27. Affraid

29 3 0
                                    

POV

Sial!!, gue benci bau ini!!

Jimin mengumpat karena ia sedang terbaring di sebuah rumah sakit. Ia langsung berdiri dan berjalan menuju lobby rumah sakit untuk bertanya dimana keberadaan gadis kecilnya itu.

Tak sedikit rasa sakit di punggung yang jimin tahan sedari tadi.

"suster, apa ada pasien yang bernama Sejeong?" tanya Jimin cepat.

"Pasien tersebut sudah dijemput oleh wali"

Ah sial, jangan bilang - jimin.

"yang bernama Jeon Jungkook"

Huuft, baguslah - Jimin

"sus, apa saya boleh pulang?"

"anda tidak boleh pulang hingga punggung anda benar2 sembuh"

Jimin tak menjawabnya dan langsung lari meninggalkan rumah sakit. Tak peduli dengan teriakan suster tadi. Yang ia pikirkan saat ini adalah satu, yaitu Sejeong.

Tadi kata suster punggung? Ya jimin tadi gak sebenarnya ke toilet. Dia lagi di ancem sama orang kalau gak nurutin perintahnya. Setelah nurutin, akhirnya terjadi aksi saling pukul di  toilet.

Lagian_-. Gak elit banget berantem di toilet :v

)(

Sekarang Jimin sudah sampai dirumah Somi, iapun langsung masuk dan bertanya dengan Tzuyu yang kebetulan sedang menonton Tv.

"Tzu, Sejeong mana?"

"lagi tidur kak, jangan digangguin!"

*

*

"lo gakpapa?"

"iya, gue rasa hal tadi ada kaitannya sama black eye"

"gue rasa ini saatnya"

"apa gue harus pakai sniper lagi?"

"ya"

*

*

Kali ini Tzuyu tak bisa tidur karena hawa yang terlalu dingin di kamarnya. Sehingga ia saat ini sedang duduk2 sambil menonton tv. Tak lupa dengan coklat panas yang ia pegang.

Cklek

"darimana? Udah malem tau" ucap Tzuyu yang melihat Jimin dan Jungkook yang baru pulang.

"kan tadi udah dibilangin mau ke minimarket bentar. Trus tadi ketemu sama Luhan hyung"

Tzuyu tak menjawab. Ia hanya bergumam.

Jimin kemudian masuk ke kamar duluan, sedangkan jungkook sedang duduk disamping Tzuyu.

"Tzu, besok aku ada urusan bentar sama Jimin. Kamu dirumah ya sama Sejeong, kalau mau keluar bilang dulu" ucap Jungkook sambil memandang Tzuyu.

"iya"

Jungkook POV

Gue liat raut muka Tzuyu kek orang sebel gitu. Gue nahan senyum soalnya tuh muka lucu bat.

Grep...

"biarin gini, gue kedinginan" gue membenamkan wajah gue di dada tzuyu  (͡° ͜ʖ ͡°)

Eh...

Enggak2, maksudnya gue membenamkan wajah gue di bahu Tzuyu sekalian gue peluk. Gakpapa kan, udah ofc juga.

"tzu"

"apa?"

"lusa aja ya, kita ke lotte world" iya, gue sebenarnya udah janji sama Tzuyu buat ngajak dia ke lotte world besok, tapi apa boleh buat gue lagi ada urusan.

"......"

"maaf" gue ngucapin gitu sambil gue eratin pelukan gue.

)(

POV

Keesokan harinya, tepatnya pagi hari. Jungkook dan jimin sudah siap ingin pergi.

"hati2, jangan pulang malem..." ucap Tzuyu yang sangat khawatir.

"perasaan gue gak enak. Lo dirumah aja ya, atau gue ikut" ucap Tzuyu.

"kamu dirumah aja, bentar kok"

Jungkook memeluk Tzuyu singkat dan langsung berangkat dengan Jimin untuk melakukan sesuatu.

Mereka berdua akan membuat pesta.

*

*

*

"pak, mungkin kita jangan gegabah"

"kita gak gegabah, mereka sudah memaksa kita masuk ke alur lain"

"tapi bagaimana ji-"

"TURUTI PERINTAHKU ATAU AKAN KUPENGGAL KEPALA SIALANMU ITU!!"

)(

"lo bidik aja dari situ, gue akan masuk"

"siap"

Terlihat seorang lelaki memasuki hotel mewah. Sesampainya disana, lelaki itu langsung menuju lift dan menekan angka 22.

Sesampainya di lantai 22, pria itu langsung menuju kamar 2002.

DOR

DOR

DOR

Terdengar tembakan yang suaranya sangat keras. Beruntung pria itu bisa menghindarinya dengan mudah, itu sudah menjadi makanan sehari - harinya.

Seketika langkah pria tersebut terhenti karena melihat seorang perempuan membawa senjata shotgun.

"anyyeong!" ucap perempuan itu dengan senyuman devil.

"mianhae, anda menghalangi saya" ucap pria itu datar.

"hahaha" cewek itu langsung menari pelatuknya.

DOR

Lagi2 keberuntungan berada di tangan lelaki itu. Temannya yang sudah berjaga dengan lihai menembak perempuan itu tepat di kepalanya. Sehingga banyak darah bercucuran.

Cklek

Sesampai di ruangan 2002, lelaki itu langsung dihadapkan dengan pemandangan serba gelap, dan diujung ruangan ada seorang lelaki tua yang menyesap rokoknya.

"mungkin jika anda ikut saya, saya tak perlu menembak anda"

"menembak huh?"

"sepertinya anda harus ikut saya, karena di bangunan depan anda sudah ada teman saya yang sedang membidik anda"

Pria tua itu langsung melihat keluar jendela, dan benar sudah ada pembidik yang siap menghancurkan kepalanya kapan saja.

"anda bisa menangkap saya. Tetapi jangan lupakan dua gadis yang rumahnya ingin saya bom"

Shit, main licik dia!!

"anda licik sekali" ucap lelaki itu sambil mengambil sebuah pistol.

"licik ialah gayaku. Hahaha, sini tembak aku hahaha!!!!!" ucap pria tua dengan tawa jahatnya.

"ck, sialan" lelaki itu bergumam.

"anda lihat ini, ini adalah waktu mundur bomnya. Silahkan anda tembak saya dan nikmati pestanya"

Pesta pria tua itu berjalan lancar, ia sudah hafal jalan pikiran musuhnya itu.

"SIALAN!!!" lelaki itu memasukan pistolnya dan melempar pisau tepat di dada pria tua. Tak lupa ia memutar - mutar pisau tersebut untuk memastikan bahwa pria tua sudah mati. Tak sedikit darah yang mencurat dan mengenai baju putih lelaki itu.

"kita pulang, 4 menit lagi akan ada sebuah bom disana" ucap lelaki itu menggunakan hp.

"yang benar saja!!"

Menurut kalian siapa yang jadi korban disini?

Makin aneh nggak?

Next?

Vote yaaaa

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang