40. i'm so sorry

25 5 0
                                    

Masih flashback

Tepat di hitungan ketiga, jungkook berlari menuju dinding dan melakukan salto. Berharap tali yang mengikatnya bisa tergantung di besi itu, tetapi percobaan pertama gagal dan menghasilkan sakit yang luar biasa di badannya.

Percobaan kedua, tidak berhasil. Menghasilkan darah dari hidung yang deras.

*

*

Hingga inilah, percobaan ke lima. Badan jungkook sudah remuk tetapi lelaki itu selalu mengatakan 'selamatkan sejeong, selamatkan sejeong' di dalam hati untuk menguatkan keinginannya untuk keluar dari ruangan yang bahkan bisa disebut neraka.

"hoosh, hoosh, gue pasti bisa!!" ucap jungkook dan bernar saja, tali itu tergantung di besi itu dan tidak lupa badan jungkook.

Lalu, jungkook mendorong tubuhnya dengan kaki yang mendorong dari atas. Tak perlu waktu yang lama, tubuh jungkook sudah terhempas ke bawah dan tentu saja tali yang melilit badannya sudah terlepas.

Dengan keringat yang bercucuran, jungkook berusaha menormalkan nafasnya.

Jungkook melihat jam tangannya.

11.58 PM

"ck, sialan!!" ucap jungkook berusaha berdiri dan mendobrak pintu ruangan itu dengan sekali tendang.

Mungkin jungkook berharap ia bisa lari dari neraka itu dengan tenang? Nyatanya tidak, sudah ada tiga pria bertubuh jangkung dan berotot. Sungguh, badannya sudah meronta untuk diistirahatkan.

*

*

"akhirnya!!" ucap jungkook dengan bangga sambil mengusap darah yang mencucur di sudut bibirnya.

Dengan cepat jungkook berlari mencari kendaraan yang sebelumnya kuncinya sudah ia ambil dari salah satu musuhnya tadi.

Bruummmm!!!

)(

Tak butuh waktu lama. Sekarang jungkook sudah siap dengan pisau di tangan kanan dan pistol di tangan kiri. Ia mendapatkannya di jok motor tadi.

"oh, kau ingin langsung ya. Baiklah jika itu maumu" mata jungkook membulat mendengar seseorang mengatakan itu, dan orang itu sedang mencekik lawannya.

Dengan cepat jungkook berteriak dan melemparkan pisaunya tepat di kepala 'red eye'. Sungguh, latihan pisaunya selama 2 tahun akhirnya membuahkan hasil yang cukup manis.

"S-sejeong, a-aku" ucap jungkook terbata - bata karena melihat luka adiknya.

"AARRRGGGHHH!!!!!!" jungkook berteriak dan menendang kepala red eye. Meskipun lelaki tua itu sudah mati.

"JANGAN!!!"

"PERNAH!!!"

"GANGGU!!!!"

"KELUARGA!!!"

"GUE!!!!"

"APALAGI!!!"

"SEJEOOONNGGG!!!"

SREETT!!!

Jungkook tak henti - hentinya menusuk - nusuk dada red eye hingga darahnya muncrat kemana - mana. Jungkook sudah menahan amarahnya hingga ke titik ini, sebagai balasannya ia harus menghancurkan tubuh red eye.

"k-kakak k-ken-apa?, a-ku t-ta-kut hiks" ucap sejeong yang melihat kakaknya melakukan hal sekeji itu.

Jungkook tak menjawab, ia langsung merengkuh tubuh adiknya itu dengan sangat erat.

Flashback end.

"lo butuh istirahat, bersihin badan lo, jaga adek lo, kita jaga jimin" ucap suga menepuk pundak jungkook dan pergi meninggalkan jungkook dan jin.

"ayo, gue bantu bersihin rumah lo, habis itu ke supermarket, beli makanan" ucap jin. Seperti biasa lelaki bernama soekjin itu selalu membantu temannya di saat kesulitan.

)(

"kak jungkook?" ucap sejeong dalam hati yang baru sadar dan melihat kakaknya yang sedang duduk di sofa ruangannya, tak ketinggalan dengan beberapa mi instan cup yang sudah habis dan minuman soda dengan isi 1 liter.

Mata sejeong seketika memanas ketika melihat muka kakaknya yang sungguh menyedihkan. Dengan raut muka yang lelah dan beberapa luka sobek yang sudah diberi obat.

"eh, sejeong. Udah bangun?" tanya jungkook yang meregangkan tangannya sambil tersenyum lebar melihat adiknya itu.

"kakak gakpapa" ucap Sejeong dengan raut muka khawatir.

"tolong lupain aja kejadian semalam. Maafin kakak yang gak bisa jaga kamu" jungkook.

"gakpapa kak, kakak udah berusaha" ucap sejeong sambil tersenyum lebar.

"mungkin habis ini, kakak bakalan nyari kerja. Kakak bakalan mengundurkan diri jadi agen" ucap jungkook menunduk.

"kakak rasa, semua ini gak akan terjadi jika kakak dapet misi sialan itu. Mungkin kakak bakalan buat usaha dengan uang yang kakak punya sekarang"

"mungkin kita harus pindah dari sini. Kita akan jadi warga Amerika aja, kamu mau kan?" ucap jungkook dengan muka yang berharap.

"disana juga ada kak Luhan yang kerja"

Sejeong bukannya menjawab, tetapi ia hanya diam. Berusaha menyerap kata - kata kakaknya itu.

"kalau kamu gak mau, biar kakak aja yang pindah" ucap jungkook dengan nada seperti orang menangis.

"tapi kakak bakalan kerja apa disana?" tanya sejeong yang mulai meneteskan air matanya.

"gak usah mikirin kakak. Yang penting kamu harus fokus kuliah" ucap jungkook menatap adiknya itu lekat.

)(

Cklek...

"woy jk!! Ngapain?" tanya jimin yang melihat jungkook.

"lo udah baikan?" tanya jungkook sambil menyodorkan botol tumblr berisi kopi ekspresso kesukaan jimin.

Jimin menyeruput kopi pemberian jungkook. "udah, jangan dipikirin. Lagian lo yang lebih sakit disini" ucap jimin sambil tertawa lepas.

"gue gakpapa bantet!!" ucap jungkook dengan senyum tipis.

Dikit lagi nih guys

Vote yaa

Next?

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang