"Aku akan pindah ke Seoul." Kedua bola mata Tiffany berbinar bahagia. Senyuman manisnya terukir lebar dengan polosnya.Taehyung tertegun. Kedua alat pancing yang tersandar di bahunya hampir terjatuh.
"N---Noona mau pindah ke Seoul?"
"He-eh." Tiffany mengangguk cepat-cepat dengan senyum yang tak sedikitpun memudar. "Aku diterima masuk SDC----Seoul Dance Company! SDC adalah studio dan perusahaan tari terbesar di Korea Selatan. Tahun ini mereka hanya menerima sembilan penari. Dan aku adalah salah satunya! Oh Tae, Noona bahagia sekali!" Tiffany memekik senang seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah ulangtahun. Gadis cantik itu tampak seakan-akan hendak melompat ke atas awan.
"Se---selamat, Noona." Taehyung tersenyum kaku. "Noona pasti sangat bahagia...."
"Sangat bahagia? Noona benar-benar merasa luar biasa bahagia! SDC itu perusahaan besar! Dari puluhan ribu pelamar, hanya Noona dan delapan penari lain yang diterima. Bayangkan itu!" Tiffany melonjak-lonjak senang. Namun sesaat kemudian senyum manisnya sedikit memudar. "Tapi sayang, Bora tak lolos audisi. Ahh, Noona jadi merasa tak enak."
Taehyung meletakkan alat pancingnya di samping dinding jembatan. "Aku takkan membiarkan Noona merasa sedih. Ayo kita rayakan kelulusan Noona. Aku akan memancing ikan yang banyak dan kita bisa membakar ikan di pinggir sungai."
Tiffany buru-buru menggelengkan kepalanya. "Khusus hari ini, Noona akan mentraktirmu makan masakan laut di restoran Mr. Kim."
"Bukannya restoran Mr. Kim mahal luar biasa?" Taehyung merasa ragu.
"Ah, siapa yang peduli? Noona punya banyak uang untuk mentraktirmu makan sepuasnya di sana. Ayo kita berangkat sekarang. Noona harap perutmu belum diisi apa-apa." Tiffany menunjukkan senyuman matanya yang sangat indah.
Taehyung membalas senyum Tiffany. "Kalau begitu aku akan menghabiskan semua uang Noona hari ini."
Tiffany menyodok pinggang Taehyung. "Mau bikin Noona bangkrut?"
Tak seperti biasanya, hari Minggu itu Taehyung tak banyak bicara. Makannya pun tak habis. Ia lebih memilih untuk mendengarkan celotehan Tiffany tentang proses audisi yang dijalaninya di Seoul selama beberapa pekan terakhir. Gadis itu terlihat begitu sumringah dan bangga pada dirinya.
Taehyung tersenyum menanggapi. "Apakah Noona akan pergi minggu ini juga?" Tanyanya.
Tiffany menyobek daging lobster yang masih panas. "Minggu depan. Tapi Noona akan sibuk sekali minggu ini. Ada banyak hal yang harus Noona lakukan, salah satunya adalah berkemas."
"Aku akan membantu Noona berkemas. Sekolahku sudah masuk liburan panjang." Taehyung menawarkan diri.
"Tak usah," tampik Tiffany, "Noona takkan membawa banyak barang ke Seoul. Asrama Noona di SDC sempit dan Noona harus berbagi kamar dengan penari lainnya."
Taehyung menggigit kuku jempolnya dan terdiam. Selera makannya memudar dengan seketika. "Kapan Noona akan mengunjungi Cheonguk lagi?"
Tiffany termenung. "Entahlah, Noona belum tahu. Tapi kalau Noona dapat libur panjang, Noona pasti akan pulang ke Cheonguk. Kenapa?" Ia melirik wajah Taehyung yang sedikit muram. "Kamu kangen sama Noona?"
Taehyung terlihat kikuk. Akhirnya ia hanya mengangkat bahu, "cuma ingin tahu saja."
Tiffany tertawa kecil. "Makanya, jangan suka menjahili Noona, kalau Noona tak ada, kamu pasti akan sangat merindukan Noona." Ia mengerling jahil. "Iya, kan?"
Taehyung menekuk bibirnya. "Memangnya di Seoul nanti Noona takkan rindu padaku? Pokoknya telepon genggamku hanya akan aktif sampai jam sepuluh malam, lebih dari itu aku takkan mengangkat telepon ataupun membalas pesan dari Noona."
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Dance of the Fireflies (Vfany Edisi Terjemahan)
FanficIni adalah bagian terakhir dari Love Anthology. Pada suatu malam, Tiffany yang saat itu berusia 22 tahun melihat seorang remaja 16 tahun bernama Taehyung hendak melompat dari atas sebuah jembatan. Tanpa pikir panjang, Tiffany segera menarik pemuda...