"Kamu bilang kamu jatuh cinta padaku saat melihatku menari di Taman Musim Gugur?" Tiffany berbaring di atas rerumputan di Taman Seokcheon sementara kepalanya menyandar di paha Taehyung. "Aku sudah tak pernah berlatih di Taman Musim Gugur sejak aku naik ke tingkat dua." Ia memasukkan keripik kentang ke dalam mulut dan mengunyahnya. "Berarti itu sudah tujuh tahun yang lalu."
Tangan kanan Taehyung memainkan rambut Tiffany sementara tangan kirinya membaca buku I Ching's Book of Changes. "Hmmm. Ya, aku sudah jatuh cinta pada Noona selama itu."
Angin sore yang bertiup menggoyangkan dedaunan pohon ek-----tempat Taehyung bersandar.
"Selama tujuh tahun?" Tiffany menengadah. "Jadi selama tujuh tahun kamu menjadi penguntitku?"
Taehyung melirik sekilas. "Bukan penguntit, cuma pengagum. Aku tak punya waktu untuk menguntit Noona."
"Tak usah jual mahal. Aku tahu kamu pasti diam-diam memperhatikanku dari jauh." Tiffany melempar potongan kecil keripik ke arah wajah Taehyung dengan pelan.
Taehyung melindungi wajahnya dengan buku yang dibacanya dan bersikap acuh tak acuh.
Tiffany manyun. Ia kembali menengadah, namun hanya buku I Ching yang dilihatnya. Ia menarik turun buku tersebut. "Apa benar kamu sudah memperhatikanku sejak tujuh tahun lalu?"
"Yup." Taehyung menaikkan bukunya.
Tiffany menekuk bibir merajuk. "Sejak kita pacaran, kamu jadi dingin padaku."
"Ah masa? Cuma perasaan Noona saja." Taehyung bergumam dari balik buku yang dibacanya.
"Huh," Tiffany melipat tangannya jengkel. "Aku menyesal sudah membiarkanmu menciumku."
"Apa?" Taehyung masih bergumam.
"Kubilang aku menyesal----"
Sekonyong-konyong Taehyung menyingkirkan bukunya dan mengecup ujung hidung Tiffany. "-----Jangan bilang begitu ya, Noona."
Tiffany mengusap hidungnya yang dikecup oleh Taehyung. Wajahnya bersemu merah dadu. "Aku tak minta dicium olehmu."
Taehyung tersenyum. Ia mengelus-elus anak rambut kekasihnya dengan penuh cinta. "Aku tidak menciummu tadi. Itu hanya sebuah kecupan."
"Hmm? Apa bedanya?" Tiffany kembali memanjangkan lehernya untuk menengadah. Saat itulah Taehyung menunduk dan mencium bibirnya dengan lembut. Jari jemari Tiffany yang lentik mengelus-elus rambut Taehyung yang sudah mulai panjang tak beraturan.
Sore itu Taman Seokcheon tak hanya diisi oleh Taehyung dan Tiffany berdua. Masih banyak mahasiswa, anak muda, serta beberapa orang yang berjalan-jalan untuk menikmati waktu di sana. Tapi sepasang kekasih itu seakan tak peduli jika ada yang melihat mereka bermesraan. Keduanya benar-benar tengah dimabuk asmara.
Taehyung tersenyum manis. "Yang barusan baru sebuah ciuman." Ujarnya. "Beda, kan?"
Tiffany tersipu-sipu dibuatnya.
Mereka sudah berpacaran selama empat bulan dan belum pernah Tiffany merasa sebahagia ini. Setiap hari ia selalu ingin bertemu dengan Taehyung, ingin mendengar suaranya, dan ingin bermanja-manja dengan pemuda itu. Ia selalu tak sabar menunggu Taehyung datang menjemputnya di SDC.
"Fany, sikapmu sudah seperti anak ABG saja." Ejek Hyoyeon yang merasa Tiffany menjadi jauh lebih lincah. Gadis itu kini cepat sekali menghafal koreografi dan mengeksekusinya dengan brilian. Tiffany juga tak pernah lagi terlihat murung atau patah semangat jika Kwon Bo Ah menegur atau memarahi kesalahan yang dibuatnya. Semula Hyoyeon dan rekan-rekan lainnya sedikit penasaran dengan sikap baru Tiffany, tapi begitu melihat Taehyung yang selalu datang menjemput, tahulah Hyoyeon apa yang sudah mengubah temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Dance of the Fireflies (Vfany Edisi Terjemahan)
FanficIni adalah bagian terakhir dari Love Anthology. Pada suatu malam, Tiffany yang saat itu berusia 22 tahun melihat seorang remaja 16 tahun bernama Taehyung hendak melompat dari atas sebuah jembatan. Tanpa pikir panjang, Tiffany segera menarik pemuda...