4 Tahun KemudianTiffany melangkahkah kakinya. Satu persatu. Raut wajahnya serius. Setiap gerakannya seiring dan seirama dengan gerakan Yunho. Dalam keremangan cahaya, kedua penari itu bagaikan seorang manusia yang diikuti oleh bayangannya.
Sama sekali tak ada properti apapun di atas panggung. Mereka hanya menggunakan lantai sebagai media pertunjukan. Dua buah lampu sorot yang setia mengikuti setiap gerakan Tiffany dan Yunho membuat para penonton hanya terfokus pada mereka berdua.
Tarian yang dibawakan oleh Tiffany berlangsung tak lebih dari dua menit setengah, namun begitu tirai ditutup dan ia menuruni tangga panggung, wajah serta tubuhnya basah oleh keringat.
Para asisten berdiri berjejer di bawah anak tangga. Mereka menyodorkan botol minuman beserta selembar handuk kering.
"Bagus!" Kwon Bo Ah-----koreografer untuk tarian yang baru saja Tiffany bawakan----bertepuk tangan dengan gembira. Ia senang anak didiknya berhasil mengeksekusi koreografi miliknya dengan apik. "Aku suka ekspresi kalian di atas panggung tadi." Pujinya. "Ekspresif sekali!"
"Terimakasih, Seonsaengnim." Tiffany tersenyum bangga di sela-sela tarikan nafasnya. Jeon Somi----salah satu juniornya-----sibuk mengelap keringat yang mengucur deras dari wajah serta leher Tiffany.
"Oke, bersiap-siaplah untuk tarian kedua." Bo Ah bertepuk tangan memberi kode. "Seulgi, Taemin! Giliran kalian berikutnya! Luna, Kai, Taeyeong! Kalian bersiap-siaplah."
SDC menggelar pertunjukan tahunan mereka dua malam berturut-turut selama empat minggu di Seoul. Malam itu Tiffany tampil tiga kali. Satu duet bersama Jung Yunho, satu tarian kwartet, dan satu tarian grup. Dari semua koreografi yang dipertunjukkan, sebenarnya Tiffany paling mendambakan tarian solo.
Tapi sayangnya tak semua penari di SDC mendapatkan tarian solo. Hanya penari-penari senior atau mereka yang benar-benar dianggap istimewa yang diberikan tarian solo. Dan selama hampir empat tahun ini, belum pernah sekalipun Tiffany mendapatkan tarian solo.
Tiffany meneguk botol air minumnya. Ia melongok dari pinggir panggung. Hyoyeon sedang melakukan pemanasan untuk tarian solonya. Diikuti oleh Hani.
Kedua rekannya itu adalah soloist andalan SDC-----bersama-sama dengan Yunho dan Kai. Mereka berempat selalu mendapatkan bagian perorangan.
Tiffany termenung menggigiti pinggiran botol minumnya. Ia sudah bergabung bersama SDC selama hampir empat tahun. Masih mungkinkah baginya untuk mendapatkan tarian solo? Kwon Bo Ah selalu memuji tekniknya, tapi ada sesuatu yang kurang, ujar pelatih tari profesional yang juga merangkap sebagai act director tadi. Sesuatu yang belum bisa dimunculkan oleh Tiffany. Dan Bo Ah menyuruh Tiffany untuk mencari tahu sendiri kelemahan serta kekurangannya.
"Tiffany!"
"Tiffany!"
Ia tersentak. Bahunya disentuh oleh seseorang.
"Kamu tak apa-apa?" Yunho tersenyum. "Kwon Seonsaengnim memanggilmu." Ia menunjuk pelatih mereka yang bertepuk tangan dari balik panggung ke arah Tiffany.
"Ah, terimakasih sudah memberitahuku, Sunbaenim." Tiffany menyeringai. Segala lamunan yang memenuhi benaknya segera ia singkirkan. Ia tak boleh mengacau gara-gara kebanyakan melamun, kalau tidak pelatihnya tadi akan mendampratnya tanpa ampun.
"Kenapa kamu belum ganti pakaian juga? Tarian grupmu akan tampil setelah Hyoyeon. Cepat tukar bajumu." Kwon Bo Ah melotot tegas.
Tiffany buru-buru berlari menuju ruang ganti. Karena kecerobohannya, ujung kakinya menabrak pinggiran tembok. Tiffany meringis kesakitan, tapi ia tetap bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Dance of the Fireflies (Vfany Edisi Terjemahan)
FanficIni adalah bagian terakhir dari Love Anthology. Pada suatu malam, Tiffany yang saat itu berusia 22 tahun melihat seorang remaja 16 tahun bernama Taehyung hendak melompat dari atas sebuah jembatan. Tanpa pikir panjang, Tiffany segera menarik pemuda...