Seumur hidupnya Taehyung mudah sekali merasa senang, tapi belum pernah sekalipun ia merasakan hidupnya seindah ini, secerah ini, segembira ini.
"Berpeganganlah padaku." Taehyung mulai mengayuh pedal sepeda yang dipinjamnya dari salah satu rekan Tiffany di Seoul Dance Company. Tiffany yang tengah berdiri di bagian belakang sepeda kontan tersentak. Sebelum sempat terjatuh, ia mencengkeram erat pundak Taehyung.
Keduanya menyusuri jalanan dari asrama SDC hingga ke pinggiran Sungai Han. Tiffany sama sekali tak merasa ngeri dibonceng oleh Taehyung. Ia bahkan sempat menyenandungkan beberapa buah lagu dengan riang.
Di dekat Sungai Han terdapat belasan ekor burung dara yang tengah mencari makan. Taehyung membeli dua bungkus roti. Ia menyobek roti tersebut hingga menjadi remah-remah berukuran kecil lalu melemparkannya ke arah kerumunan burung dara tadi.
"Aku juga mau." Tiffany mengambil robekan roti dan ikut melemparkannya ke atas tanah. Segera saja keduanya dikerubuti oleh belasan burung dara.
Tiffany spontan bersembunyi di balik punggung Taehyung sambil memekik takut.
Taehyung tertawa. Bukannya melindungi kekasihnya, pemuda jahil itu malah berlari menjauh----membuat kerumunan burung dara tadi tersentak kaget dan berhambur terbang ke segala arah.
"KIM TAEHYUNG!!!" Tiffany berseru gemas melindungi wajahnya dari kepakan-kepakan sayap burung dara yang mengejutkan jantungnya.
Taehyung tertawa tergelak-gelak melihatnya. Tiffany cemberut. Ia berjongkok dan melipat lengannya seperti seorang anak kecil yang tengah merajuk.
"Aih aih.... Ada yang sedang marah rupanya." Taehyung menyeringai geli. Ia berkecak pinggang dari kejauhan. "Ayo, Fany. Aku akan membelikanmu es krim."
Tiffany menggelengkan kepalanya. Bibirnya masih tertekuk ketus.
"Aigoo...." Taehyung menggigit bibir geli. Ia berjalan menghampiri kekasihnya. "Masa segitu saja marah, hmmm?" Ia ikut berjongkok dan tersenyum menowel hidung mancung Tiffany.
Tapi Tiffany malah membuang muka.
"Wah, beneran marah nih?" Ejek Taehyung. "Ya sudah, aku beli es krim sendiri saja." Ia bangkit berdiri.
Tiffany diam menatap kepergian Taehyung ke sebuah kedai es krim. Sesekali pemuda tampan itu menoleh ke arahnya dan tersenyum-senyum melihat tingkahnya yang seperti anak TK. Taehyung tahu kalau Tiffany tidak benar-benar marah. Gadis itu hanya sedang merajuk----secara tak langsung tengah ingin dirayu oleh kekasihnya.
Taehyung kembali menghampiri Tiffany dengan membawa dua buah corong es krim di tangannya. Pemuda tampan itu berjongkok dan menyodorkan corong yang berisi es krim rasa Chocolate mint. "Tuan Puteri, mau kan menerima es krim dari hamba sebelum es krim ini mencair?"
"Rayuanmu norak." Ejek Tiffany. Tapi diterimanya juga es krim yang disodorkan oleh Taehyung padanya.
Keduanya duduk begitu saja di tengah-tengah jalan tanpa mempedulikan sepeda dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.
Sekonyong-konyong Tiffany merebahkan kepalanya di atas bahu Taehyung. "Kita duduk di sini sampai es krimnya habis, ya."
Taehyung mengangguk. Dengan sebelah tangan, ia mengelus-elus rambut Tiffany yang hitam panjang. Ia pun menyenderkan kepalanya ke kepala Tiffany sementara jari jemari mereka saling bertautan.
Cinta mereka memang naif. Tapi cinta tidak selamanya diwarnai oleh kebahagiaan. Baik Tiffany maupun Taehyung tak pernah menduga bahwa kebahagiaan yang mereka reguk sekarang ini mungkin takkan bertahan selamanya. Jauh di seberang sungai yang tengah mereka pandangi bersama, diam-diam bergelayut sebuah awam kelam.

KAMU SEDANG MEMBACA
In the Dance of the Fireflies (Vfany Edisi Terjemahan)
FanfictionIni adalah bagian terakhir dari Love Anthology. Pada suatu malam, Tiffany yang saat itu berusia 22 tahun melihat seorang remaja 16 tahun bernama Taehyung hendak melompat dari atas sebuah jembatan. Tanpa pikir panjang, Tiffany segera menarik pemuda...