Chapter 4

1K 166 15
                                    


4

Flashback

"Kau juga Kibum"

Kibum memutar bola matanya malas begitu Guru Bong –Guru kedisiplinan yang hobi sekali berkeliling mencari murid yang membolos, menyuruhnya ikut. Sial. Kenapa si Junho hobi sekali membuat ketenangannya hilang sih? Ini sudah kedua kalinya dalam seminggu ini, dan Kibum berjanji akan membuat pelajaran jika teman sekelasnya itu membawanya kembali kedalam masalah yang dibuat anak itu.

Dengan malas Kibum berjalan mengikuti Guru Bong, namun baru selangkah, ia menghentikan langkahnya. Anak itu membungkuk, mengambil sesuatu yang terinjak olehnya.

"Gantungan ponsel?" tanyanya. Alis anak itu menyatu ketika membaca sesuatu dari gantungan ponsel itu. Create your wish and you will get it. "Ah, milik si murid baru" katanya sebelum menyimpan gantungan ponsel itu kedalam saku celananya.

.

.

Kyuhyun tertawa remeh pada sosok teman sebangkunya itu. Anak itu berkacak pinggang. "Apa maumu, Kim?" tanyanya setelah tawa remehnya ia hentikan.

"Kalau kau mau main-main, kurasa ini bukan waktunya" Kyuhyun kembali berucap, menatap kesal pada Kibum yang duduk tenang disalah satu kursi di cafe tempatnya bekerja setelah membuat pria menyebalkan itu bisa pergi tanpa memberikan sepeser uangpun padanya. Kyuhyun heran, bagaimana ada orang setenang Kibum. "Kau bisa melakukannya disekolah tapi bukan ditempat kerjaku" lanjutnya dengan kesal disambut kerutan didahi Kibum. Kyuhyun salah sangka sepertinya.

"Aku tak suka disamakan dengan Junho, asal kau tahu"

Kyuhyun memutar bola matanya malas, "Ya, kau melakukannya diluar sekolah. Tentu saja berbeda"

Kibum memutar bola matanya, "Aku hanya mau menolongmu"

"Kau tak menolongku!" Kyuhyun berdiri dengan gerakan kasar. Namun ketika beberapa pengunjung menoleh padanya, anak itu segera mendudukan dirinya kembali dengan bibir berdecak. "Kau membuat Ahjussi menyebalkan itu pergi tanpa membayar, Kim!"

"Sudah kubilang aku yang akan membayar semuanya"

"Itulah, itulah yang membuatmu lebih dari Junho. Kau bahkan menawarkan uang milikmu, untuk membeli harga diriku?"

"Kau salah paham, kurasa, Cho" Kibum mencondongkan tubuhnya kedepan –begitu kalimat terakhir Kyuhyun terucap, memerangkap sepasang manik caramel Kyuhyun dengan manik hitamnya. "Aku hanya ingin menolongmu. Pria itu mabuk. Bagaimanapun kau mengoceh padanya, dia tak akan membayar apapun padamu"

Eh?

"A—atas dasar apa?" Kyuhyun mengernyit, penasaran dengan alasan Kibum.

Eh? Kibum tersentak dengan pertanyaan itu. Benar, atas dasar apa dia menolong Kyuhyun? Dia kan bukan tipe anak yang peduli dengan orang lain? Ia bahkan tak berhubungan baik dengan teman-teman sekelasnya di tahun kedua mereka sekelas. Baiklah, maksudnya, Kibum terlalu menutup diri pada teman-teman sekelasnya. Ia lebih suka melakukannya sendiri, apapun itu. Ia tak suka orang lain ikut campur dengan pekerjaannya. Karena apapun yang dilakukan mereka, semua itu terlihat sebagai sandiwara baginya. Yang mereka lakukan itu, mendekatinya, bersikap baik padanya, itu karena dia putra tunggal keluarga Kim.

"Iseng?"

Kyuhyun yang sudah terlalu antusias itu benar-benar merasa dipermainkan. Setelah mendengus dengan suara keras, ditambah meniup keras poninya, anak itu menyandarkan tubuhnya kembali ke kursi. Jawaban apa itu?

Someone Like Me (Your Eyes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang