Chapter 5

1.1K 178 109
                                    

5

Kibum tak tahu mengapa dirinya mengikuti anak berkulit pucat itu –meski dengan alasan mengerjakan tugas. Well, dirinya memang tak pernah suka bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya. Ia tipe anak yang lebih suka mengerjakan tugas apapun seorang diri. Ia tak butuh orang lain. Tapi entah mengapa tadi dia menerima saja ketika Guru Jung mengusulkan untuk mengerjakan tugas –yang sebenarnya ia bisa mengerjakannya sendiri seperti biasanya, bersama teman sebangkunya. Dan anehnya ia malah mengusulkan mengerjakan tugas bersama pada anak berkulit pucat hari ini.

"Apa tak apa?"

Kibum menoleh pada si pucat. Tak paham dengan pertanyaan yang diajukan si pucat.

"Pergi bersamaku. Apa tak apa?" ulang si pucat.

"Memangnya kenapa?" Kibum balik bertanya dengan wajah datar membuat si pucat memejamkan matanya sekedar menahan kesal. Ini memang bukan pertama kalinya dia berinteraksi dengan si stoic, dan entah mengapa itu benar-benar menyebalkan. Si stoic yang adalah teman sekelasnya dengan peringkat pertama paralel di SM High School –ia mendengar desas-desusnya tadi saat Kibum menerima usulan Guru Jung untuk sekelompok dengannya, itu benar-benar menguji kesabarannya.

"Kita berbeda" mencoba menjelaskan meski jengkel, si pucat mengeluarkan kata dengan nada dingin –mencoba menyamai kalimat datar si stoic Kibum. Si pucat tertawa mencemooh ucapannya sendiri. Anak itu menggelengkan kepalanya prihatin. "Uang benar-benar berkuasa" katanya.

"Benar. Uang benar-benar berkuasa" si Stoic menimpali dengan datar. "Cho Kyuhyun?" katanya sambil melirik name tag yang terpasang di seragam Kyuhyun. "Kita belum berkenalan"

Si pucat, Cho Kyuhyun, menatap pemuda stoic disampingnya dengan mata memicing.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku Kibum. Kim Kibum"

Deg

Kibum membatu ditempatnya dengan tangan terulur pada Kyuhyun. Seumur hidupnya ini kali pertamanya dia melakukan perkenalan pada orang lain. Entah mengapa dia melakukan ini. Dia hanya—ingin melakukannya. Tanpa tujuan apapun. Dia hanya—ingin mencari tahu mengapa kerja jantungnya selalu berlebihan jika berada didekat si pucat.

Tap

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun" Kyuhyun menjabat tangan Kibum. Tak ada senyum dalam perkenalan itu, hanya tatapan dalam satu sama lain –yang entah apa artinya, juga debaran jantung yang menggila dari keduanya, yang berakhir dengan dengan tarikan dari Kibum membawa Kyuhyun berjongkok disampingnya, bersembunyi dibalik semak.

Kyuhyun tak bertanya, matanya mengikuti arah pandang Kibum dan dia langsung menemukan alasan Kibum menariknya untuk bersembunyi. Tak jauh darinya, beberapa orang berpakaian formal yang Kyuhyun yakin seorang bodyguard berlari kesana kemari.

"Kau kabur?" tanyanya sarkatis. Mata bulat dengan manik sewarna lelehan cokelat itu menatap tajam manik hitam Kibum yang berjongkok disampingnya.

"Kau pikir mereka akan membiarkanku pergi denganmu?" Kibum balik bertanya, balik menatap tajam manik cokelat Kyuhyun. Ada nada mencemooh yang didengar Kyuhyun.

"Ah sialan. Kenapa Jung Ssaem membuatku sekelompok dengan anak menyebalkan ini?" decaknya kesal. Ah, sepertinya Kyuhyun melupakan dirinya yang juga menyebalkan.

"Kajja. Kita harus menyelesaikan ini sebelum malam"

Kyuhyun mendengus, berjalan menjauhi Kibum dengan langkah lebar. Kibum sendiri menghela nafas, entah mengapa ia merasa jengkel dengan sikap kekanakan si pucat. Memangnya dia mau apa sekelompok sama si pucat? Kan Jung Songsaengnim yang memasangkan mereka. Dan—dia tak menolak.

Someone Like Me (Your Eyes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang