10

521 50 6
                                    

SANA P.O.V.

Aku mengecek kembali penampilanku sambil menunggu aba-aba dari staff. aku menatap mataku keluar jendela mobil yang membawaku kelokasi syutingku. rasanya sepi sekali harus pergi tanpa member twice. mungkin karena kami memang lebih sering menghabiskan waktu bersama jadi rasanya ada yang kurang jika tidak ada mereka.

kuperhatikan mataku yang akhir-akhir ini tampak lebih baik. jika dulu mataku selalu bengkak setiap bangun tidur tapi akhir-akhir ini sudah mulai berkurang. setidaknya aku tidak perlu lagi mendengar ceramah dari para stylish kami.

padahal setiap malam aku selalu berdoa untuk tidur dengan tenang tapi pasti saja mimpi itu menggangguku. bahkan melihat mereka bersama dalam mimpiku sudah berhasil membuatku menangis tanpa sadar. 

mimpi buruk sialan!.

"Sana.."

aku menoleh saat melihat pintu mobil yang kutumpangi terbuka dan menampilkan kakak lucknutku. untuk informasi kalian. entah takdir apa yang membuatku harus terjebak dalam acara yang sama dengan kakak lucknutku lagi.

aku bergeser sedikit lalu mempersilahkannya masuk dan duduk disampingku. tentu saja kami tidak boleh sembarangan disini. tidak ada yang tau kami saudara selain PD-nim dan member twice serta Got7.jika tidak, yang ada kami malah tertimpa skandal. bukankah menjijikan jika aku dan dia terkena deting scandal?. membayangkannya saja membuatku mual.

"kenapa?" tanyaku to the point.

"emang salah kalo gue nyamperin adek gue?" balas jinyoung sambil merentangkan tangannya tanda agar aku memeluknya.

aku menghela nafas lalu menenggelamkan diriku dalam pelukan jinyoung. mungkin memang ini yang kubutuhkan saat ini. dia selalu memelukku dan itu membuatku merasa bahwa semua akan baik-baik saja.

"gak usah terlalu difikirin. gue sedih liat lo sedih gini terus.." jinyoung mengelus kepalaku lembut.

aku menahan air mataku sambil memposisikan diriku senyaman mungkin dalam pelukan Jinyoung.  aku memang berkata akan merelakannya. tapi dengan bodohnya hatiku masih saja menaruh namanya diatas serpihan hatiku.

'semakin kuat kamu mencoba untuk melupakan maka kenangan itu akan terus berputar di kepalamu'

mungkin kata-kata itu yang menggambarkan diriku saat ini. aku mencoba sekeras tenaga untuk melupakan segalanya. mencoba bersikap seakan tidak ada yang pernah terjadi diantara kami. mengubur atau jika bisa aku ingin memusnahkan perasaan yang tidak bersalah ini dari dalam diriku.

perasaan ini memang tidak bersalah. tapi aku yang bersalah karena terlalu bodoh membiarkann diriku memberikan perasaan ini pada orang yang tidak seharusnya.

aku sedikit mendongak menatap jinyoung yang masih mengelus-elus bahkan sesekali mengecup puncak kepalaku. sejujurnya aku merasa bersalah padanya. pasti dia yang paling merasa tidak enak karena bermasalah dengan salah satu membernya. dan itu semua karena aku. si bodoh minatozaki sana.

"awas rambut gue berantakan" ujarku lalu terkekeh dan menjauhkan diriku dari pelukan jinyoung.

jinyoung terseyum kecil namun matanya masih jelas menatapku khawatir. terkadang aku merasa bersyukur memiliki kakak sepertinya. aku menggenggam tangannya.

"kak.. lo percaya kan sama gue?" tanyaku.

jinyoung menggangguk sebagai jawaban.

"gue janji bakal baik-baik aja tapi please jangan marahan sama kak mark ya. ini bukan salah dia kok. gue aja yang terlalu bodoh.."

jinyoung langsung menarik tanganya lalu menatapku tidak percaya. 

kuletakkan tanganku didepan bibirnya sebelum ia sempat berkomentar sedikitpun.

US?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang