6

574 54 22
                                    

Author P.O.V.

  "Jadi lo mau ikut baik-baik atau gue paksa, Sana Tuan?"  

sana menoleh perlahan kearah sosok yang baru saja memanggilnya dengan marga berbeda itu. laki-laki yang paling dihindarinya dan juga laki-laki yang sudah menjadi mimpi buruk baginya.

laki-laki yang seharusnya tidak memanggilnya dengan marga laki-laki tersebut setelah semua yang terjadi diantara mereka.

MARK TUAN.

laki-laki itu sedang berdiri di samping meja Sana dan Daniel dengan sebelah tangan yang dimasukkan pada kantung celananya dan matanya yang menatap sana mengintimidasi gadis kelahiran osaka itu.

Daniel yang melihat sana yang sedikit ketakutan langsung berdiri dan menarik sana untuk bersembunyi dibelakangnya. 

"Niel.." ucap sana yang sedikit terkejut dengan perubahan laki-laki yang bersamanya itu. terutama saat melihat tatapan daniel yang berubah drastis dari biasanya. 

seekor anak anjing sekarang berubah menjadi serigala. 

Daniel berbalik lalu mengusap rambut sana lembut. ia kembali memasang senyum manisnya dihadapan gadis pujaanya itu. berharap gadis itu bisa sedikit tenang dengan kehadirannya.

"Maaf gue ikut campur. tapi sana tadi kesini sama gue, jadi lo gak bisa bawa dia gitu aja.." ujar daniel dengan nada ramahnya walaupun tatapannya tidak mencerminkan demikian.

"Sana kesini sekarang atau gue bener-bener pake cara kasar buat ikut sama gue" ucap mark yang sama sekali tidak menghiraukan daniel. ia hanya memusatkan perhatiannya pada gadis yang ada di belakang laki-laki berbahu lebar itu.

beruntunglah cafe itu sedang sepi sehingga tidak banyak orang yang menaruh perhatian pada mereka. dan bersyukurlah karena sana selalu memilih tempat di sudut ruangan yang jarang mendapat perhatian orang lain namun menyuguhkan pemandangan indah diluar cafe dari kaca besarnya.

dengan tubuh gemetar perlahan sana mulai bergerak keluar dari balik tubuh daniel namun center wanna one itu menahannya untuk tetap berada di belakangnya dengan merentangkan tangannya di depan gadis itu.

"sorry tapi gue gak bakal biarin lo bawa sana gitu aja" daniel menatap dingin pada mark yang sejak tadi tidak menghiraukan kehadirannya.

"Sana Tuan, gue itung nyampe 3. ikut sama gue atau gue pake cara gue sendiri.." ancam mark.

sana yang khawatir akan kenekatan seorang mark tuan melirik daniel yang masih setia merentangkan tangannya di depan gadis itu. ia tersenyum kecil melihat hal itu. hal itu membuatnya merasa aman walaupun ancaman mark tidak dapat dia remehkan. 

'aku tidak boleh menyeret daniel dalam masalahku' batin sana.

sana perlahan mengusap tangan daniel membuat daniel menatap heran kearahnya. sana memasang senyum manisnya yang disisi lain menyulut api cemburu dari Mark Tuan. 

sana menarik nafas lalu menghembuskannya. ia menurunkan tangan yang ada di hadapannya perlahan lalu berjalan kedepan Mark.

daniel terkejut dengan gadis osaka itu. dia berfikir sana akan terus bersembunyi dibelakangnya dan membiarkannya melindungi gadis itu. namun yang ada dihadapannya sekarang berbeda. gadis itu maju dengan langkah yang terlihat gemetar. gadis itu terus maju menahan ketakutannya padahal gadis itu seharusnya hanya perlu bersembunyi dibelakangnya sekarang.

mark tersenyum penuh kemenangan melihat sana yang menurut padanya sedangkan daniel kembali menarik sana untuk tetap berada di dekatnya. digenggamnya tangan sana yang sedikit gemetar dan dingin. dilingkupinya tangan mungil sana dengan tangan besar miliknya dan disalurkannya kehangatan melalui tautan tangan itu.

US?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang