13

244 41 7
                                    

Sana P.O.V.

angin malam menerbangkan helaian rambutku yang sudah tidak tertutup hoddie lagi. aku mengayunkan diriku di ayunan sambil menikmati suasana sunyi malam itu. sunyi tapi bukan berarti aku sendiri. daniel menunggu kejelasan dari semua ketidakjelasanku.

kami berdua tidak berbicara sama sekali. aku yang bingung memulai pembicaraan sedangkan daniel menungguku hingga aku siap menceritakan semuanya. kami memang mencari tempat yang sedikit sepi karena takut jika ada dispact yang malah salah menanggapi hubungan kami. tapi siapa sangka, tempat sepi ini malah menciptakan suasana hening diantara kami.

aku benar-benar kalah. semua tembok yang ku bangun rubuh karena daniel. orang yang tidak pernah ku kira dapat memberikan efek besar padaku. 

"Niel.. menurut lo, gue itu gimana?" tanyaku sambil menghentikan ayunan ku.

daniel menatap heran namun seketika wajahnya langsung memerah.

"lo..gimana ya.." daniel nampak berfikir namun wajahnya semakin memerah " lo cantik, baik, unik, tapi lemotnya gak karuan.."

aku tersenyum kecil mendengar jawabannya. ya, semuanya terlalu baik untukku. yang cocok padaku hanya deskripsi terakhirnya. sisanya dia terlalu melebih-lebihkannya.

"gue gak kayak gitu niel. gue cuma cewek bego yang bisa-bisanya di bodohin sama sahabat dan cowoknya sendiri..." aku menarik nafasku sejenak.

"dunia itu gak adil bagi gue. gue baru aja nemuin seseorang yang bener-bener gue cintai dan ngebuat gue ngerasa dicintai. gue juga baru balikan sama papa gue. tapi semuanya di ambil dari gue gitu aja. papa meninggal dan mark ninggalin gue. gue kehilangan semuanya. gue kehilangan kebahagiaan yang baru aja gue dapetin.." 

aku melirik daniel yang hanya fokus pada ceritaku tanpa membuka suaranya.

"mungkin ini hukuman tuhan buat gue. gue pernah gak mau maafin papa yang sayang banget sama gue. mungkin karena itu tuhan hukum gue. mungkin suatu hari nanti gue juga bakal kehilangan lagi. jadi gue fikir mungkin dengan gue maafin kak mark sama eunha gue bakal nebus dosa-dosa gue dan gue gak bakal kehilangan lagi. gue nyoba untuk maafin mereka. gue malah nyalahin diri gue sendiri biar gue lebih gampang maafin mereka. gue ngubur semua rasa kecewa gue sama mereka. tapi lo malah dateng dan buka kuburan itu. gue udah bangun dinding setebel mungkin biar gak ada yang bisa masuk bahkan jungkook sekalipun tapi ternyata bukan jungkook yang masuk. elo yang ngehancurin dinding itu niel.." 

aku mendongakkan kepalaku memandangi langit malam. bulan bersinar dan bintang bertaburan cantik. air mataku rasanya sudah mulai mengering karena terlalu sering menangis.

"gue emang bukan malaikat niel. tapi gue takut kalo gue gak maafin mereka gue bakal kehilangan lagi. gimana kalo selanjutnya gue kehilangan mama, papi, jinyoung, jungkook, atau twice. gue gak mau niel. gue gak bisa kehilangan lagi.."

aku takut dan aku bersembunyi. membuat dinding dan menenggelamkan diriku dalam rasa sakitku sendiri agar aku tidak kehilangan lagi. aku sudah kehilangan papa yang bahkan baru saja bisa berbaikan denganku. aku kehilangan mark yang sangat ku cintai. aku kehilangan eunha yang merupakan adik kesayanganku. aku sudah kehilangan banyak. aku tidak sanggup kalo harus kehilangan lagi. 

"tapi dalam diri gue, gue sadar kalo gue gak bisa berhenti marah sama mereka. gue gak tau gimana cara maafin mereka. apa yang harus gue lakuin niel?" 

aku menghela nafas pasrah. semua sudah kucoba untuk memaafkan mereka tapi rasa sakit ini masih saja tidak menghilang. aku masih tidak dapat melepaskan mark dan malah menambah kemarahanku pada mereka.

aku terkejut saat merasakan sesuatu yang hangat melingkupi tanganku. aku menunduk menatap daniel yang berjongkok dihadapanku sambil menggenggam tanganku.

US?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang