Sana P.O.V.
"Aw.." rintihku saat merasakan benda hangat menyentuh pipiku.
aku mendongak menatap orang yang memasang cengirannya sambil menyodorkkan sebuah minuman kaleng padaku.
aku segera menunduk dan menghapus air mataku lalu kembali memasang senyumanku saat menyadari siapa orang itu. walaupun aku tidak terlalu mengenalnya tapi aku tau siapa dia.
kenapa harus ada dia disaat-saat seperti ini?!.
ah.. rasanya aku benar-benar ingin berperang dengan dewi fortuna sekarang!.
siapapun.. tolong bawa aku pergi dari sini sekarang!!!.
-
-
-
"minum dulu gih biar perasaannya enakan.." ujar orang itu sambil menyodorkan minuman yang tadi di tempelkannya pada pipiku.
dengan ragu aku mengambil minuman itu lalu mulai membuka tutup minuman kaleng itu.
teh hangat.
dia benar, minuman ini membuatku merasa lebih tenang.
"kok lo disini?" tanyaku.
laki-laki itu memasang senyumnya lalu mengendikkan bahunya.
kami berdua sama-sama terdiam. aku hanya memandangi langit yang penuh dengan taburan bintang sedangkan dia, entahlah aku juga tidak tertarik dengan apa yang sedang dilakukan laki-laki itu. bulannya cantik dan juga bintang-bintang yang bertaburan itu. andai saja ada mark disini. pasti semuanya akan lebih sempurna.
kenapa aku malah memikirkan mark lagi?!.
berhentilah memikirkan orang itu Sana bodoh!.
"sorry.." ujar laki-laki itu memecahkan keheningan diantara kami.
aku menatap laki-laki itu bingung.
"Waktu itu gue gak sengaja nabrak lo..".
aku memutar otakku sekeras mungkin untuk mencari memori tentang tabrakan tapi tak ada satupun memori yang kutemukan. ini pasti gara-gara jinyoung yang sering menjitak kepalaku hingga otakku jadi lemot begini. awas saja kakak lucknutku itu!.
"kapan ya?" tanyaku sambil terkekeh pelan.
kamu bahkan terlihat semakin bodoh sekarang, Minatozaki Sana!.
laki-laki itu tertawa melihat tingkahku. mungkin lebih tepatnya ia sedang menertawai kebodohanku.
"bener ternyata kata daehwi. lo gak bakal inget. waktu itu gue gak sengaja nabrak lo nyampe jatoh, gue lagi dikejar-kejar jadi gue gak sempet minta maaf sama nolong lo.." laki-laki itu ambil tertawa memegangi perutnya.
AKU BENAR-BENAR TIDAK MENGINGAT KEJADIAN ITU!. KAPAN ITU SEBENARNYA?!.
aku menundukkan wajahku menutupi rona merah yang terlihat jelas pada pipiku.
laki-laki itu tiba-tiba terdiam.
"eh sorry, gue gak sopan banget ya jadi junior. sorry ya.." paniknya sambil berjongkok dihadapanku.
aku menahan tawaku saat melihat wajah paniknya.
Lucu dan menggemaskan!.
dua kata itulah yang melintas pada kepalaku saat melihatnya. kurasa aku sudah salah menilainya. kukira dia sosok laki-laki dingin dan manly. melihatnya seperti ini membuatku berpikir dia lebih mirip dengan sosok anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
US?
Fanfiction#season 2 dari cerita May I?.# "gue sakit kak.. tapi gue mau lo bahagia walaupun kebahagiaan lo itu bukan gue" . . "apa gue gak punya kesempatan?" . . "Maaf, harusnya gue sadar diri.." . . "kenapa harus dia?!" . . "Lo gak perlu sedih.. banyak ya...