Sana P.O.V.
Aku menatap sebuket bunga dan orang yang memberikannya bergantian.
Dalam kepalaku terus bertanya apa maksudnya orang itu datang tiba-tiba memanggilku dan memberiku sebuket bunga?.
"Sana, maafin gue.." ujar orang yang bediri dihadapanku sambil meraih sebelah tanganku.
Aku hanya memandang kosong kearah orang itu.
Semudah itu?.
Semudah itu dia meminta maaf setelah semua yang dia lakukan?.
Setelah semua rasa sakit yang dia berikan padaku dan dengan mudahnya dia meminta maaf padaku?.
"Gue tau gue salah udah nyakitin lo tapi gue gak ada maksud sedikitpun buat nyakitin lo. Please maafin gue.." Orang itu menarikku mendekat lalu memelukku erat seakan ia takut kehilanganku.
Sekeras mungkin aku berusaha untuk tidak menahan pelukannya namun logikaku lagi-lagi dikalahkan saat kehangatan tubuh yang kurindukan itu melingkupiku. Bahkan wangi feromon bercampur parfum itu masih sama seperti sebelum dia meninggalkanku.
"Maafin gue. Gue gak mau kehilangan lo.." lirihnya.
Tanganku bergerak membalas pelukan orang itu. Bahkan membalasnya lebih erat.
Aku sakit namun aku merindukannya. Rasanya rindu ini meluap-luap saat ia memelukku.
Air mataku mengalir menuruni pipiku.
"Kenapa lo tega kak?. Lo nyakitin gue. Lo ninggalin gue kak mark.. " aku melepaskan diri dari pelukan mark.
"Gue gak bermaksud nyakitin lo sedikitpun. Please maafin gue.." mohon mark lagi.
Ia mengusap pipiku, menyeka bekas air mataku.
Semua rasa sakit dan kekecewaanku terasa menguap saat melihat pelakuan manisnya padaku.
Mungkin memang sejak awal begini akhirnya. Bukankah aku sudah menebak hal ini sejak awal.
Aku yang bodoh.
"Gue maafin lo" putusku lalu berusaha tersenyum semanis mungkin.
Wajah mark langsung cerah setelah mendengar perkataanku. Ia langsung memelukku erat.
"Makasih sana. Gue tau lo emang cewek paling baik. Gue bersyukur orang itu elo..." ujar mark.
Aku berusaha mendorong mark pelan untuk melepaskan pekukannya.
"Gue bersyukur karena lo gue bisa dapetin eunha. Tanpa lo gue gak bakal bisa ngerasa seberuntung ini.." ujar mark.
Ya, aku tau mereka sudah bahagia.
Aku tau aku hanya sebuah batu loncatan baginya.
"Gue juga bersyukur orang itu elo kak. Semoga lo bahagia.."
Ya, semoga kamu bahagia. Walau aku harus lagi-lagi menelan pil pahit ini.
"Kak Mark.." sebuah suara lembut memanggil mark.
Tanpa berfikir dua kali mark langsung berbalik dan menghampiri gadis yang memanggilnya.
Kuamati punggung yang semakin menjauh itu. Dulu punggung itu salah satu tempat bersandar ternyaman untukku namun sekarang sudah menjadi milik orang lain.
"Semoga lo bahagia.."
Aku mengerjapkan mataku lalu menghapus air mata yang lagi-lagi mengalir dalam tidurku.
Kurasakan seseorang menarikku masuk kedalam pelukannya.
"Mimpi buruk lagi?" Tanya jinyoung dengan suara serak khas bangun tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
US?
Fanfiction#season 2 dari cerita May I?.# "gue sakit kak.. tapi gue mau lo bahagia walaupun kebahagiaan lo itu bukan gue" . . "apa gue gak punya kesempatan?" . . "Maaf, harusnya gue sadar diri.." . . "kenapa harus dia?!" . . "Lo gak perlu sedih.. banyak ya...