EXTRA : Are You Okay?

5K 500 43
                                    

"'Allo, New Yorkers! Morning is arise and welcome to yours radio WABC!--"

Suara radio menemani kesunyian pagi hari di dapur apartement kalangan middle class ukuran sedang yang sangat sederhana di salah satu sudut kota New York.

"We've got loads of news and events for y'all prolly might interest--"

Seorang lelaki dengan celana piyama biru satin yang menggantung hingga ke lutut dan kaos putih bergambar patung liberty di bagian depan berjalan kesana-kemari di dapur apartemen sederhananya--mengambil dua mangkuk, satu kardus besar sereal dan satu botol besar susu.

"--but first hear out nostalgic song by Oasis <Live Forever>."

Lirik lagu band tahun 90-an bergulir keluar dari bibirnya, mengikuti alunan musik yang menjadi teman lelaki bermata rubah menyiapkan sarapan pagi ini.

Saat lagu tersebut selesai dan berganti menjadi suara penyiar radio itu, si pemilik mata rubah berjalan menghampiri kamar yang terletak di sebelah kamarnya--membuka pintu tersebut dan membangunkan anak lelaki yang masih tertidur di bawah selimut tipis kesukaannya.

"Chan, baby. Wake up, it's already 7 i don't want you to be late for school nor I want to take you there by myself." Wonwoo menyibakkan selimut tersebut dan menepuk pipi gembul puteranya yang masih tertidur pulas. "Little pie, wake up now. Baby." dan ia memberikan ciuman kecil di seluruh wajah Kim Chan hingga anak tersebut terbangun dengan suara mengerang, lalu menggelayut manja di lengan sang mommy.

"Dad, can I skip class for once? I don't feel like it."

Jeon Wonwoo tertawa mendengar suara rengekan puteranya yang meskipun sudah berumur 12 tahun tetapi masih manja dan hobi merengek.

"Please, I miss tagging you along to the office." Chan masih merengek meskipun Wonwoo sudah beranjak berdiri dan berjalan menjauh menuju pintu, dan menatapnya dengan gelengan kepala.

"Tidak, Chan." ia menyahut dengan bahasa Korea yang hanya ia gunakan untuk berbicara dengan puteranya atau menghubungi keluarganya. "Kamu ingat kan kalau malas hukumannya apa?"

Chan mencebik menatap sang Mommy dan mengangguk. "Tidak ada figurine Marvel untuk ulang tahunku. I know, I know." dan ia langsung beranjak berdiri, berjalan mengekori Jeon Wonwoo ke arah dapur dan duduk di kursi makan masih dengan wajah tertekuk.

Mereka sarapan dalam diam dengan alunan penyiar radio berbicara tentang event seni yang akan berlangsung di New York minggu ini dan event musik serta sosial lainnya mengingat musim semi sudah semakin dekat.

Chan memperhatikan mommynya yang sedang sibuk mengetik di smartphone dan memperhatikan kalender yang tergantung di dekat kulkas, sebuah lingkaran merah menandai tanggal 13 Februari-lima hari dari sekarang.

Ia tahu tanggal tersebut sangat berarti bagi Mommy.

Tumbuh besar di panti asuhan membuatnya berpikiran dewasa, menjadi anak angkat dan diasuh oleh orang tua yang tidak biasa karena keduanya merupakan laki-laki membuatnya lebih berpikiran terbuka dan menerima perbedaan.

Sekarang Chan berumur 12 tahun dan setelah mengetahui alasan perpisahan sementara kedua orang tuanya, ia berusaha bijaksana dan tegar.

Meskipun awalnya, ia sangat marah dengan sang Papi yang ternyata tidak sebaik yang dirinya kira karena menyakiti hati Daddy namun ia ingat, suatu hari Jeon Wonwoo--lelaki yang ia panggil Daddy dan sangat ia sayangi datang ke kamarnya, dan memintanya untuk tidak marah dengan Papi, memberikan alasan yang sulit untuk ia cerna tetapi melihat wajah Daddy yang seperti merindukan Papi, ia mengiyakan dan kembali berhubungan dengan sang Papi di Korea.

[✓] The Two of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang