Uneasy

4.9K 666 66
                                    

Jeon Wonwoo melangkah memasuki ruang kerjanya di lantai 2 setelah hadir dalam meeting yang memakan waktu hingga 4 jam, mendapati seorang lelaki dengan rambut highlight cokelat muda yang ditata sangat rapih duduk di sofa panjang abu-abu sambil tersenyum menatapnya.

Kehadiran lelaki dengan wangi parfum mahal tersebut tidak membuatnya kaget karena sudah lebih dari sebulan mereka sering bertemu di ruang kerjanya, membicarakan kehidupan mereka selama tidak bertemu. Meskipun, terkadang mereka bertemu di restauran kecil yang berada di samping galeri seni tempatnya bekerja.

"Maaf kau harus menunggu cukup lama." ujar Wonwoo sambil meletakkan berkas yang ia bawa ke tempat meeting di atas tumpukan berkas lainnya.

Aktor Moon, yang duduk dengan gagahnya di sofa tersebut membalas permintaan maaf Wonwoo dengan senyuman. "Tidak, aku baru tiba 15 menit yang lalu."

"Itu lama sekali, Junhui. Kau tidak pernah berubah ya selalu menunggu lebih lama daripada waktu janjian." gerutu Wonwoo, mendudukan bokongnya di sofa seberang Moon Junhui yang tidak melepaskan pandangan dari kurator museum tersebut.

"Old habit never dies, Jeon." gurau aktor yang memohon kepada manajernya untuk meluangkan 1 jam jadwalnya di siang hari agar dapat menemui Wonwoo.

Wonwoo mendengus mendengar kata-kata tersebut. Mantan pacarnya ini memang pintar sekali berbicara yang sering membuatnya geleng-geleng kepala karena terlalu absurd untuk dipahami.

"Hari ini tidak ada jadwal atau kau sudah tidak laku lagi? Sering sekali menemuiku." tanya Wonwoo kepada Aktor Moon dengan kening berkerut.

"Aku masih laku, nanti malam jam 10 drama baruku akan tayang di Channel 3." sahut Junhui.

"Dan kau tidak menghadiri acara konfrensi pers untuk drama barumu? Wah, kau bisa mendapatkan hujatan dari netizen." lanjut Wonwoo sambil menunjukkan artikel konfrensi pers yang baru ia temukan di halaman utama naver. "Oh, ada kau."

"Tok tok, maaf menganggu." sela Soonyoung, salah satu kurator di galeri ini yang tiba-tiba masuk ke dalam kantor Wonwoo.

Lelaki bermata rubah tersebut memutar kepala menatap Soonyoung yang berdiri kaku di ambang pintu dengan membawa beberapa amplop cokelat. "Oh surat dari kementerian sudah keluar? Terima kasih, Soonyoung tolong letakkan di atas mejaku." sahut Wonwoo tanpa sedikit pun berdiri dari sofa.

"Tentu, Mister Jeon."

Junhui memprhatikan lelaki dengan pipi sedikit tembam dari sudut matanya.

"Oh, kau yang hadir di acara ulang tahun Sutradara Na?" tanya Junhui merasa tidak asing dengan Soonyoung yang saat ini memperhatikannya dengan penuh minat.

Soonyoung menganggukan kepala. "Benar, saya mengenal beliau dari acara amal galeri kami." sahutnya, melirik ke arah Wonwoo yang terlihat sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. "Kau mengenal Jeon Wonwoo? Sering sekali melihatmu dengannya." lanjut Soonyoung.

Wonwoo yang mendengar perkataan Soonyoung langsung menoleh ke arah si pipi tembam dan memberikan tatapan mendelik. "Dia tema--"

"Wonwoo mantan pacarku,." sela Junhui dengan suara tawa yang khas. "Bercanda. Dia teman lamaku. Aku harus menjaga image, kan?" lanjutnya sambil mengedipkan sebelah mata kearah Wonwoo yang hampir memukulnya.

"Jeon kau harus berhati-hati, jangan sampai dispatch menangkap kalian berdua dan kau kan--"

"Soonyoung, aku ada tamu oke? Kalau kau ingin beramah-tamah dengan Junhui akan kuatur jadwal untuk kalian." potongnya dengan tidak sabar. "Sorry, dia penggemarmu." lanjutnya saat Soonyoung melenggang keluar dari ruangannya sambil mencebik.

[✓] The Two of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang