Wonwoo menarik koper besar warna hitamnya dengan kasar, mengekor di belakang Mingyu yang melangkah dengan cukup cepat sambil membawa koper yang lain dan satu tas ransel menuju mobil sedan berwarna silver yang sudah terparkir dengan rapih di depan pintu keluar bandara.
Seorang laki-laki usia setengah baya menyapa Mingyu dengan bahasa asing yang tidak dia ketahui sama sekali, salahkan dirinya yang terlalu malas untuk belajar bahasa asing selain bahasa inggris--Mingyu memberikan isyarat kepada Wonwoo untuk meletakkan barang bawaan mereka di bagasi belakang.
"Kau sajalah," ujarnya dengan nada kesal karena perjalanan udara 20 jam dari Seoul dengan keadaannya yang memang selalu sulit tidur membuat dirinya menjadi lebih lelah dua kali lipat.
"Jangan manja, cepat masukkan ke bagasi."
"Kenapa tidak supir itu saja, sih?"
Mingyu memelototinya, "Dia bukan supir, dia teman ayahku. Tidak tahu sopan santun." tegurnya sambil melemparkan tas ransel dengan kasar ke dalam bagasi dan menatap Wonwoo tajam sebagai isyarat cepat masukkan kopernya.
Lelaki dengan mata mirip rubah tersebut memberengut sambil meletakkan kedua koper mereka ke dalam bagasi sedan yang sempit.
Setelah itu Mingyu menyuruhnya untuk duduk di kursi penumpang belakang, sedangkan dirinya disebelah supir yang katanya dia-teman-ayahku.
Yeah.
Terserahlah.
Wonwoo duduk di kursinya masih dengan wajah memberengut dan kerutan-kerutan muncul di dahinya. Dia benar-benar kesal setengah mati dengan seluruh kejadian ini, semua berawal dari Mingyu yang baru memberitahu kalau dia membatalkan acara bulan madu mereka ke Reykjavik sehari sebelum keberangkatan dan memilih untuk pergi ke Ibiza--padahal sudah tahu Wonwoo tidak menyukai pantai, dan pertengkaran mereka berlanjut di bandara Incheon saat mereka hampir telat karena Mingyu yang lupa meletakkan boarding pass tetapi menyalahkan Wonwoo karena "Won, kan aku sudah bilang untuk ditaruh di saku depan ransel.".
Perjalanan dari bandara lokal Ibiza ke resort tempat meningap mereka hanya memakan waktu 10 menit tetapi Wonwoo rasanya seperti satu jam berada di dalam mobil sedan yang pendingin udaranya tidak menyala hingga dia bermandikan keringat dan membuat moodnya tambah buruk.
Saat Wonwoo hendak mengeluarkan koper dari dalam bagasi ketika sudah sampai di depan resort tempat menginap mereka, Mingyu melarangnya dan mengeluarkan sendiri barang-barang mereka dari dalam bagasi.
Setelah mengucapkan terima kasih dan memperkenalkan Wonwoo dengan singkat, lelaki jangkung tersebut langsung menarik tangan Wonwoo agar mengikutinya masuk ke dalam area resort menuju kamar tempat mereka menginap yang ternyata letaknya tepat di depan pantai yang indah dengan hamparan air laut yang berwarna biru jernih seperti langit pada hari ini.
"Dia teman ayahku, nama Jose. Dia baik sekali mau mengurusi tempat menginap kita selama sepekan ini, bagus kan?" ujar Mingyu sambil tersenyum cerah saat mereka berdua sudah tiba di dalam kamar resort yang yang luas dan terlihat nyaman.
Wonwoo hanya menyunggingkan senyum singkat, meskipun dia mengakui kamar resortnya memang indah tetapi dengan fakta ini adalah di pantai, dia tidak menyukainya.
"Dia juga yang memberikanku saran tempat yang bagus untuk kita datangi besok," lanjut Mingyu yang sudah duduk di sofa berwarna krem yang menghadap langsung ke jendela besar yang menunjukkan hamparan pasir dan laut--dan dia tidak menyadari keadaan Wonwoo yang masih berekspresi kecut.
"Hmm.. yeah... haha."
Wonwoo tidak mempedulikan Mingyu yang tetap mengajaknya berbicara tentang betapa dia akan sangat terkejut dan terkesan dengan semua agenda yang telah dia rancang dan menjadikan ini bulan madu yang tidak akan terlupakan untuk mereka--untuk mu, Kim Mingyu, aku tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Two of Us
FanfictionMenceritakan kehidupan rumah tangga dua orang yang memiliki sifat dan kesukaan yang sangat bertolak belakang. Jeon Wonwoo yang alergi dengan bulu anjing dan Kim Mingyu yang tidak menyukai kucing. -------------------------------- Marked as mature fo...