PANDORA : ONE HOPE

Chapter Fifteen : Movement

"Aku Shania..." Gadis itu nyengir.

"Oh... Salam kenal..." Timotius berusaha santai.

Mereka berjabat tangan.

"Katanya kamu senior paling baik ya?" Tanya Shania.

"Siapa yang ngomong?" Timotius berubah,

"Temen aku..." Jawab Shania mantap.

"Bilang temen kamu...

...Dia tepat..."

Timotius mulai pede,

"Jadi, apa yang bisa aku bantu, Shan?"

Shania menjelaskan tentang kesusahannya terhadap sesuatu, nampaknya sebuah mata kuliah. Dengan cekatan Timotius mengajari setiap detail mata kuliah tersebut kepada Shania dengan sabar dan teliti. Tanpa kerasa mereka mulai akrab satu sama lain...

***

Melody sudah mengetahui pergerakan Kinal dan kawan-kawannya di Bumi, dia mengumpulkan para Prajurit dan keempat laki-laki pilihan untuk menyusun rencana penyelamatan.

"Sekarang...

...Ada treatment khusus untuk kalian semua..."

Melody menatap keempat laki-laki terpilih...

"Treatment? Treatment apa?" Richard bingung.

Melody mengajak mereka semua menuju Avra Anichnefsis, disana ada lemari rahasia. Melody membuka lemari tersebut dan ternyata disana ada empat senjata. Mereka berempat bingung sementara para Prajurit tersenyum bangga...

"Akhirnya keempat senjata itu di pakai..." Bisik Gaby.

"Ini ada empat senjata untuk kalian, tapi senjata ini istimewa...

Belum selesai Melody menjelaskan tiba-tiba keempat senjata itu bergetar seperti berusaha melepaskan diri dan menuju genggaman masing-masing laki-laki terpilih. Keempat senjata itu adalah sulur menuju Revaldi, busur panah menuju Fajar, dua tameng menuju Richard, dan palu menuju Yovie. Mereka masih bingung menatap Melody...

"Eee... Ya... Itu keistimewaannya. Mereka memilih pemiliknya..." Jelas Melody lalu nyengir.

"Gue sama kayak Gracia..." Fajar nyengir menatap busur hitam miliknya,

"Beda. Aku ungu warnanya!" Celetuk Gracia.

"Yaela warna doang ini..." Fajar ketus.

"Gue apaan kayak tali gini..." Revaldi protes.

"Richard, Fajar sama Yovie enak keren..." Lanjutnya.

Richard dan Yovie hanya tersenyum bangga.