part 1 Allora

930 21 3
                                    

Allora menatap dengan nanar sekumpulan murid murid yg berkerumun setelah acara kelulusan. ia menatap dengan iri teman temannya yg tengah dipeluk oleh para orang tuanya. dalam hati ia berharap.. ia juga ingin dipeluk seperti itu. entah sudah berapa lama ia tidak pernah lagi merasakan hangatnya pelukan seorang ibu ataupun ayahnya. setelah perusahaan ayah dan ibunya berkembang pesat bahkan terkenal sampai keluar negeri, ia tidak pernah lagi merasakan kehangatan itu. ia sendirian, ia kesepian, rasanya.. ingin sekali ia berteriak sekencang kencangnya agar semua orang tahu, agar semua orang mengerti jika selama ini hidupnya tak seindah yg orang lihat.

tanpa terasa sebutir air matanya terjun bebas melalui pipinya. apakah ia terisak? tentu saja tidak. ia sudah terbiasa seperti itu, bahkan ia merasa sudah lelah untuk menangis. menangis dalam diam sudah menjadi hobinya selama ini. tangan rae soo terangkat dan telapak tangannya ia tempelkan di jendela kaca yg kini sedikit memburam akibat terpaan karbon dioksida yg keluar dari lubang hidungnya. saat ini ia berada di dalam kelasnya di lantai dua. hari ini adalah hari kelulusannya di senior high school. bukannya ia tidak lulus, ia bahkan mendapatkan peringkat teratas di seluruh angkatannya.

suara langkah kaki terdengar di telinga Allora. tanpa menoleh ke sumber suara, ia sudah sangat familiar mendengar langkah kaki yg selalu mengiringinya di manapun ia berada.

"maaf nona, saya datang terlambat karena harus mengantarkan beberapa berkas ke perusahaan ayah anda".

allora membisu, ia berusaha keras menahan emosinya mendengar alasan yg membuat ia muak. "setelah ayah merenggut kasih sayang dariku, kenapa ayah masih juga tega merebut anda dariku". allora mengetatkan gerahamnya.

senyum tipis tersungging di bibir dennis park, ia adalah supir sekaligus pengawal untuk allora. "nona jgn khawatir.. saya lebih takut jika tuan memarahi nona hanya karena saya lebih mementingkan nona, lebih baik kita pulang se..

tanpa menunggu ucapan dennis selesai, allora sudah beranjak dari tempatnya, melangkah lebar lebar dengan bibir mengerucut membuat dennis semakin gemas dengan tingkah gadis yg sudah ia kawal semenjak bayi. dennis park adalah salah satu pengawal pribadi ayahnya yg beralih profesi sebagai pengawal allora.

selama perjalanan pulang di mobil tak satu patah katapun keluar dari bibir mungil allora. dennis tentu tahu dan paham sekali dengan nona nya ini. gadis ini pasti merajuk karena ulah orang tuanya lagi. "gimana acara kelulusannya". ucap dennis basa basi.

"biasa saja!". jawab allora dengan ketus.

dennis menganggukkan kepalanya mengerti. nampaknya gadis ini tidak mau berkata lebih banyak lagi pikirnya.

"oh ya , saya sudah mengurus semua persyaratan untuk ke universitas yg anda inginkan dan..

"bukan keinginanku tapi keinginan ayahku!". lagi lagi allora memotong ucapan dennis dengan ketus.

dennis tidak ingin berdebat dengan gadis di sampingnya karena ia tahu, seperti biasa allora pasti akan bersikukuh jika berkaitan dengan ayahnya.

"tiket anda sudah saya atur, besok kita terbang ke seoul". sambung dennis.

allora mendengus dan mencibir ucapan dennis. "saya merasa seperti boneka ayahku yg ia perlakukan semaunya, kenapa aku harus ke seoul? sedangkan ayah dan ibu tetap di london. apakah mereka berniat untuk membuangku".

"maaf nona.. saya tidak tahu, tapi saya pikir pasti tuan bermaksud baik pada nona".

cih..

"kau selalu membelanya dan itu membuatku muak!".

allora membuang mukanya ke samping, menyenderkan punggungnya di sandaran jok mobil lalu menutup rapat matanya. dennis hanya bisa menghela nafasnya perlahan membiarkan allora tertidur, tidak.. lebih tepatnya berpura pura tidur.

mobil mereka sampai di pelataran kediaman keluarga allora. dennis berjalan mengitari mobil menuju ke allora. ia bergegas membukakan pintu untuk allora. tanpa repot repot memandang ketampanan dennis, ia bergegas masuk ke dalam rumah mewahnya.

sepi..

itulah yg ia rasakan saat ini. rumah yg begitu luas hanya ada satu penghuni di rumahnya. yaitu dirinya sendiri. orang tuanya begitu sibuk bahkan mereka jarang terlihat di kediamannya. allora tersenyum miris akan nasibnya saat ini.

"dennis.. jika aku jadi dirimu.. sudah lama sekali aku rampok seluruh isi rumah ini, menghabiskannya saat itu juga, lagi pula  rumah sebesar ini tapi tidak berpenghuni".

"hush! nona jgn ngawur! mana saya berani melakukannya".

"ck! payah kamu!". allora menggeleng gelengkan kepalanya.

allora berjalan menaiki tangga menuju ke tempat pribadinya. membuka pintu tidak sabaran lalu melempar tas nya ke ranjang. setelah itu ia melemparkan tubuhnya sendiri ke atas ranjangnya empuk dengan posisi tengkurab.

Tok Tok

"masuk saja! ".

dennis membuka pintu perlahan namun ia tidak berani melangkahkan kakinya lebih jauh ke dalam kamar allora. "nona.. sebaiknya anda berkemas kemas sekarang, karena besok kita harus berangkat pagi pagi sekali. apa nona perlu bantuan?".

"tidak perlu!".

"baiklah, saya undur diri, jika anda membutuhkan bantuan saya, telpon saya saja nona, saya permisi".

pintupun tertutup kembali. dengan cepat allora membalikkan tubuhnya menjadi terlentang. matanya menatap langit langit kamarnya lekat.

"seoul ya.. ". sudah lama sekali aku tidak kesana semenjak ayah dan ibu begitu sibuk dengan dunianya sendiri pikir allora. allora kembali tersenyum miris. cih!  kurasa ayah juga sudah lupa dari mana dia berasal batin allora.

tanpa berlama lama, allora segera mengepak baju baju dan benda kesayangannya ke dalam koper. lagi lagi ia merasa sendiri di dunia ini. ayah atau ibunya sama sekali tidak pernah menghiraukannya. mereka hanya sibuk mengurusi pekerjaannya.

Aku sendiri, aku kesepian.. lihat saja nanti.. aku akan membuat semua orang menatapku, melihatku dan menyadari keberadaanku. meski aku harus membuang semua kehormatanku. aku muak! aku benci pada orang tuaku! aku benci dengan orang yg menatap iri padaku.. aku benci pada diriku sendiri yg tak mampu meluapkan kekesalanku. aku benci dengan semua kekayaan yg ada di sini.

ayah.. ibu.. aku merindukan kalian.. aku menginginkan kasih sayang yg utuh seperti dulu. apa yg harus kulakukan.. aku membutuhkan teman ayah.. jangan salahkan aku.. jika aku berbuat nekat suatu hari nanti, maaf ayah..

seoul.. semoga aku mendapatkan sesuatu yg berarti di sana. allora menatap kopernya yg telah siap. sebutir air mata kembali menetes melalui pipi mulusnya. aku tidak boleh menangis, aku harus kuat, aku yakin.. suatu hari nanti mereka pasti akan menatapku seperti dulu, aku akan melakukan apa saja demi mengembalikan mereka seperti dulu ,batin alora.

seoul.. aku datang.

                    Tbc

LOVE FOR ALLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang