suara nyaring dari sebuah alarm membangunkan sesosok pemuda yg terlihat masih mengantuk dengan rambut acak acakkan. ia memaksakan diri untuk bangkit. meskipun berat untuk menjalani hari hari nya ia tetap bersemangat seperti hari hari sebelumnya. dia adalah lee donghae.. pemuda yg hidup sebatang kara dan hanya berdua saja dengan sang adik, lee eunhae namanya. gadis cantik berusia lima belas tahun yg sangat ceria. jika donghae ibarat langit yg mendung maka eunhae adalah matahari yg siap kapanpun menerangi dan mencerahkan hari hari donghae.
donghae sangat menyayangi eunhae begitu pula sebaliknya. meski suatu hari sebuah kenyataan mengejutkan donghae bahwa gadis itu bukanlah adik sedarah baginya. namun rasa sayang donghae tidak berkurang sedikitpun. tapi sayang.. di balik wajah ceria eunhae.. ia adalah gadis yg lemah dan sakit sakittan. beberapa bulan yg lalu dokter memvonisnya memiliki penyakit gagal ginjal.
kenyataan itu sungguh membuat donghae begitu sedih. setelah kepergian orang tuanya yg sebenarnya adalah orang tua dari eunhae meninggalkannya dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. ia tidak mau dan tidak siap jika harus kehilangan adik satu satunya itu.
ia sudah berjanji akan selalu menjaga eunhae dan membuatnya bahagia. ia akan melakukan apapun demi keselamatan eunhae.
sejak kepergian orang tua angkatnya, donghaelah yg menjadi tulang punggung untuk eunhae. donghae masih menjadi seorang mahasiswa di universitas di seoul. untuk mencukupi kebutuhannya, donghae bekerja sebagai pelayan restoran cepat saji di siang hari karena pagi hari ia harus ke universitasnya.
pada awalnya semua berjalan lancar lancar saja sebelum dokter menyatakan tentang penyakit eunhae. sekarang.. donghae harus bekerja lebih giat lagi untuk pengobatan sang adik.
sebuah langkah kaki perlahan memasuki kamar donghae yg masih sedikit gelap karena donghae belum membuka tirai jendelanya. donghae sangat hafal siapa si pemilik kaki itu. ia sudah bersiap untuk berpura pura tidur kembali. itu memang sudah menjadi kebiasaannya untuk menggoda sang adik.
"oppa!.. astaga.. kau masih tidur? kau tidak lihat sudah jam berapa sekarang". suara cempreng eunhae membuat donghae tersenyum dari balik selimutnya.
"oppa! ayo bangun!". eunhae terus mengguncang guncang tubuh donghae.
"ck! kalo oppa tidak bangun aku sumpahin jodoh kakak wanita terjelek di dunia!".
dengan gerakan cepat donghae meraih tubuh eunhae hingga terbaring di ranjangnya. detik berikutnya donghae sudah membungkam bibir eunhae dengan telapak tangannya.
"kau bilang apa tadi eoh! tidak mungkin jodohku jelek! kau tidak sadar jika oppamu ini pria yg paling tampan eoh!".
"ck! pede sekali oppaku ini ck ck ck.. kau memang tampan, tapi jika oppa selalu terlambat ke kampus pasti oppa tidak akan mendapatkan wanita cantik".
donghae mencubit ujung hidung eunhae gemas membuat gadis itu meringis sebal.
"oppa sakit! jangan suka mencubit hidung eunhae! nanti hidungku jadi jelek".
donghae terkekeh mendengar pembelaan adiknya. "ada ada saja kau ini, baiklah aku mandi sekarang agar tidak terlambat dan mendapatkan wanita yg cantik". ucap donghae mengalah.
eunhae memperlihatkan dua jempolnya sambil tersenyum senang. senyum eunhae adalah penyemangat bagi donghae menjalani hari harinya yg rumit.
selesai mandi, donghae berjalan ke meja makan. seperti biasa eunhae sudah menyediakan telur gulung isi keju kesukaannya dan segelas susu putih sebagai sarapannya. mereka duduk berhadapan di meja makan yg cuma berisi empat kursi namun dua kursi itu kosong karena sang pemilik telah tiada.
donghae melahap sarapannya, sesekali ia melirik ke arah adiknya yg tengah meminum susunya dengan semangat. "eunhae.. kapan terakhir kau kerumah sakit untuk cuci darah".
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE FOR ALLORA
FanficAllora berikan aku seorang bayi! hanya kau yg bisa mewujudkannya! harus!. Aiden dasar gadis gila! aku tidak punya waktu untuk melayani gadis sepertimu! pulang sana!.