13

1.1K 100 23
                                    

Rasanya seperti akan masuk ke kandang singa. Aku menarik napas berulang kali dan membuangnya lewat mulut. Tinggal mengetuk pintu ini dan selesai. Tapi sebelum aku mengetuknya, pintu di depanku sudah terbuka sedikit dan memunculkan sosok tn. Edward Parker. Tubuhku menegang seketika. Pria itu tersenyum setelah melihatku berdiri di depan pintu ruangannya. "Aku tau kau pasti akan datang menemuiku," katanya. Dia membuka pintunya lebih lebar dan mempersilahkanku untuk masuk. "masuklah."

Aku berdebat dengan diriku sendiri antara masuk ke dalam atau tidak. Tapi rasa penasaran yang besar memang selalu menang untuk membuat kita jatuh ke dalam bahaya. Aku melangkah masuk, sementara tn. Edward menutup pintunya. Kudengar dia juga mengunci pintunya. Aku tak mau bepikiran buruk untuk saat ini, tapi sumpah jantungku berdetak kencang sekali.

"Aku akan membiarkanmu berbicara terlebih dahulu," katanya sambil berjalan mendekati kursi dibalik meja kerjanya. "Jadi, kau ingin bertanya apa nona Rosevelt?"

"Anda tau siapa aku, kan?"

Sebuah senyum terukir di bibirnya. "Kau seorang malaikat."

Jawabannya yang singkat membuat jantungku serasa berhenti seketika. Dia benar. Dia memang tau sejak awal. "Apa itu dari warna mataku?"

Dia mengangguk. "Tapi istriku jugalah yang mengatakannya," katanya.

"Istri?" tanyaku penasaran.

"Dia bermimpi kalau akan ada seorang malaikat yang bersekolah disini. Dia sering begitu, memimpikan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Tapi aku sering tak mempercayainya." Dia tertawa pendek diikuti dengusan. "Karena masa depan adalah sebuah rahasia besar. Tapi mimpi yang dikatakannya itu, aku mencoba untuk mempercayainya kali ini. Ternyata itu benar-benar terjadi." Tn. Edward menyandarkan punggungnya di punggung kursi di belakangnya. "Aku tidak terkejut soal mimpinya yang jadi kenyataan, tapi aku penasaran seberapa banyak malaikat yang masih tersisa di luar sana?"

Aku diam sejenak. "Jadi, apa anda juga ingin bertanya sesuatu padaku?" tanyaku.

"Aku hanya minta tolong. Kumohon temuilah istriku setelah jam pelajaran berakhir. Aku akan mengajakmu makan malam bersama di rumahku hari ini. Istriku ingin bertemu denganmu," katanya.

Jebakan lain atau kesempatan yang bagus? Aku tidak tau. Tapi rasanya aku tak bisa menolak untuk menemui istrinya. Siapa tau istrinya tau banyak tentang kaum malaikat. "Aku akan memenuhi permintaan anda. Tapi aku juga ingin bertanya sesuatu. Apa anda tau banyak tentang kaumku? Sejarahnya, bagaimana awal kehidupannya sebelum kaum laki-laki di hapus di kaumku?"

Tn. Edward hanya menatapku selama beberapa saat. Lalu sebuah senyuman terukir di bibirnya. Senyuman yang ia tunjukkan dari tadi, jujur bukan senyuman yang menyembunyikan sesuatu. Itu senyuman tulus. "Kau akan menemukan semua jawabannya nanti, nona Rosevelt. Membicarakannya disini, kurasa kau dan aku sama-sama tau bahwa disini pun bukan tempat yang aman untuk membicarakan hal itu."

Dia benar. Aku terlalu terburu-buru untuk mengetahui jawabannya. Kurasa aku salah telah mencurigai tn. Edward sebelumnya.

"Baiklah. Terima kasih atas undangan makan malamnya," kataku. "dan, bisakah aku pergi sekarang?"

"Tentu. Temuilah aku di ruangan ini setelah pelajaran berakhir," katanya.

Aku mengangguk. "Kalau begitu saya permisi," kataku pamit dan membuka pintu. Disaat aku akan menutup pintunya kembali tn. Edward memanggilku. Aku menoleh ke belakang. "Apa kau berpacaran dengan werewolf itu? Evan James?"

"Ya," kataku. Dia diam sesaat seraya merapatkan bibirnya, lalu tersenyum. "Tidak apa-apa. Berhati-hatilah." Aku mengerutkan dahi namun tetap kuputuskan untuk menutup pintu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WINGS (Book #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang