BAB 10

102 21 7
                                    

Pukul 20.00

"Gue pulang duluan ya, guys!" Ucap Rani.
"Gue juga ya, bye" Sahut Rayyen.
"Oke, hati-hati ya, Ray" Balas Daniel.

*Curr*
Aku sedang mencuci kuas, kemudian ia datang menghampiriku.

"Kamu mau pulang jam berapa, Al? Ayah kamu jemput?" Tanya Daniel.
"Iya, mungkin sebentar lagi ayah datang," Balasku.
"Aku bantuin, ya. Seminggu ini kita jarang ngobrol, ya. Rasanya jadi aneh," Ucap Daniel.
"Terima kasih, ya. Udah bantuin aku," Aku berdiri dan meletakkan kuasku di dalam ember.
"Sama-sama, Al," Ia tersenyum manis padaku.

Kami terdiam cukup lama

*Tap*
Aku ingin melangkahkan kaki

"Al," Panggil Daniel.

"A, aku mau.." Ucapnya dengan malu-malu.
Aku memotong pembicaraannya, "Kemarin aku dengar kamu dapat surat cinta, ya? Gimana apa kamu mau menerima dia?"
"Eh?"

Aku tersenyum, menatap matanya. Lalu aku mengalihkan pandanganku darinya.

"Jarang loh cewek yang berani bilang duluan, menurutku sebaiknya kamu terima dia. Aku pulang duluan, ya," Ucapku, melangkahkan kaki.

*Dug*
Alat yang kubawa terjatuh

*Greb*
Akibat ia menarik tanganku

"Nggak! Aku sukanya sama kamu! Aku serius, Al! Aku suka sama kamu," Ucap daniel, merona pipinya.

Aku terkejut mendengarkan apa yang dikatakan Daniel barusan

"Hari ini,

lelaki yang selama ini ku kagumi

Ia, menyatakan cintanya padaku.

Andai aku bisa mengatakan padanya,

Sebenarnya, "aku juga mencintainya"

Tapi, bagaimana bisa aku mengatakan itu

Sedangkan

Viona, sahabatku sendiri

Dia sangat mencintai Daniel."

Aku berlari meninggalkannya.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang