BAB 5

111 23 4
                                    

Ruang Osis

"Tetap sedikit, ya? Anak dekor aja cuma nambah lima orang. Padahal udah disamperin ke kelas-kelas loh," Ujar Kirana, kesal.
"Kayaknya harus minta tolong anak acara, ya?" Sahut Ananta.
"Di sini ada yang jago gambar?" Tanya Rani pada semuanya panitia.

"Ayo Al! kamu harus berani," lirik Daniel, berusaha meyakinkanku.

Tiba-tiba Daniel mengangkat tanganku.

"Ya, kamu. Siapa namanya?" Tanya Rani.
"Al, Alena, kak," Balasku dengan rasa gugup.
Rani menjelaskan padaku, "Ok, nanti kamu bantu Amira buat gambar untuk backdrop."

Lambai Amira padaku

Aku mengiyakan perintah Rani, "Iya kak,"
"Yang lain akan dibagi tiga grup," Jelas Rani.

Daniel belum melepaskan genggaman tanganya.

Dari jendela

"DANIEL!!!! SEENAKNYA LO PEGANG TANGAN ALENA!!" Diandra marah melihat tanganku di pegang oleh Daniel.
"Ampun bos, saya khilaf," Gurau Daniel.

Mereka berdua itu memang lucu,

"Anak mana sih?" Tanya Amira.
Rani menutup mukanya, "Kok gue malu ya."

"Ra! Ayo cepetan! Lagi ngapain sih?" Seru Viona yang dari tadi menunggu Diandra.

Diandra menatap Daniel dengan tatapan tajam.

"I'LL BE WATCHING YOU!" Tunjuk Diandra pada Daniel.
"Dasar sepupu GODZILA!" Tawa Daniel.

Ruang kelas

Aku...
hanya terlalu takut

Aku ini
...memang pengecut.

Hari itu, Daniel
tidak seperti biasanya.

Seperti ada
awan hitam disekitarnya.

"Aku rindu,
rindu akan senyumanya
yang Hangat."

*Sret sret*

"Al," Viona melempar sebuah kertas padaku.

Begitu juga
dengan hariku...

*Surat dari Viona*

"Al, kayaknya gue beneran suka sama Daniel, deh❤ Gimana ya? Btw, lo ada gebetan gak, Al?" Tanya Viona padaku.
"Enggak kayaknya^^" Balasku pada secarik kertas yang ditulis olehnya.

Berbohong itu...
menyebalkan

Apalagi
ke salah satu
sahabatmu.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang