BAB 6

112 21 4
                                    

Persiapan pensi pertama

Saat itu aku sedang sibuk
"Al, Al" Ia menepuk bahuku.

Aku menoleh kepadanya

Daniel memberikan minuman padaku, "Oh, maaf Al istirahat dulu. Ini ada minuman, tadi dibeliin Rayyen."
"Terima kasih," Balasku dengan semyuman.

Daniel meminum airnya

"Daniel. Kamu ada masalah ya?" Tanya ku padanya dengan rasa ragu.
Ia berhenti meminum airnya, "Eh, kenapa?"
"Itu, kamu. Mmm senyummu tidak seperti biasanya," Ucapku, sedikit malu.
"Hahaha... maaf malah bikin kamu khawatir, ya, Al. Cuma karena bola kok club jagoanku kalah kemarin malam." Balas Daniel, sedikit tertawa.
"Aku gak nyangka kamu begitu memperhatikanku," Senyum mengembang di bibirnya.

Aku senang melihat senyum itu, senyum yang ku rindukan. Pipiku pun merona dibuatnya.

"Kamu dari tadi dengerin lagu apa? Boleh aku denger juga?" Tanya Daniel.

Aku memberikan satu handsetku  pada Daniel

Lagu mengalun

"I have died everyday,

waiting for you

Darling, don't be afraid,

I have loved you for a thousand years

I'll love you for a thousand more."

Christina Perri - A THousand Years

"Aku ini memang
seorang pengecut

Aku hanya bisa berbohong
dan terus menghindar

Pada sahabatku,

Dirinya...

Dan juga
perasaanku sendiri.

Di dengar berapa kalipun

Lagu ini...

Kadang
membuatku bertanya

"Bolehkah aku berharap?"

Tapi,

Apa yang harus,
aku lakukan?"

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang