25.

18.8K 918 268
                                    

..................................

Mata Seun Ji terbuka separuh ketika menatap Jimin yg terpejam di atasnya sesaat setelah desahan keras itu menyeruak dari mulut Jimin penuh kenikmatan, hingga membuat Jimin menjatuhkan tubuhnya diatas Seun Ji begitu saja. Ya, Jimin telah menghentikan hasrat bercintanya, menempatkan kepalanya disamping Seun Ji masih dalam keadaan terengah-engah kepuasan. Lelah, ia merasakan lelah pada sekujur tubuhnya sebab bercintanya yg telah menguras seluruh tenaga. Ia bahkan belum melepas penyatuan tubuhnya pada tubuh Seun Ji seolah sudah tak sanggup menggerakkan tubuhnya sama sekali.
Keduanya kini larut dalam keheningan yg begitu keparatnya memukul urat bicara mereka. Hanya suara deru nafas yg saling bergemuruh satu sama lain, yg lama-kelamaan kian mereda nyaris tak terdengar lagi. Jimin si pria yg kepuasan itu pun telah menutupkan matanya, tak mampu lagi menahan rasa kantuk yg terus memanggil kesadarannya. Terlelaplah ia diatas tubuh Seun Ji, menjadikannya seperti tempat tidur favorit, yg seolah-olah tak merelakan siapapun untuk menggantikan posisinya saat ini. Sementara Seun Ji yg berada di bawah tubuh Jimin masih dengan sedemikian sisa tenaganya menahan tindihan itu. Dan gilanya Seun Ji sama sekali tak mempermasalahkan hal tersebut. Sungguh diluar dari prasangka kita semua ketika kini ia justru mengarahkan kedua tangannya ke punggung Jimin lalu memeluknya penuh posesif. Ia melakukan hal yg sama pada kedua kakinya yg turut ia gamitkan diatas pinggang Jimin, memeluknya layaknya seorang anak kecil yg meminta gendong pada orang tuanya. Perlahan pelukan menyentuh hati itu pun membawanya pada pandangan yg menghanyutkan fantasinya sendiri.

[FANTASY]
Seperti ada ribuan kupu-kupu yg mendadak memasuki seisi kamar Seun Ji, warna redup kuning lampu pun seakan berubah menjadi ungu violet yg menyenangkan. Jimin terlihat tersenyum diantara awan putih saat Seun Ji membuka perlahan matanya. Sebuah tarikan pun ia rasakan pada tangannya yg ditimbulkan oleh tangan Jimin, yg kini membuatnya berdiri & tertawa, mengajaknya berlari diantara hamparan bunga.
[FANTASY END]

Entah mengapa, ia sudah memaafkan Jimin dalam fantasi itu. Bahkan ia sudah menghapus bersih rasa bencinya & membiarkan pria itu mengajaknya berlari menerjang hamparan bunga yg sangat luas & tak berujung. Suara tawa mereka pun tak henti mengiringi mereka, seakan hanya kebahagiaanlah yg mereka rasakan dalam fantasi itu. Berlari, terus berlari. Entah kemanakah arah Jimin akan membawa mereka. Dan nyatanya fantasi itu tidak pernah ada akhirnya, terus bergerak secara slow motion di kepala Seun Ji. Melayang-layangkan cintanya diantara kenyataan yg sudah ia maafkan begitu tulus. Melupakan keegoisannya yg meminta Jimin mengatakan cinta padanya.  Sungguh sekali lagi kita dibuat tak percaya dengan apa yg wanita itu lakukan. Bagaimana tidak? Setelah kegadisannya hilang & begitu luar biasa menunjukkan kesakitannya pada dunia, kini ia memaafkan begitu saja tanpa ingin menunjuk-nunjuk wajah pria itu dengan kemarahan.
Lepas... iklhas... tanpa ingin menuntut. Wanita itu mengawali statusnya dengan kedewasaan yg terlewat batas. Sebab di dalam hatinya masih berdiam sebuah rasa yg selalu saja membuatnya memaafkan, memaafkan, & memaafkan Jimin.
Ialah cinta.

Lama Seun Ji bertahan dalam posisi memeluk Jimin, sampai sebuah keinginan untuk pergi ke toilet pun muncul merusak moment terindahnya. Perlahan-lahan ia lalu memiringkan tubuhnya masih memeluk Jimin, sedikit berat, namun ia berusaha sekuat tenaganya bersama ringisan bibirnya yg menyertai usaha tersebut. Ia lantas meletakkan telapak tangan kirinya untuk ia jadikan tumpuan kepala Jimin agar tidak bergerak kasar, & dengan sangat hati-hati ia menarik kembali telapak tangannya dari bawah kepala Jimin layaknya meletakkan bayi yg baru saja tertidur ke atas tempat tidur. Dan entah mendapat godaan dari mana ia & pikiran gilanya itu menghentikan pandangannya pada wajah Jimin yg berada tepat di bawahnya saat ini.
Seperti sebuah ukiran patung porselen terindah yg tiada duanya sosok Jimin dimata wanita itu. Tampan, mengagumkan, & membuat matanya tak pernah ingin berpaling sekalipun dunia sedang kiamat dibelakangnya. Bersyukur satu kedipannya kini telah menyadarkannya untuk mengakhiri tatapan lena tersebut & mulai beralih pada penyatuan tubuhnya dengan tubuh Jimin yg masih menyatu dibawah sana.

MISS YOUR TOUCH (Sudah Terbit) - [ff Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang