29.

13K 934 318
                                        

"SO MI SUDAH MENGANDUNG ANAKKU....!"

"...BERHENTI MENCINTAIKU, SEUN JI?
JADI BELAJARLAH MENCINTAI CALON TUNANGANMU MULAI SEKARANG..."

"Tidak mungkiiiiin........!!!!"

ㅡ"Tidak mungkin!!!! Ini tidak mungkiiiiiin.... huhuhuuuuu...!"

Kenyataan mengerikan mulai terbentuk dibenakku, ketika derap langkah So Mi yg mengejar Jimin sudah tak terdengar lagi di telingaku. Batas kesabaranku sudah nyaris habis terkikis ambisiku sendiri. Ambisi, ambisi yg selama ini selalu kukejar dengan sedemikian berapi-apinya melawan segala yg menghadangku. Hingga aku pun tak menyadari jika aku sudah melewati batas. Aku tak menyadari jika aku sudah mendahului kematianku sendiri. Dan aku tak menyadari jika pria itu tidak akan pernah kumiliki sampai dunia berakhir sekalipun.
Jimin, priaku, pria yg sudah kunyatakan cinta padanya, pria yg sudah kuberikan hidupku untuknya, pria yg sudah kumatikan segala keinginanku hanya untuk dirinya, & pria yg sudah menjadi satu-satunya alasanku bernafas sejak aku bertemu dengannya. Kini telah nyata-nyata membuatku tersadar jika ia tak pernah menginginkanku. Ia tidak pernah menyukaiku.
Aku masih sangat ingat hari dimana dia mabuk & memperkosaku, hari dimana disaat yg bersamaan aku telah menyatakan cinta. Kupikir Jimin mengenyahkannya karena pengaruh minuman, kupikir Jimin melupakannya karena pengaruh minuman, namun nyatanya dia tahu! Dia mendengar. Dan dia mengingatnya hingga sekarang. Oh ya Tuhan, ini pasti tidak benar. Aku tidak sanggup menanggung lagi rasa sakit seperti ini. Aku tidak sanggup!

'Pyaaaarrrr.....!!!'

'Bruuukkk....!!!'

"Aaaaaarrggh.....!!!!"

"Nona muda!"

Tanpa benar-benar melihatnya, aku mengacak-acak & melemparkan apa saja yg ada di depanku. Aku tidak ingin tahu, aku tidak peduli, aku hanya bergerak mengikuti amarahku. Hingga tanpa kusadari darah segar mulai mengalir dari jemariku, akibat goresan benda-benda keramik yg kuhempaskan asal ke segala arah.

"Nona muda, tenanglah, kami akan mengantar Nona ke dalam kamar."

"Astaga! Tangan Nona berdarah!"

"Pengawal Min, dimana Tuan muda? Kita harus memberitahu Tuan muda."

"Tidak, Tuan muda sudah pergi & memerintahkan kita untuk melepaskan Nona muda. Nona muda tidak lagi dalam pengawasan Tuan muda sampai Tuan muda mengubah perintahnya."

Jadi Tuan muda kalian sudah pergi? Tak apa, pergilah. Bukankah hanya itu yg selalu kau lakukan padaku, Jimin? Setelah puas menyakitiku maka kau akan pergi, & kembali, lalu menyakiti lagi, berulang-ulang sebanyak yg kau bisa hingga detik ini.

'Braaakk....!'

Kulemparkan kemudian keranjang buah, satu-satunya benda yg masih selamat di atas meja makan itu, hingga tak sengaja melemparkan sebuah pisau dari sana. Mata iblisku lantas membidik, menerjangkan diri untuk meraih pisau itu tanpa akal sehat sedikitpun.

"Nona, tolong letakkan pisau itu."

"Ya Tuhan!"

"Pengawal Min, bagaimana ini?"

"N-nona, tolong jangan berbuat yg tidak-tidak. Kami akan menuruti semua keinginan Nona, asalkan Nona serahkan pisau itu."

Aku mulai mengangkat pandanganku diantara helai rambut yg menutupi sebagian wajah. Dan seperti sudah tak memiliki rasa takut, aku mengulurkan pisau itu ke arah para pelayan & pengawal yg sedang berdiri waspada di hadapanku.

MISS YOUR TOUCH (Sudah Terbit) - [ff Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang