7

1.4K 63 5
                                    

.
"Aku menunggu seseorang yang bisa membuatku merasakan sesuatu yang belum pernah ku rasakan."
Twice - Ohh Ahh

.
.
.

Happy reading🥀⚘

"Kita pernah ketemu?" Chelsea menatap Nathan dengan tatapan menunggu, Nathan balik menatapnya sambil meneliti tiap inci wajah Chelsea.

"Enggak." Jawab Nathan lalu kembali berjalan. Chelsea mengangguk-angguk paham lalu mengikuti langkah kaki Nathan. Kalo tidak pernah ketemu, mengapa ia merasa familier dengan wajah Nathan? Perjalanan terasa sunyi, tidak ada yang membuka suara, hingga sampai di depan rumah Chelsea.

"Mana lampunya?" Tanya Nathan, Chelsea langsung merogoh kantong keresek dan mencari lampu. Saat telah menemukannya, ia memberikannya pada Chelsea.

"Mau pake kursi?" Tanya Chelsea bersiap mengambil kursi plastik didalam rumah.

"Enggak usah, gue manjat pager aja." Nathan meletakkan bawaannya ke tanah, dan menyisihkan lengan jaketnya, kemudian dengan lincah memanjat pagar, mengganti lampu tanpa kesulitan. Chelsea yang melihat itu hanya terpaku, kagum. Ia sangat menyukai orang yang lincah dalam mengganti lampu tanpa kesulitan sama sekali, karena hal itu mengingatkannya pada sang Papa. Dave saja sangat lama mengganti bola lampu, karena sedikit takut kesetrum.

"Kenapa?" Tanya Nathan bingung, saat melihat Chelsea menatapnya berbinar-binar. Chelsea tersenyum kecil, dan menggeleng.

"Ayo." Ajak Chelsea menuju rumah Nathan, Nathan lalu mengambil belanjaannya dan mengikuti langkah Chelsea.

***

Kini Nathan, Chelsea, Rey, Rico dan Kevin duduk di satu meja. Beberapa makanan tersaji di depan mereka.

"Serius lo yang masak?." Tanya Rey pada Chelsea saat telah merasakan makanannya. Sangat lezat.

Chelsea menggeleng. "Kevin." Jawabnya, dan Kevin yang terpanggil melongo. Padahal ia hanya membantu memotong, mengupas dan mengaduk saja. Lainnya, Chelsea yang mengurus.

"Enggak, Chelsea yang masak." Bantah Kevin.

Chelsea mengangkat bahu tidak peduli, Ia lebih fokus menikmati masakannya, perutnya sudah keroncongan.

Di tengah makan malam yang ramai ini, Rey dan Rico ribut terus terusan.

"Nih, ganti uang belanjaan lo." Kevin tiba-tiba mengulurkan uang berwarna merah sebanyak 5 lembar. Chelsea langsung menggeleng. "Enggak usah." Tolak Chelsea langsung.

"Lo enggak bercanda kan?." Tanya Rey, dan Chelsea hanya menggeleng.

"Sebanyak apa sih uang lo Chel?." Tanya Rico.

Kevin mengangkat suara. "Lo tau restoran Italia yang terkenal lumayan deket sekolah kita?." Tanya Kevin pada teman temannya.

"Felice group?." Tanya Nathan memastikan, Kevin langsung mengangguk.

"Yang cabangnya lumayan banyak tuh?." Tanya Rico, Kevin mengangguk lagi.

"Oh restoran itu?." Sinis Rey. "Gue enggak suka." Ucapnya lagi.

Kevin melotot. Chelsea segera menatap Rey.

"Kenapa?." Tanya Rico polos.

"Gue pernah ngelamar kerjaan disana tapi di tolak. Sombong emang, mentang mentang udah terkenal enggak mau nerima gude. Enggak tau apa kalo Gue di terima, saham mereka bakal naik." Ucap Rey sambil terus memberengut, tanpa menyadari tatapan Chelsea yang mengarah padanya.

Chelsea Nataya Elvaretta [Telah Terbit | Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang