12

1.3K 52 0
                                    

.

"Aku bingung. Jangan tinggalkan aku sendiri."
Lost -  BTS

.
.
.

Happy Reading🥀⚘


Chelsea terbangun, saat Nathan membangunkannya. Nathan menyodorkan sebuah piring berisi nasi, dengan lauk telur ceplok. Nathan yang memang tak jago masak hanya bisa berharap telur yang ia buat tidak asin dan cukup enak.

Chelsea mengangguk dan mengambilnya. Keduanya makan di kasur tanpa ada suara yang terdengar kecuali dentingan sendok dengan piring. Makan dengan khidmat namun sangat canggung.

Mungkin karena kejadian semalam, Chelsea tak ingin membuka suara. Malu? Tentu saja.

Setelah menyelesaikan suapan terakhir, Chelsea melepaskan diri dari selimutnya, dan ia berusaha bangkit dari duduknya. Namun, Nathan segera menghalanginya.

"Biar gue." Nathan lalu berdiri dan merebut piring dari tangan Chelsea. Ia berjalan menuju nakas, dan mengambil segelas air yang sudah ia siapkan. Nathan kemudian memberikan gelas tersebut pada Chelsea, dan menunggu Chelsea menghabiskan minumnya.

Setelah tandas, Chelsea memberikan gelasnya pada Nathan dan Nathan mengambilnya lalu pergi keluar. Keduanya masih saja diam. Tidak ada kata terima kasih, tidak ada pula kata mengapa? Mereka diam seperti tidak terjadi apa-apa.

Chelsea menghela nafas. Mengapa mimpi itu datang di saat seperti ini? Di saat ia sedang tidak di rumahnya sendiri, di saat ia bersama orang lain, di saat Dave tidak ada di sisinya.

Chelsea menatap handphone-nya. Ia segera membukanya, dan mencari salah satu kontak dan meneleponnya. Setelah itu, ia mematikannya.

Chelsea menghela nafas lagi. Pandangannya tampak kosong, namun isi kepalanya sudah tak karuan.

Nathan datang dengan angkatan alisnya. "Kenapa?." Tanya Nathan datar seperti biasa.

Chelsea menatapnya saja, lalu menghela nafas. Nathan hanya diam memperlihatkan.

Mereka hanya main tatap tatapan saja, seakan tak ada yang ingin di lakukan. Tatapan datar khas keduanya. Nathan segera memutus tatapannya dan beralih menuju lemari. Ia mengambil sebuah kaos putih dan melemparkannya pada Chelsea.

"Mandi gih." Ucapnya lalu keluar kamar hendak ke ruang TV. Satu jam yang lalu ia sudah mandi, dan sedikit membersihkan rumah karena tampak sangat berantakan.

Rey dan lainnya bilang mereka pulang siang nanti. Entah kenapa mereka sering main ke rumah Alena. Nathan tak peduli.

Ia menonton TV yang menayangkan berita. Di tangannya terdapat Hp yang menampilkan berita perusahaan. Siapa lagi kalau bukan perusahaan Chelsea.

Disana tertulis kekerasan salah satu manajer dengan ini sial ZF menampar seorang pelanggan. Bahkan videonya menjadi viral. Harga saham mereka pun menjadi turun.

Nathan berpikir sejenak. Apa ini yang di tangiskan Chelsea?

Nathan kemudian mengangkat bahu tak peduli. Detik-detik selanjutnya ia menonton berita yang di tayangkan. Seperti ini lah harinya bila teman-temannya sedang meninggalkan dirinya di rumah sendirian.

Chelsea Nataya Elvaretta [Telah Terbit | Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang