11

1.3K 52 0
                                    

.

"Lakukan yang kamu suka."
Black swan - BTS

.
.
.

Happy reading🥀⚘

"Ahhhh." Teriak Chelsea tak tahan saat tubuhnya terus mendapat pukulan demi pukulan. Tangan besar itu tak berhenti walau terus mendengar erangan Chelsea.

"Kamu enggak tahu kayak gimana saya berusaha keras mendapatkan perusahaan Papamu." Suara menggelegar dari sang pemilik tangan.

"Sayang, tangan kamu enggak capek? Merah tuh." Sela istri pemilik tangan sambil memakan snack. Ia hanya melihat aksi suaminya dengan sedikit sunggingkan senyum senang.

"Ngga papa. Aku enggak pernah bosan pukul anak ini." Sahut pemilik tangan yang lagi-lagi memukul Chelsea.

Chelsea mengerang kembali. Sakit, satu kata yang mewakilinya. Seluruh tubuhnya memerah tampak menyedihkan, dan wanita itu malah mengkhawatirkan tangan suaminya yang bahkan hanya memerah sedikit? Benar-benar sakit jiwa keluarga ini.

"Berhenti Om, sakit." Pinta Chelsea memohon-mohon sambil menangis, tangannya di satukan meminta untuk menghentikan aksi tak manusiawi orang di depannya ini. Pamannya lalu berhenti sambil memegang pinggangnya. Senyumnya tampak sangat cerah seperti mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Ngeliat kamu kayak gini, ngingetin saya sama muka ayah kamu." Setelah mengatakan itu, Tomi tertawa terbahak-bahak, seperti orang gila.

Chelsea berusaha duduk, ia benar-benar kesakitan, Air matanya seakan tak ingin berhenti.

"Chelsea, bersihin kamarku, berantakan tuh. Capek aku dengerin kamu teriak-teriak." Ucap Gitta sinis, sepupunya yang tadi hanya melihatnya saja. Bahkan di usianya yang masih 9 tahun, orang tuanya sudah memperlihatkan kekerasan seperti ini.

Tomi menatap Chelsea sinis. "Kamu enggak dengerin Gitta minta apa? Cepat bangun!." Teriak  Tomi menggema di ruang yang besar ini, yang dukunya ini adalah ruangan favorit keluarga Chelsea.

Chelsea langsung berusaha bangkit, walau dengan nyeri di tubuhnya yang tak tertahan rasa sakitnya.  Chelsea berjalan dengan tertatih-tatih, ia harus cepat mengerjakan apa yang mereka minta bila tak ingin sesuatu yang buruk menimpanya. Hingga sebuah bantal melayang ke kepalanya, membuat Chelsea terjatuh.

"Jalan yang cepat!." Teriak Femi tak sabar setelah melihat Chelsea berjalan sangat lamban.

Chelsea mengangguk dan bangkit dengan susah payah lagi. Ia melangkahkan kaki dengan cepat, walau nyeri di kakinya bertambah dua kali lipat.

Ia benar-benar tak kuat. Sudah 2 tahun ia mendapatkan perilaku seperti ini. Ia merasa seperti gadis paling tidak beruntung di dunia ini.

Chelsea lalu memasuki kamar Gitta yang sangat mewah, berbanding terbalik dengan kamarnya di gudang sana. Kamar ini adalah kamar kesayangannya dahulu. Setelah merebut semua milik Chelsea, Tomi dan keluarganya masih saja tak puas. Mereka memperlakukan Chelsea tidak se0erti manusia.

Chelsea Nataya Elvaretta [Telah Terbit | Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang