4

1.6K 70 6
                                    

.

"Aku masih belum dewasa. Tidak tau cara berbuat dengan benar."
Wanna one - Beautiful

.
.
.

Happy reading🥀⚘


"Makasih tumpangannya." Rey melambaikan tangan dengan ceria, tersenyum lebar. Ia lalu berjalan menuju rumahnya saat mobil Chelsea masuk garansi. Nathan dan yang lainnya sudah pergi duluan setelah mengucapkan terima kasih. Dasarnya saja, Rey yang alay.

Di dalam garansi, Chelsea menuju rumahnya, membuka pintu, lalu masuk. Ia menuju kamar di lantai dua, ia kemudian segera mandi, tubuhnya terasa gerah. Setelah mandi, ia mengambil hpnya, kemudian menelepon seseorang.

Setelah menelepon, ia menuju ruang TV, menonton acara TV dengan tenang. Setengah jam kemudian, bel berbunyi. Chelsea yang duduk di depan TV dan menikmati acara yang di tayangkan segera bangun. Ia menuju pintu, di sana tampak seorang laki-laki berpakaian membawa 2 kantong keresek.

"Mbak maaf ya lama, di sana lagi rame." Ucap Riski, salah satu pegawai di restorannya. Ia tadi memesan satu paket makanan untuk sekeluarga, dan satu paket personal.

Chelsea mengangguk. "Makasih." Ucapnya. Riski mengangguk saja.

"Tumben mesen paket yang kayak gini mbak, enggak kebanyakan ya?." Tanya Riski. Chelsea hanya mengangkat bahu, ia tak suka bila seseorang memberi pertanyaan yang tak penting. Riski yang mengerti akhirnya tersenyum tak enak. "Ya udah mbak, saya balik dulu." Riski pun pamit dan segera pergi.

Setelah kepergian Riski, Chelsea berjalan menuju rumah di sampingnya atau tepatnya rumah tetangganya. Dengan hoodie dan celana setengah paha, Chelsea melangkahkan kakinya santai. Memasuki halaman yang tampak sedikit kotor, Chelsea pun segera mengetuk pintu saat telah berada di depan pintu.

"Iya bentar." Sahut seseorang di dalam. Pintu pun terbuka, tampak Rico yang sedang memakan camilan.

"Loh Chelsea? Ngapain?." Tanya Rico. Chelsea hanya menyodorkan sekantong makanan yang di bawanya.

"Makan siang." Ucapnya. Rico dengan sigap mengambilnya. Matanya melongo saat menghirup bau makanan yang sedap-sedap.

"Loh? Padahal Gue enggak minta loh, eh langsung di anter. Lo peka juga ya Chel." Ucap Rico senyum-senyum tak jelas. Chelsea hanya mengangguk. "Gue balik." Ucapnya lalu segera membalikkan badannya.

"Eh eh, sini makan bareng. Masuk dulu." Ajak Rico. Tak sopan bila ia membiarkan Chelsea pergi begitu saja. "Enggak." Tolak Chelsea.

"Enggak, enggak. Pokoknya harus masuk dulu." Rico menarik Chelsea tanpa meminta persetujuannya. Chelsea berusaha melepas tangannya namun tak bisa, dan akhirnya hanya pasrah saja.

Rico tertawa senang. "Kawan-kawan kesayanganku, ada makanan nih." Teriak Rico bahagia. 3 laki-laki yang sedang memakan camilan di depan TV segera menghadap sumber suara.

Rey langsung bangun ketika mencium bau makanan. "Anjir, harum makanan. Astaga laper. Rasanya udah nggak makan kayak satu tahun." Ucap Rey lalu mengambil alih makanan di tangan Rico.

"Makasih Chelsea, jadi ngerepotin hehe." Ucap Rey lalu menatap Chelsea tersenyum enggak jelas.

"Baru sadar lo? Dari awal juga memang udah ngerepotin." Sahut Kevin ketus. Ia yang sebelumnya sibuk memakan snack kini menatap Chelsea. "Duduk Chel, gue ambil piring." Kevin lalu bangkit ke dapur. Nathan ikut bangkit, ia menyusul ke dapur berniat membantu Kevin.

Chelsea Nataya Elvaretta [Telah Terbit | Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang