Bab 15

360K 15.8K 517
                                    

"Pergi lagi?" tanya Bian ketika melihat istrinya sudah rapi saat sarapan.

"Iya," jawab Tari singkat.

"Ke mana?" tanya Bian lagi. Setelah pertengkaran mereka, Tari selalu pergi setiap harinya. Seperti saat ini. Kemarin ke rumah Pakde, kemarinnya lagi ada training, lalu kopdar dengan reseller.

"Jalan aja sama Ami, daripada di rumah, nanti ada yang curiga," sindir Tari seraya menghabiskan sarapannya.

Bian tahu Tari bermaksud menyindir. Reaksi kepada istrinya malam itu mungkin terlalu berlebihan. Tapi dia tidak bisa menahan emosi. Sebenarnya ingin meminta maaf, tapi egonya terlalu besar. Lagi pula sebagai suami dia mempunyai hak untuk menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh ditemui istrinya. Benarkah dia masih berhak?

"Jangan pulang terlalu malam," nasihat Bian.

Tari hanya mengangguk singkat. Dia beranjak berdiri membawa piring kotor ke sink. Sebenarnya sedang malas jalan, pekerjaannya menumpuk. Tapi dia ingin memberi Bian pelajaran, agar tidak mudah menuduh sesuatu yang tidak berdasar.

"Aku pergi dulu," ucap Bian seraya beranjak berdiri.

Tari menghampiri Bian dan mencium tangannya. Hal yang selalu dia lakukan walau hatinya merasa kesal ke suaminya itu. "Hati-hati."

Bian berjalan ke depan. Tiba-tiba dia berhenti dan menoleh ke belakang. "Tari," panggilnya.

"Ya?" jawabnya seraya membereskan meja.

"Kamu akhir pekan ada acara?"

Tari mendongak. "Akhir pekan ini?" tanyanya memastikan.

"Iya." Bian kembali ke dapur seraya menatap istrinya.

"Sepertinya ada. Kenapa?"

"A-aku mau mengajak nonton," ucap Bian sedikit gugup.

"Nonton?" Alis Tari bertaut. "Nonton film?" tanyanya ragu.

"Iya. Masa nontonin orang lewat."

Tari merengut. "Ya, siapa tahu. Aneh saja. Kamu, kan, nggak pernah ngajak nonton sebelumnya."

"Jadi bisa?" tanya Bian penuh harap.

"Aku lihat dulu. Kalau acaraku bisa di batalkan atau ganti hari."

"Tolong diusahakan, ya?" ucap Bian seraya memberikan senyum lebar. Berharap Tari bisa luluh.

"I'll see what I can do," ucap Tari tidak mau berjanji.

"Oke, aku tunggu kabar baiknya," ucap Bian. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Bian masuk ke mobil dengan senyuman di wajah. Dia berharap rencana untuk berbaikan dengan istrinya berhasil. Dia sadar sudah melakukan kesalahan dengan menuduh Tari yang tidak-tidak. Apakah Tari akan luluh dengan bunga? Atau coklat? tanya Bian dalam hati. Sepertinya dia harus mempersiapkan rencana yang matang untuk akhir pekan ini.

*****

"Nanti jadi nonton?" tanya Tari saat melihat suaminya bersiap hendak futsal pagi ini.

"Jadi dong," jawab Bian seraya berjalan ke depan.

"Jam berapa?"

"Setelah aku pulang futsal," ucap Bian seraya memasukkan barangnya ke mobil.

Wedding Agreement ( WEB SERIES tayang di Disney Hotstar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang