=Pengganggu Kecil=

93.1K 1.7K 7
                                    


Author POV

Edward berdiri didepan pintu kamar Rose, ia memandangi istrinya yang tengah menggong bayi berusia 13 bulan itu.

"Apakah dia sudah tidur?" tanya Edward.

"Belum, sebentar lagi. Aku perlu memindahkan nya ketempat tidur terlebih dahulu."

Edward menyilangkan tangan didepan dada. Setelah Selena melahirkan Rose mereka hanya pernah sekali melakukan hubungan badan.

Itupun hanya sebentar, Selena tidak lagi menjadi miliknya seutuhnya, istrinya sekarang telah dikendalikan anaknya.

Edward sangat senang saat pertama kali mereka memiliki seorang putri, tapi entah mengapa ia berdoa dalam hati berharap Rose cepat besar agar Selena bisa kembali membagi tubuh untuknya.

Selena melihat Edward sambil menyeringai. "Jangan cemburu dengan putrimu, daddy!" goda Selena dengan menirukan suara anak kecil.

Selena kembali melihat kearah wajah Rose yang sedang digendongnya. Gadis kecil manis itu sudah terlelap.

"Sayang, kenapa kau tidak pergi kekamar terlebih dahulu?" Ucap Selena membuat Edward cepat-cepat melihatnya. "Kau bisa membereskan kamar, uhm maksudku mengganti bed cover atau menaburinya dengan bunga mawar."

Edward melotot saat mendapat lampu hijau itu. Ia langsung hilang dari ambang pintu dan tiba dikamar utama yang bersampingan dengan kamar si kecil Rose.

Dengan cepat ia mengganti bed cover untuk king size mereka dan melompat-lompat untuk menyemprotkan parfum disekitarnya.

Selena terkekeh diam-diam. Ia tahu Edward sangat bersemangat dalam hal ini termasuk itu.

Selena meletakan Rose dengan pelan hingga ia mendapatkan kenyamanan di tempat tidurnya yang dikelilingi pagar.

Sebenarnya Selena juga sudah tidak sabar untuk melakukan hal yang sudah lama tidak dilakukannya. Ia rindu itu semua.

******

Saat Selena tiba didalam kamar utama mereka, Edward terlihat sedang berdiri disamping tempat tidur sambil memegang sebuah gelas martini yang berisikan sampanye.

Selena tertawa lalu melangkah mendekatinya. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Berusaha menggodamu!" sahut Edward, ia menyerumput pelan sampanye itu lagi lalu melihat istrinya.

"Kau sudah siap?" tanya Edward sambil menyodorkan segelas sampanye bekasnya kepada Selena.

"Siap apa?" tanya Selena bingung, dan ia menggeleng saat Edward menyodorinya segelas sampanye. "Aku masih menyusui Rose, aku tidak minum sampanye."

"Kau lupa?" tanya Edward.

"Apa?"

"Aku sudah membereskan tempat tidur kita, kau lupa?"

Selena tertawa dan berusaha terus menggoda suaminya. "Lupa Apa?"

"Sepertinya kau sudah tidak mencintaiku lagi." Edward menggeleng-geleng frustasi.

"Kata siapa?" Tanya Selena.

"Kata hatiku,"

"Tubuhku mencintaimu." Sahut Selena. Ia melangkah lebih cepat lalu mencium bibir pria tampan yang telah menjadi suami diusia muda nya itu.

Edward menjatuhkan gelas martini ditangannya, dan air sampanye mengalir di lantai, untung saja gelas tebal itu tidak pecah, jika iya tentu akan melukai keduanya.

Edward mendorong Selena hingga terjatuh keatas tempay tidur. "Siapa yang mengajarkanmu hingga kau selalu bermain brutal," Seringai keluar dari bibir Edward saat ia mulai merangkak naik keatas tubuh Selena.

"Katakan berapa rindunya kau dengan diriku." bisik Selena saat Edward mulai mencium dan menggigit daun telinganya.

"Sangat. Bahkan setiap inci-nya."

Mereka bertatapan beberapa saat sampai akhirnya Edward mencium bibir Selena dan mereka saling melahap dan saling ingin menghabiskan.

Dengan gegabah Edward menarik celana dalam Selena dengan begitu mudah karena istrinya hanya memakai piyama tidur yang panjang sampai atas lutut.

Edward masih mencium Selena, dan tangannya mulai menelusuri tubuh bagian bawah Selena.

Selena melebarkan kedua pahanya saat Edward mulai menyentuh lembut bagian sana yang sudah basah.

Jari tangannya mulai masuk kedalam sana dengan pelan dan mulai menggesekkannya degan lambat.

Selena memgelinjang dan ia tidak sengaja menggigit bibir Edward, Edwatd tertawa dan masih bermain dengan milik Selena.

Tangan selena menarik kaos yang membalut tubuh Edward hingga terlepas keatas.

Setelah selesai melucuti pakaian suaminya Selena mulai melepaskan pakaiannya sendiri setelah mereka melepas ciuman panas mereka.

Edward pergi ke pinggir tempat tidur, melepas celana nya lalu memakaikan kondom kepada kepala penisnya.

"Aku mencintaimu," Ucap Edward, ia melihat Selena yang berbaring telanjang tanpa sehelai pakaianpun disampingnya.

"Aku juga mencintaimu." Sahut Selena.

Selena mendapat dapat kecupan dikeningnya lalu Edward mulai menindih tubuh Selena.

Edward meminta istrinya untuk membuka kedua pahanya lalu ia mulai mengarahkan dan masukan penis nya kedalam vagina milik Selena.

"Aaaahh,,!" pekik Selena saat Edward mulai memasuki dirinya lagi.

Tubuh mereka saling menempel dan Edward mulai membuat sebuah goyangan lambat di pinggulnya hingga penisnya bergerak keluar masuk kedalam vagina Selena.

"Ah, Eddward!!!!"

Selena memeluk Edward, ia bahkan menekan punggung belakang Edward supaya terus menempel padanya dan memasuki vaginanya lebih dalam.

Berkali-kali suara desahan menguasai suasana bercinta mereka.

Selena terus menekan Edward bahkan tubuhnya mulai bergelombang diatas tempat tidur memgikuti irama tusukan yang ia dapatkan didalam dirinya.

Desahan Selena tak lagi terdengar saat Edward menutup mulut istrinya dengan bibirnya. Ia menciumnya.

"Apa kau ingin gaya lain?" bisik Edward dengan suara berat yang seksi.

"Tidddak, lakukan ini saja. Percepat!" pekik selena.

Edward mulai menambah kecepatan nya. Selena memejamkan erat matanya merasakan penis Edward yang seakan sudah menusuk hingga lambungnya.

Ia tak henti mengeluarkan desahan saat Edward melepaskam ciuman dan semakin mempercepat gerakan.

Semakin cepat bahkan Edward juga sudah menutupkan mata erat dan menggertakan gigi bagian dalamnya, mereka berdua sudah hampir berada di puncak orgasme.

"Ahhh damn!!!! So good!" pekik Edward saat ia sudah orgasme dan rubuh diatas tubuh Selena yang masih sulit memgatur napas nya yang memburu.

Edward miringkan tubuhnya lalu melihat Selena, memcium pelan kening lalu bibir Selena.
Saat Edward kembali ingin merangkak keatas tubuh Selena tetapi suara bayi menangis terdengar.

Selena mendorong Edward dengam terkejut. Ia langsung bangkit dari tempat tidur lalu meraih piyama nya.

"Rose ku memangis!" Selena tergesa-gesa memakai piyama lalu lari terbirit-birit keluar kamar Ke kamar sebelah menemui putrinya.

Edward mendengus tertawa serta sebal. Bahkan Selena meninggalkannya ditengah nikmatnya permainan.

Bahkan selena mengabaikan cairan yang meleleh disekitar pahanya demi Rose yang menangis.







🌙️

VOTE & COMMENT




Btw ini adalah chapter bonus terakhir

Kalian harus baca satu bab terakhir yang aku publish setelah bab ini...

OKKEEE😊😊

Thankfull<3

MARRIED YOUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang