2

8.3K 1.1K 95
                                    

14/06/18

.

.

Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Aku menunggu mereka semua keluar, aku tidak suka berhimpitan di pintu.

Dan Taeyong juga masih duduk di sebelahku sambil memainkan game di ponselnya. Aku menyerit bingung.

"Taeyong."

"Hm?"

"Kenapa belum pulang?"

"Menunggumu."

Aku semakin merasa bingung. Sedangkan Taeyong memasukan ponselnya kedalam sakunya dan berdiri. Taeyong memandangku datar lalu tiba tiba menggandeng tanganku.

Aku hanya diam karena masih terkejut. Sekolah sudah sepi. Aku berusaha menyesuaikan langkahku dengan langkahnya.

"Taeyong-"

"Dimana rumahmu?"

Taeyong berhenti berjalan lalu menatapku. Sepertinya menunggu jawabanku.

"Lepaskan tanganku dulu-"

"Dimana rumahmu?"

Aku menghela nafas. Aku benar benar tidak terbiasa dengan keadaan ini.

"Aku akan mengantarmu pulang." Taeyong kembali bersuara dengan suara datar.

Aku melotot. "Hey! Tidak perlu!"

Taeyong terlihat menyerit. Dan aku sungguh berharap dia tidak jadi mengantarku pulang.

"Kenapa?"

Suaraku seolah tertahan. Aku hanya bisa menatapnya harap. Mengantarku pulang bukan ide yang bagus.

Aku tidak ingin dia bertemu ibuku..

Taeyong menghela nafas. "Baiklah."

Aku langsung merasa lega.

Aku dan Taeyong kembali berjalan dalam diam. Keheningan mengiringi kami berdua sampai ke gerbang. Taeyong mengantarku sampai ke halte dekat sekolah, dan sekarang kami sedang duduk manis di kursi yang ada di halte.

Sebenarnya aku bingung. Kenapa Taeyong belum pulang juga?

"Busnya datang."

Aku terdiam beberapa detik sebelum mengangguk.

"Terima kasih."

"Untuk apa?"

Aku memandang Taeyong datar. Tidak ada maksud apa apa sebenarnya. Tatapanku memang selalu datar.

"Sudah menemaniku."

Aku menggigit bibir bawahku dan tersenyum. Taeyong seperti kebiasaannya hanya diam dan menatapku datar.

Aku naik ke dalam bus saat pintu bus terbuka. Aku duduk di paling belakang. Taeyong sudah kembali ke parkiran sekolah saat aku naik ke dalam bus.

Bus mulai berjalan. Aku termenung. Memikirkan hubungan anehku dengan Taeyong.

Aku dan Taeyong resmi menjadi sepasang kekasih karena keputusan sepihaknya. Aku bukan tipe orang yang bisa membantah. Karena itu aku tidak bisa berkata apa apa padanya.

Aku hanya mengikuti keinginannya.

Jujur saja, setelah setengah tahun berada di kelas yang sama dengan Taeyong, aku dan dia baru kali ini berinteraksi satu sama lain.

Menjalin hubungan seperti ini merupakan hal baru bagiku. Aku harus siap menerima resikonya. Saat Taeyong meminta putus, aku hanya bisa mengikuti keinginannya lagi.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang