6

6.8K 982 35
                                    

01/07/18

.

.

"Yn."

Aku mengalihkan perhatianku dari buku yang kubaca ke arah pintu kamarku. Ayah terlihat berdiri di sana sambil tersenyum padaku.

Ayah menutup pintu dan duduk di ranjang kecilku. Aku memutar kursi dan memandang ayah bingung.

"Ada apa, ayah?"

"Apa tugasmu banyak akhir akhir ini?" Tanya ayah.

Aku menggeleng. Aku selalu mengerjakan tugas di sekolah. Aku tidak ingin memikirkan tugas di rumah. Untuk yang kemarin aku khilaf.

"Taeyong memperlakukanmu dengan baik?"

Aku mengangguk lagi. Ayah menghela nafas.

"Jam 7 sampai jam 10. Pergilah bersama Taeyong."

Aku tersentak. Menghabiskan 4 jam di luar sana. Aku bahkan tidak punya tujuan jika ingin keluar.

"Kenapa?"

"Karena dia selalu pulang jam 7 dan kembali ke bar jam 10. Ayah tidak ingin kau di ganggu seperti kemarin. Kau mengerti kan, yn?"

Aku menunduk.

"Apa yang ingin ayah lakukan?"

Terdengar helaan nafas. Aku mendongak dan menatap ayah.

"Sesuatu yang membuatnya ingin pergi."

Setelah mengatakan itu, ayah berdiri dan berjalan kearah pintu. Tangannya memegang gagang pintu dan menatapku.

"Sudah hampir jam 7."

Aku melirik jam dinding. Aku menghela nafas. Ayah keluar tak lupa menutup pintu. Aku mengambil ponsel pemberian Taeyong dan menghubunginya.

"Halo?"

Aku menggigit bibir bawahku. Ragu ingin mengajaknya.

"Kau sibuk?"

Jantungku berdetak 2 kali lebih cepat.

"Tidak. Ada apa?"

"Ayah ingin aku keluar rumah sampai jam 10. Tapi aku tidak tahu ingin kemana."

Aku menunduk dan memainkan ujung bajuku.

"Aku akan kesana. 10 menit."

Sambungan terputus. Aku menghela nafas lega karena kepekaan Taeyong. Aku segera mengganti pakaian, mengambil sejumlah uang di tabunganku dan keluar.

Ayah yang berada di ruang tengah tersenyum. "Taeyong?"

Aku mengangguk. "Aku pergi dulu, ayah."

Aku keluar dan berjalan menuju halte. Aku duduk di sana sambil memandang langit malam.

Sebuah mobil berhenti di depanku. Aku berdiri dan mendekat ke pintu. Aku membuka pintu mobil di depan, menutupnya dan menoleh pada Taeyong.

"Pakai sabuk pengamanmu."

Aku menurut.

"Hai, yn!"

Aku terkejut dan menoleh ke belakang. Ada Yuta yang tengah tersenyum lebar.

"Kau juga ikut?"

Yuta mengangguk. "Tentu saja! Lagipula Taeyong yang mengajakku."

Aku mengangguk paham. Taeyong menjalankan mobilnya. Di dalam mobil, aku terus mengobrol dengan Yuta. Yuta seperti punya banyak bahan bicara.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang