3

7.2K 1.1K 80
                                    

18/06/18

.

.

"Yn!"

Aku menatap Yuta datar. Sebenarnya aku bingung karena Yuta terlihat ingin membicarakan sesuatu yang serius. Padahal biasanya dia..

"Apa?"

Yuta menghela nafas lalu menatapku dalam.

"Lepaskan Taeyong."

Aku menyerit. Apa apaan? Lepaskan?

Yuta kembali menghela nafas. Untung saja di taman memang sedang sepi. Taeyong sedang ada urusan di ruang guru. Mungkin dia akan ikut OSN khusus fisika.

"Kau menggodanya kan? Aku sangat mengenal Taeyong. Dia tidak mungkin langsung asal berpacaran dengan orang lain."

Ucapan Yuta membuatku sakit hati. Menggoda Taeyong? Peduli dengannya saja tidak.

Tapi untuk sekarang aku peduli..

Taeyong milikku juga kan?

"Yuta-san." Suaraku terdengar dingin.

"Apa aku terlihat seperti penggoda?"

Yuta diam tidak menjawab.

"Jika aku punya keahlian menggoda orang seperti katamu, aku sudah lama melakukannya."

Yuta terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Yuta menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Maaf. Aku hanya bingung bagaimana kalian bisa berpacaran." Yuta tersenyum menyesal.

Aku mengangguk samar lalu balas tersenyum singkat.

Yuta duduk di sebelahku. Kami diam menikmati angin yang berhembus pelan dan menerpa wajah kami.

"Yn, kau punya saudara?"

Aku menggeleng sebagai jawaban. Aku anak tunggal. Hey, bagaimana mungkin aku mendapatkan seorang saudara kalau hubungan orang tuaku sekarang berantakan?

"Aku juga tidak punya."

Aku menoleh pada Yuta. Senyum tipis terlihat di bibirnya.

"Karena itu aku sangat menyayangi Taeyong layaknya saudara sendiri. Aku selalu ingin punya saudara tapi tidak pernah kesampaian." Yuta mulai bercerita tentangnya.

Selama ini aku mendengar kalau Yuta memang orang yang bersahabat, meskipun menyebalkan. Tapi, apa dia mau berteman denganku? Itu pun kalau dia mau berteman denganku.

"Maaf karena aku salah paham padamu, yn. Aku hanya tidak ingin Taeyong dimanfaatkan oleh orang yang melihat kekayaannya."

Aku tersenyum tipis. Yuta baik. Dia menyayangi Taeyong. Aku juga ingin merasakan yang namanya disayangi oleh seorang saudara.

"Aku juga ingin punya saudara." Aku bergunam, tapi Yuta masih bisa mendengarnya.

Yuta terlihat terkejut karena aku ikut bercerita. Tapi dia hanya diam seperti menunggu kelanjutan ceritaku.

"Aku ingin tahu rasanya punya adik. Tapi hubungan orang tuaku berantakan. Dengan hubungan yang berantakan seperti itu, aku tidak mungkin mendapat seorang adik kan?"

Aku menghela nafas. Aku tersentak saat ada yang menepuk bahuku pelan. Aku menoleh dan Yuta terlihat tersenyum.

"Karena itu kau jadi pendiam dan tidak punya teman?" Yuta berucap sambil masih menepuk bahuku.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang