5

6.9K 1K 12
                                    

01/07/18

.

.

Aku melirik Taeyong yang tengah sibuk mencatat hal hal penting. Saat ini pelajaran sejarah tengah berlangsung dan kami di suruh untuk mencatat hal hal penting.

Padahal menurutku semua yang ada dalam buku penting.

Punyaku sudah setengah. Sedangkan Taeyong hampir selesai. Faktor kepintaran kami berbeda memang.

Setelah makan malam, Taeyong mengantarku pulang. Selama perjalanan dia mendiamkanku. Mungkin aku terlalu negative thinking, karena pada dasarnya Taeyong memang pendiam.

Tapi, sampai saat ini dia masih mendiamkanku. Tadi pagi saja sapaanku tidak dibalas olehnya.

Aku... tidak suka.

"T-Taeyong?"

Taeyong bergunam. Aku menghela nafas dan memilih tidak bersuara.

Selang beberapa menit tugasku selesai. Bersamaan dengan bel istirahat terdengar. Aku memasukan catatanku ke dalam laci meja. Setelah itu duduk diam menatap keluar kelas.

Aku tidak punya niat kemanapun.

"Yn! Ayo ke kantin."

Aku menoleh pada Yuta yang tengah tersenyum lebar.

"Aku tidak bisa ke sana." Aku meringis.

Kantin sekolah makanannya mahal mahal, sedangkan uang jajanku hanya sedikit.

"Kenapa?" Tanya Yuta.

Taeyong tiba tiba berdiri membuat aku dan Yuta menatapnya. Di tangan Taeyong ada buku tebal dan catatan miliknya.

"Mau kemana?"

Aku menahan tangan Taeyong. Taeyong mengisyarat untuk melepas tangannya, aku menurut.

"Ke ruang guru."

"Taeyong, kau serius ikut OSN? Fisika?"

Yuta bersuara. Taeyong hanya mengangguk sebagai jawaban dan meninggalkanku bersama Yuta.

Aku menghela nafas. Dia benar benar marah.

"Jangan dipikirkan, yn. Dia memang seperti itu. Kau tahulah, orang sibuk."

Aku berusaha berpikir positif dengan mendengar ucapan Yuta. Karena Yuta lebih mengenal sifat Taeyong daripada aku yang baru akrab dengannya.

.chain.

Aku dan Yuta kini berada di taman. Tempat dimana aku dan Yuta sepakat untuk menjalin hubungan pertemanan.

Aku lebih memilih ke sini daripada ke tempat ramai. Yuta pun membelikanku roti dan susu kotak. Baik sekali kan?

"Apa kau tidak ingin tahu sesuatu tentang Taeyong?"

Aku menghela nafas. Aku diam dan menatap Yuta.

"Taeyong itu.."

Yuta tersenyum. "Dia orang baik. Jangan karna wajahnya yang kadang tersenyum itu, orang menilainya dingin. Taeyong pernah membantu seorang nenek menyebrang jalan. Bahkan dia membantuku membuat tugas. Taeyong itu kalem. Tenang sekali, tidak sepertiku, haha."

Yuta terkekeh lalu melanjutkan. "Meskipun dari keluarga kaya, Taeyong tidak pernah menyombongkan dirinya. Ohya, jangan pernah membuatnya marah oke? Dia sangat mengerikan saat marah."

Aku mengangguk. Aku setuju dengan Yuta. Melihat setengah dari kemarahannya saja membuatku bergidik ngeri.

"Taeyong juga sangat menghargai apa yang dibelikan orang tuanya. Kau pernah naik mobilnya kan? Mobilnya sangat bersih. Ohya, Taeyong juga sangat menjaga apa yang menjadi miliknya. Taeyong hanya lembut pada orang orang tertentu. Jadi, jangan heran kalau Taeyong sangat lembut padamu."

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang