14

4.9K 812 41
                                    

17/07/18

.

.

Aku dan Taeyong akhirnya pulang setelah bersenang senang. Semuanya terasa sangat menyenangkan karena itu kali pertama aku ke sana.

Taeyong membawaku ke rumahnya dulu untuk mengambil tas juga bajuku. Hari ini aku akan kembali ke rumah. Aku tidak mungkin tetap tinggal sedangkan Taeyong tidak ada.

Aku memang dekat dengan ibunya, tapi tetap saja aku masih tahu diri.

Sesudah mengambil barang barangku, aku dan Taeyong langsung menuju ke rumahku. Kali ini aku membiarkannya mengantarku sampai ke depan rumah.

Sampai di rumah, aku turun dari mobil di ikuti Taeyong. Taeyong mengikutiku sampai ke depan pintu rumah.

"Hey, ini sudah jam 7." Ucapku mencoba memberitahunya.

Taeyong lalu bergerak memelukku erat. Aku balas memeluknya sambil tersenyum.

"I gonna miss you so much, bae."

Senyumku makin lebar. "Yes, me too."

Taeyong melepas pelukannya lalu mengelus kepalaku. "Masuklah. Tunggu aku 4 hari."

Aku merengut. "Lama sekali."

Taeyong yang mendengar ucapanku tertawa.

Aku tersenyum pada Taeyong, setelah itu membuka pintu rumahku setengah. Membuat pemandangan dalam rumahku terlihat.

Dan pemandangan di dalam membuatku langsung menutup pintu dengan membantingnya. Aku menelan ludah dan menoleh takut takut pada Taeyong.

Dan aku mendapati wajah Taeyong terlihat syok. Aku langsung merasa bersalah.

"Taeyong! Maaf! S-seharusnya-"

"Ayah.."

"Eh?"

Raut wajah Taeyong yang tadinya syok kini berganti. Dingin sama seperti aku bertemu dengannya dulu saat pembagian kelas.

Tidak.

Bahkan ini jauh lebih dingin.

"Taeyong-"

"Aku pergi."

Taeyong berjalan cepat menghampiri mobilnya tanpa menatapku. Taeyong membuka pintu mobilnya, sebelum naik Taeyong memandangku dingin.

"Jangan hubungi aku."

Setelah mengucapkan itu dengan sangat dingin, Taeyong berlalu dengan mobilnya.

Nafasku tercekat. Padahal kami barusaja bersenang senang. Kenapa akhirnya begini?

Dan lagi, pria yang di dalam itu ayahnya?

Rasanya aku akan gila.

Aku cepat cepat masuk. Aku membiarkan tasku yang berisi beberapa pakaianku di atas lantai.

Aku mendekat para kedua orang yang masih asik bercumbu di sofa. Aku jijik melihat posisi ibuku yang berada di atas pangkuan pria asing sambil bergerak agesif.

Aku dengan amarah menarik belakang baju ibuku.

"Apa apaan kau ini?!"

Sesuai dugaan. Dia akan berteriak padaku.

Bau anggur tiba tiba masuk ke dalam penciumanku. Aku melirik pria asing itu sebelum menarik ibuku lagi, melemparnya ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya dengan ayah dari luar. Aku merasa ini saatnya aku berani pada ibuku.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang