special chapter ; taeyong pov

5.8K 698 15
                                    

26/07/18

.

.

Yn itu unik. Dia tidak sama seperti gadis gadis pada umumnya. Dia terlalu cuek, pendiam, dan semua itu karena ayahnya. Penampilannya memang tidak culun, tapi kebiasaan cueknya itu membuat teman kelas lainnya segan untuk berdekatan dengannya.

Aku terkadang memperhatikannya saat pelajaran berlangsung. Bagaimana raut wajah datarnya itu berputar putar di kepalaku saat pertama kali melihatnya. Ekspresi yang di keluarkannya pun tidak banyak.

Dia akan merasa sedih jika nilainya turun. Dia juga akan tersenyum jika nilainya sempurna.

Hanya itu ekspresi yang bisa aku tangkap darinya selama setengah tahun ini.

Sampai akhirnya, aku bisa berpacaran dengannya. Bahkan itu di luar rencanaku.

Selama seminggu, aku menghabiskan setengah waktuku bersamanya. Ternyata dia tidak secuek dari yang aku kira. Dia hanya tidak banyak bicara karena tidak ada yang berbicara dengannya. Seminggu benar benar cukup untuk membuatku mengenalnya.

Yn itu polos. Dia juga cuek dengan keadaan sekitar. Bahkan tempat tempat terkenal pun hanya di kunjungi satu dua kali. Dia hanya terus berdiam diri di rumah. Tapi setelah berpacaran denganku, dia jadi lebih suka keluar rumah. Dia juga suka bertemu ibu.

Aku jadi semakin menyayanginya karena itu.

Tapi setelah melihat kejadian itu, aku emosi. Bagaimana cara ibunya menyentuh ayah dengan agesif masih terekam jelas di ingatanku. Dan aku tidak menyangka ayah akan menjalin hubungan gelap dengan ibu yn.

Raut wajah sedih ibu terbayang bayang di kepalaku begitu melihat adegan yang tidak sengaja kulihat.

Dan aku tidak sengaja melampiaskan semuanya pada yn.

"Aku pergi."

Raut wajah kaget yn terlihat. Tapi aku sudah terlalu emosi.

"Jangan hubungi aku."

Aku langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya. Aku terus melajukan mobilku dengan cepat sampai tiba di rumah.

"Taeyong, ada apa?"

Begitu masuk, suara lembut ibu membuat emosiku perlahan mereda. Aku bergerak memeluk ibu dan menenggelamkan wajahku di bahunya.

"Taeyong?"

"Bisa tolong bantu aku berkemas, ibu? Aku sudah harus pergi. Pak Kim sudah menungguku." Aku melepas pelukanku dan tersenyum paksa.

Ibu tersenyum lembut. "Tentu."

.chain.

Aku bisa mengisi semua soal dengan mudah. Semuanya sudah aku pelajari sehingga rasanya seperti menjawab soal untuk kelas 1. Aku memfokuskan diri pada belajar dan tidak memikirkan hal lain.

Semua yang kulakukan hanya membaca buku dan belajar.

Saat bayangan yn muncul, aku akan belajar. Saat bayangan ayah dan ibu yn bercumbu, aku akan belajar.

Seolah hidupku ini hanya untuk belajar, belajar, dan belajar.

Bahkan saat ini pun, aku masih menyempatkan waktuku untuk belajar. Padahal aku barusaja selesai mengikuti OSN. Selain untuk menghapus bayang bayang wajah yn, aku juga harus berusaha keras untuk menaikan derajat sekolah.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang