7

6.5K 947 34
                                    

07/07/18

.

.

Aku menenggelamkan wajahku di bantal. Ingatan tentang Taeyong yang pasrah di tarik oleh gadis yang tidak aku kenal terus terbayang bayang di kepalaku. Seperti kaset rusak yang filmnya terus terputar ulang.

Aku mencoba untuk tidak peduli seperti karakterku ini, tapi rasanya terlalu sesak untuk tidak aku pedulikan.

Aku pikir aku satu satunya gadis yang dekat dengan Taeyong, kecuali ibunya. Ternyata aku terlalu percaya diri.

"Taeyong hanya menyukaimu. Tidak usah pedulikan Jennie. Taeyong milikmu."

Setidaknya ucapan Yuta sedikit membuatku tenang.

Drrt~ drrt~

Aku mengangkat kepalaku dan mengambil ponselku yang berada di atas nakas. Tanpa melihat siapa yang memanggil, aku langsung mengangkatnya dan kembali menenggelamkan wajahku di bantal.

"Halo?" Aku yakin suaraku terdengar serak karena aku menenggelamkan wajahku di bantal.

"Apa apaan suaramu itu."

Aku hanya bergunam saat tahu kalau Taeyong yang menghubungiku. Dan, dia sinis sekali.

"Hmm.."

"Kau menangis?"

Hah?

Memangnya suaraku seserak itu sampai dia mengira aku menangis?

"Tidak."

Beberapa saat Taeyong tidak bersuara. Yang terdengar hanyalah suara mobil yang di matikan dan suara tutupan pintu.

"Benarkah?"

"Hm."

Aku memutar badanku dan memandang langit langit kamarku.

"Taeyong, apa gadis yang tadi itu pacarmu?"

Entah setan apa yang merasukiku, mulutku bergerak dan melontarkan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu aku tanyakan. Pertanyaan paling konyol yang pernah aku keluarkan selama 17 tahun aku hidup.

"Yn."

Aku menggigit bibir bawahku saat suara Taeyong di sebrang sana terdengar dingin. Aku merutuki mulutku yang bergerak sendiri.

"She's not my girlfriend. I told you that my girlfriend is you. Why you ask me like that?"

Aku semakin kuat menggigit bibirku hingga aku merasakan cairan manis tertangkap indra perasaku. Bibirku berdarah.

"A-aku hanya bingung. Maaf." Aku bergunam.

Terdengar helaan nafas Taeyong di sana. Aku meringis saat bibirku mulai terasa perih.

"Kau kenapa?"

Aku tersentak. "Aku tidak apa apa-ssshhh."

Aku berdiri dan bercermin. Aku mengambil sapu tanganku dan membersihkan darah di bibirku.

"Taeyong, apa yang kau lakukan dengan gadis tadi?"

Aku meletakan sapu tanganku di atas nakas dan kembali berbaring. Selimut aku tarik sampai sebatas leherku.

"Hm? Aku tidak melakukan apa apa dengannya."

Aku menyerit. "Tapi-"

"Aku menyuruhnya tidak menggangguku karena aku sudah punya pacar. Aku sudah menjadi milikmu. Karena itu, berhentilah bertanya yang aneh aneh, yn."

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang