[05]

732 106 5
                                    

***

Rumah Herin
13.24


Rumah Herin begitu besar dan luas, tidak seperti halnya rumahmu yang kecil.

Namun meskipun begitu entah kenapa aura rumah Herin berbeda. Memiliki kesan yang dingin. Mungkin kini rumahmu juga sama.

Dulu aura rumahmu hangat. Saat masih ada ibumu dirumah.

"Orang tuamu kemana?"

Pertanyaan yang biasa kamu tanyakan saat pertama kali datang kerumah orang lain, dan rumah tersebut terasa sepi.

"Sibuk hehe"

Jawab Herin singkat dengan senyum. Namun terlihat begitu tipis hingga senyun itu hampir tak nampak.

Bahkan dihari Sabtu seperti ini orang tuanya harus bekerja. Tidak seperti ayahmu yang sekarang mungkin sedang menonton siaran tennis ditv bersama Hyunjin.

"Jadi kamu selalu sendirian seperti ini dirumah?"

Pada hari Sabtu ini kamu berencana untuk datang kerumah Herin untuk belajar. Lebih tepatnya untukmu menemani Herin belajar, karena ia mempunyai banyak tugas yang belum diselesaikan dan meminta bantuanmu.

"Tidakkah kamu merasa kesepian?"

"Entahlah, aku sudah terbiasa. Mereka mencari uang yang banyak dan meninggalkan anaknya disini sendirian. Mereka bilang mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku, untuk kebahagianku......"

"....tapi bagaimana jika kebahagianku adalah mereka? Tidak pernahkah terpikirkan tentang hal itu?"

Kamu tertegun mendengar kata-kata Herin. Membuatmu teringat dengan masa-masa kecilmu.

Pergi diantar sekolah bersama ibu, lalu saat kamu pulang cepat dihari Sabtu, pasti ayah dan ibumu sudah menunggumu dan Hyunjin untuk membawa kalian makan siang direstoran.

"Ah maafkan aku telah membuat suasana sedikit emosional disini hehe. Yahh, kira-kira begitulah sekilas kehidupanku, itulah mengapa saat nanti aku hanya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga"

Tawa kalian menggema didalam rumah yang sepi itu. Kamu tidak dapat membayangkan betapa sepinya hidup Herin selama ini.

Mungkin ia memang kaya akan harta dan memiliki segalanya. Tapi itu tidaklah membuatnya bahagia.

Ada beberapa hal yang tidak bisa dibeli oleh harta benda.

***

Rumah
17.45

"Aku pulang"

Kamu menutup pintu, terdengar suara tv yang mungkin sedang menayangkan siaran makanan.

Ruang keluarga yang berjarak hanya beberapa langkah memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang duduk bersantai disofa.

"Bagaimana rumah Herin?"

"Besar"

"Dibandingkan rumah kita?"

"Ah, rumahnya jauh lebih luas, yah"

Kamu menghempaskan dirimu kesofa yang empuk dan ikut menonton acara masak bersama ayahmu.

"Kak Hyunjin mana?"

"Sedang pergi ke komplek sebelah. Katanya mengunjungi teman lama"

Kamu mengangguk lalu beranjak kedapur untuk menyiapkan makan malam. Dapurmu berada tepat dibelakang ruang tv, sehingga kamu masih bisa ikut menonton acara tv tersebut tanpa terhalangi tembok.

"Kak Hyunjin tidak akan lama kan? Aku beli ayam kesukaannya untuk makan malam"

"Oh, maksudmu ayam goreng yang dulu suka kita beli?"

"Ya!!"

Kamu merasa sangat  senang ayahmu masih mengingatnya, meskipun itu sudah bertahun-tahun yang lalu.

Dengan begini kamu kembali teringat ibumu.

"Ayah"

"Ya?" Ayahmu menggerakan kepalanya namun tidak berbalik.

"Karena kita sudah kembali ke kota ini lagi... Tidak bisakah kita mengunjungi ibu? Aku.... Merindukannya..."

Kini ayah mu melihat kearahmu dari sofa dan tersenyum. Entah kenapa tapi kamu merasa takut dengan senyum itu.

"Kamu bisa mengunjunginya sendiri jika kamu mau"

"Tapi aku ingin kita mengunjunginya bersama..."

"Mintalah Hyunjin untuk menemanimu"

"Tidakkah tujuh tahun cukup untukmu ayah?"

Nada suaramu sedikit bergetar, namun tak ada jawaban dari ayahmu menandakan bahwa pertanyaanmu tadi cukup sensitif.

"Maaf..."

Ucapmu lirih sebelum kembali menyiapkan makan malam, dan tak lama Hyunjin datang menyelamatkan keadaan.

"Oh! Kamu sudah pulang (y/n). Lihaaat aku membawakanmu jus hehehe"

Kamu tersenyum menyambutnya bersama jus yang ia bawa. Jus Jambu, Mangga, dan Sirsak.

"Ayah, aku membeli jus sirsak untukmu!"

Hyunjin mengambil jus sirsak dan jus jambu lalu memberikan yang satu kepada ayahnya.

"Terima kasih!"

Ayahnya tersenyum lalu mulai meminum jus sirsak tersebut. Hyunjin kembali menghampirimu.

"Apakah ini ayam goreng dari tempat kesukaanku?"

Katanya sambil mencium wangi ayam tersebut. Kamu mengangguk.

"Wah!! Sudah lama sekali!!"

Hyunjin segera mengambil piring dan nasi untuk makan ayam, kamu hanya duduk dimeja makan sambil menunggunya.

Melihat kakakmu yang makan dengan lahap, membuatmu sedikit lebih tenang. Memang, dari dulu melihat kakakmu bahagia merupakan suatu kesenangan tersendiri bagimu.

Selama ini, ia adalah orang yang menemanimu dihari-hari sepi, dimana sudah tidak ada lagi tempatmu untuk pergi ia selalu ada disana.

Bagimu, Hyunjin adalah kebahagiaan.  Itulah kenapa kamu selalu mencoba yang terbaik untuk membuatnya tersenyum.

***

Maaf telat update ><

Dan maaf dichapter ini ga ada Jeongin yaa ㅠㅠ

Aku mencoba untuk meminimalisir romance disini hehe

Selamat malam! ❤

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang