[22]

429 83 8
                                    

***

Sekarang tentu saja kalian tidak pernah berbicara tentang pertemuan itu.

Kegiatan sehari - hari berjalan seperti biasa, Jeongin yang mengganggumu dan seterusnya.

Tapi, sekarang kamu sudah lebih mewajarkan segala yang dia lakukan. Mungkin itu hanya pelampiasan karena Jeongin tidak bisa seperti itu dirumah.

"(y/n)! Kau berkencan dengan Jeongin ya?"

Satu cubitan berhasil menyakiti lengan Herin.

"Omong kosong apa lagi?" Tanyamu dengan kesal.

"Kalian agak sedikit lebih akur dari biasanya"

Herin menangkupkan wajahnya sambil memperhatikanmu dengan ekspresi menilai.

"Apakah seseorang tidak boleh berubah?"

Kamu membela dirimu sendiri, tentu saja kamu tidak sudi dibilang  berkencan dengan Jeongin.

Sekarang ini semua orang sedang dalam masa - masa penuh ambisi karena ujian kenaikan kelas semakin dekat.

Kalian semua berusaha mengejar sebuah tugas yang belum , nilai yang kurang dan sebagainya.

Jadi minggu - minggu ini adalah waktu yang sangat sibuk.

"Ahhhhh (y/n) aku takut tidak naik kelas"

Herin mendesah dengan kepala diatas meja. Ya, disekolah kalian ini akan tetap masih ada beberapa murid yang tidak naik kelas.

"Kamu kira aku tidak?! Aku juga takut. Nilaiku banyak yang kosong"

"Yah setidaknya nilai ulanganmu bagus"

Kalian berdua kembali mendesah meskipun mengeluh tidak ada gunanya.

"Tapi bukankah Jeongin yang seharusnya khawatir? Maksudku, kan nilainya turun semester ini"

Herin memperhatikan sosok Jeongin yang masih tidak bisa lepas dari kebiasannya, memainkan hati perempuan.

"Kau benar, aku hampir gila memikirkannya, hhhhh ditambah lagi dia yang sangat hobi bepergian dengan gadis yang berbeda setiap minggunya"

Herin menaikkan sebelah alisnya kearahmu "Untuk apa kamu memikirkan nilai Jeongin?"

Kemudian kamu menatap Herin panik. Kamu tidak sengaja kelepasan berbicara.

"A-aku.... Tidak, tidak apa - apa. Hanya... ya...."

Kamu mencoba menghindar kontak mata dengan Herin membuat anak itu semakin bingung.

"Aku hanya. Sedikit peduli hehehe"

Kamu tertawa mencoba menyembunyikan sesuatu yang mungkin lebih dari sekedar kata 'peduli'.

***


Waktu berlalu cukup cepat. Tak terasa sudah satu tahun kamu bersekolah disini dan kini sedang pembagian rapot, semua murid tentunya sangat gugup dan takut dengan hasilnya.

"Kak Hyunjin!!!!!"

Kamu berlari dan segera memeluknya dengan buku rapotmu ditangan, Hyunjin menangkapmu dengan buku yang sama ditangannya juga.

"Nilaimu pasti bagus kan?"

"Tidak buruk hehe"

Kamu tertawa kecil, untuk seorang yang baru pindah ke kota baru nilaimu tidak begitu buruk.

Ditambah lagi dengan Hyunjin yang dapat memasuki 10 besar, kamu tidak bisa lebih bangga lagi.

Dan lagi kamu sangat bersyukur karena Jeongin bisa naik kelas. Nilai anak itu kan memang agak sedikit menurun, tapi nilai ujian akhirnya cukup memuaskan.

"Terima kasih sudah membantuku disaat - saat terakhir hh"

Jeongin bergabung dengan kalian, sebenarnya ia tidak benar - benar berbicara padamu karena kenyataanya Hyunjin ikut membantunya memperbaiki nilai.

***


"Kami sangat bangga dengan kalian"

Ujar ayahmu ketika kalian sedang makan siang bersama disebuah restoran.

Dan tebak, ibumu ikut juga!

Karena sekarang sudah hampir tiga minggu ia tinggal bersama kalian lagi, dan kalianpun merasakan mempunyai keluarga yang utuh kembali.

"Jadiii, kita akan liburan kemana?"

Tanya ibu kalian disela - sela makan siang tersebut. Dari apa yang kamu lihat mereka tampak begitu bahagia dapat kembali bersama.

Kamu tampak sibuk berpikir sambil mengunyah spaghetti carbonara yang kamu pesan.



"Bagaimana jika rumah kakek?"

Sahut Hyunjin tiba - tiba, membuat kalian semua agak terkejut dengan jawabannya.

"Lagipula kita sudah lama tidak mengunjungi mereka bersama - sama"

Orang tua kalian saling pandang sementara kamu melihat Hyunjin yang hanya tersenyum polos.

Kamu mengalihkan mata kearah kedua orang tuamu yang terlihar sedang berdiskusi.

Kamu dan Hyunjin agak sedikit khawatir takut mereka bertengkar lagi. Tapi kali ini tidak mereka akhirnya mengangguk lalu menghadap kearah kalian.

"Baiklah ayo kita kunjungi mereka"

Kata ibumu lalu tersenyum manis, lalu kalianpun melanjutkan acara keluarga yang sudah tertunda selama 7 tahun itu.














Ting!

Jeongin: (y/n), berkunjunglah kerumahku minggu depan!!

***

Maafkan aku yang baru update ㅠㅠ
Karena sejujurnya draftku baru sampe sini dan kemaren belom selesai :')

Nah tinggal besok chapter terakhirrr ❤❤❤❤

Agak gajelas gitu ga sih makin kesini?

hehe maaf ya :(

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang