[12]

442 92 12
                                    

***

Kelas
08.27

"Permisi"

Kalian semua menengok kearah pintu yang terbuka, terlihat wali kelasmu Pak Lee memunculkan kepalanya.

"Jeongin ada?"

Semua orang disana saling menengok lalu menggeleng. Sudah 3 hari Jeongin tidak masuk sekolah dan itu hal yang tidak wajar.

Katanya ia sedang sakit tapi tidak ada yang tau sakit apa.

"Apakah Jeongin baik-baik saja ya?"

Kamu bertanya pada Herin atau lebih tepatnya pada dirimu sendiri.

"Kenapa? Kangen?"

"Bukann!!!"

Kamu merengek kesal sementara Herin tertawa puas.

"Baiklah terimakasih, dan (y/n) bisa ikut bapak sebentar?"

Kamu langsung terdiam dan terlihat kebingungan lalu meminta izin kepada guru sejarah untuk keluar kelas sebentar.

***


Kamu mengikuti wali kelasmu hingga kalian sampai ke ruang guru. Disana kamu duduk dikursi yang berada didepan meja wali kelas.

"Ada apa ya pak?"

Kamu bertanya dengan penasaran sementara guru itu baru saja tetduduk dikursinya.

"Rumahmu dekat dengan rumah Jeongin?"

"Kira-kira begitu... Rumahnya ada diperumahan sebelah"

Kamu berbicara dengan ragu karena bingung. Untuk apa wali kelasmu menanyakannya?


"Bapak boleh minta tolong?"

"Tentu pak.. Ada apa?"

Pak Lee menghela napas sebelum kembali berbicara.

"Bapak tidak bisa menghubungi Jeongin maupun keluarganya... Jadi bapak ingin minta tolong agar kamu mengunjungi rumahnya dan menyampaikan pesan bapak ya?"

Kamu mengangguk meskipun kepalamu masih mencoba mencerna apa yang terjadi.

"Tolong katakan pada Jeongin untuk menghubungi bapak segera. Ini berurusan dengan nilainya"

"Akan saya sampaikan" Kamu kembali mengangguk.

"Baiklah terima kasih (y/n) maaf harus merepotkanmu hanya untuk masalah sepele"

Kamu tersenyum "Tidak apa-apa. Senang bisa membantu"

Kalian berdua berdiri dan kamu hendak keluar ketika kamu tidak sanggup lagi menahan rasa penasaranmu dan akhirnya bertanya.


"Maaf pak, tapi boleh saya tau ada masalah apa dengan Jeongin?"

Kamu bertanya dari ambang pintu.

"Saya juga ingin memastikan itu... Ia kelihatan sedang memiliki masalah. Nilai ujian akhirnya kemarin banyak sekali yang dibawah rata-rata"

Setelah itu kamu tertegun dan berjalan pergi ke kelas. Agak aneh bahwa Jeongin tidak bisa dihubungi sementara ia selalu bersama ponselnya. Mungkin ia sengaja mengabaikan panggilan dari Pak Lee?



***


Rumah
15.21

Hari Rabu ini kamu pulang lebih cepat dibandingkan biasanya, karena baik kamu maupun kakakmu tidak ada kelas tambahan.

Kamu baru saja sampai dirumah ketika ponselmu bergetar menunjukkan balasan dari Jeongin.

Tadi sepulang sekolah kamu menanyakan kabarnya karena kamu yakin Jeongin akan membalas pesanmu, jadi kamu tidak perlu repot-repot kerumahnya.

Jeongin: Kenapa? Merindukanku? Hehe

Kamu berdecak membaca pesannya namun sambil tersenyum. Ya, mungkin kamu memang merindukannya.

Hari-hari memang terasa agak aneh tanpa Jeongin yang mengganggumu dikelas.

Kamu membalas pesan Jeongin dengan memarahinya dan menyuruhnya segera menghubungi pak guru Lee untuk perbaikan nilai.

Jeongin: Besok aku akan masuk. Jangan khawatir :)

Kini kakakmu ikut duduk disofa bersamamu, ia memperhatikan adiknya bingung.

"Jeongin?" Hyunjin langsung bertanya. Kamu segera menutup ponsel dan tersenyum kearahnya.

"Ya begitulah"

"Apakah kalian akhirnya menemukan jalan untuk berbaikan?"

Hyunjin menahan tawanya sambil melihat kearahmu dengan tatapan yang jahil hingga rasanya ia menghilangkan matanya.

"Tidak, tidak. Guruku hanya memintaku untuk menyampaikan pesan kepadanya"

Dipalingkannya wajahmu dari Hyunjin sementara ia mendekatkan wajahnya kearahmu masih dengan ekspresi yang sama.

"Hmmmmmmm"

"Hei hei! Hentikan!" kamu mendorong wajahnya kesal, lalu ia tergelak.


***

Kelas
11.34

Keesokan harinya, hari Kamis, Jeongin memang masuk. Namun, dari tadi pagi ada yang menarik perhatianmu darinya.

Yaitu tangannya, dipenuhi luka lecet dan beberapa goresan, tapi tidak terlihat seperti ia melakukannya sendiri karena luka tersebut berada dibagian yang berbeda-beda.

Namun, Jeongin seolah tak mengalami masalah apa-apa. Ia tersenyum dan tertawa seperti biasa.

Tapi justru itulah yang membuatmu semakin khawatir. Ia menyembunyikan sesuatu dan kamu tau itu.

***

Haluu ^^

Ada yang betah baca book ini?

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang