[08]

536 102 2
                                    

Tempat parkir sekolah
16.34

Kedua tanganmu dilipat didada dengan wajah yang terlihat sudah lelah, capek, dan kesal karena tidak bisa membuka HP kecuali dibuka oleh Jeongin.

Jeongin melirikmu dan melemparkan helm kearahmu. Untung saja helm tersebut tidak jatuh.

"Kemana kamu akan membawaku?"

Tanyamu sebelum mengenakan helm berwarna biru tua tersebut. Namun, Jeongin tidak menjawab dan malah menaiki motornya.

"Aku sudah membatalkan janjiku dengan Chaer jadi ayo"

Katanya dengan nada sedikit memaksa, kamu berdecak dan tidak jadi mengenakan helm.

"Aku tidak menyuruhmu untuk membatalkan janjimu dengan Chaeryeong? Pergilah dengannya jika itu yang kau mau! Aku bahkan tidak memintamu untuk mengantarku kemana pun"

Kamu meletakkan helm tersebut diatas jok motor dan menatap Jeongin dengan tatapan serius.

Namun sebaliknya, Jeongin menatapmu dengan tatapan lembut yang pernah seseorang lihat.

Jeongin mengambil helm tersebut lalu mengenakannya ke kepalamu, helm tersebut agak terlalu besar untuk kepalamu, jadi matamu agaknya sedikit tertutup.

"H-hei!" Kamu mengangkat helmnya dan merapikan poni yang menghalangi pandanganmu.

"Cepat saja naik" ia kembali ketus.

***

Toko bunga

17.05

Jeongin menghentikan motornya disebuah toko bunga kecil yang letaknya agak jauh dari tengah kota.

Meskipun daerah itu ramai, tapi tidak seramai wilayah sekolah mereka yang sangat padat.

Kamu turun dari motor dan menunggu Jeongin. Ia lalu menghampirimu.

"Ayo"

Ia seolah mengisyaratkanmu untuk mengikutinya, maka itulah yang kamu lakukan.

"Apa yang kita lakukan ditoko ini?"

Tanyamu penasaran, Jeongin memperhatikan bunga-bunga yang ada didepan toko, dan mencium harumnya tanpa memperdulikan pertanyaanmu.

Ia memetik setangkai bunga yang berukuran kecil. Bunga itu memiliki bagian tengah berwarna kuning dikelilingi mahkota berwarna putih.

"Camomile"

Jeongin memberikan setangkai bunga itu padamu, lalu masuk kedalam toko.

"Camomile?"

Batinmu sambil memperhatikan bunga itu sesaat dan mengikuti Jeongin masuk.

Didalam toko itu terdapat lebih banyak lagi bunga dan tumbuhan lain seperti rempah-rempah, ada juga barang seperti pupuk ataupun alat yang digunakan untuk berkebun.

Penampilan toko itu sangatlah indah. Memiliki kesan antik, ada jam yang tertempel diatas meja kasir, jam tersebut bentuknya sangat klasik, berwarna putih. Ada juga beberapa hiasan lain yang menarik perhatianmu.

Semua hal itu mengingatkanmu pada ibu. Ibumu begitu menyukai berkebun dan dulu sangat menyukai suasana seperti ini.

Menakjubkan, pikirmu. Bagaimana sebuah tempat dapat mengingatkanmu kepada seseorang yang sangat kamu rindukan.

Sementara kamu hanyut dalam kenangan tentang ibumu kamu melupakan keberadaan Jeongin yang sebenarnya memperhatikanmu.

"Permisi"

Jeongin berteriak kearah sebuah ruangan yang hanya ditutupi oleh untaian kerang.

"Jeongin? Kau kah itu?"

Terdengar suara perempuan dari dalam
Suara tersebut memecah lamunanmu, kamu menoleh kearah ruangan tersebut.

"Ya, ini aku, dan aku membawa seorang tamu"

Jeongin mengarahkan matanya padamu lalu tersenyum.

"Benarkah? Apakah seorang gadis—"

Dunia seakan berhenti saat wanita paruh baya itu keluar dari ruangannya. Kalian bertatapan dan pada saat itu juga kamu merasakan pandanganmu buram oleh air.

Tanpa berkata apa-apa kamu berjalan kearah wanita itu lalu melingkarkan tanganmu dileher memeluknya.

"Aku merindukanmu..."

Katamu pelan sambil terisak, dibelainya kepalamu dengan lembut dengan seulas senyum diwajahnya.

"Ibu juga merindukanmu, (y/n)"

Dibisikannya kalimat itu ditelingamu, membuat air matamu semakin cepat mengalir keluar.

Perempuan yang memanggil dirinya ibumu itu lalu melihat kearah Jeongin dan tersenyum.

"Te-ri-ma ka-sih"

Dibentuknya mulutnya menyerupai kalimat itu kepada Jeongin, bocah itu mengangguk dan meninggalkan toko bunga tersebut.

Ia tak mau menganggu momen penting bagi ibu dan anaknya yang telah bertahun-tahun tak bertemu.

***

Jeongin terduduk diatas motornya lalu tersenyum, merasa puas dengan apa yang telah ia lakukan.

Saat ini ia bisa saja pergi bersama Chaeryeong dan teman-temannya ke sebuah tempat makan yang mewah dan mahal.

Dulu, mungkin ia akan memilih untuk pergi bersama mereka daripada menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk pergi ke sebuah toko bunga kecil.

Namun, semakin lama ia sadar. Kebahagiaan bukan hanya tentang menghabiskan uang bersama teman.

Kebahagiaan bisa saja tercipta dengan melihat orang lain bahagia. Kebahagiaan tidak hanya datang dari teman, tapi bisa juga dari keluarga.

"Halo?"

Jeongin meletakkan ponselnya ditelinga setelah beberapa kali ponsel itu bergetar.

"Ya... tentu saja. Lagipula aku senang bisa melakukannya"

Katanya sambil mengintip kedalam toko, dan melihat (y/n) baru saja disuguhkan secangkir minuman.

Tanpa ia sadari, sedari tadi ia tersenyum memperhatikannya.

"Ya, aku akan mengantarkannya pulang, kak Hyunjin"

****

Maaf banget kemaren ga update ㅠㅠㅠㅠㅠㅠ

Soalnya kemaren cape banget huhu

Sebagai gantinya nanti aku bakal double update ya hehe

Sekali lagi maaf ㅠㅠ ❤

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang