[23] End

622 88 16
                                    

Video diatas harap diputar yaaaaaaaaaa hehe ^^

🚫 Chapter ini adalah yang terakhir, jadi cukup panjang.
Selamat menikmati, semoga tidak bosan.

***

Kamu bergegas keluar rumah setelah berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tuamu.

Kamu dan Hyunjin akan kerumah Jeongin hari ini, dia yang minggu kemarin mengajak kalian berdua.

Sebenarnya kamu bingung, ada apa gerangan Jeongin bersifar begitu ramah dan mengajakmu kerumahnya.

"Ayo ayo! Jeongin bilang jam 10!"

Kamu menepuk - nepuk punggung Hyunjin dari atas motor.

"Iya iya, kan hanya 5 menit perjalanan. Kamu ini"

***

Kamu agak kaget dan bingung ketika sampai dirumah Jeongin. Rumahnya terlihat begitu kosong dan hampa.

"Permisi!"

Kata Hyunjin sambil mengetuk pintu. Berbeda denganmu Hyunjin tidak nampak kaget atau bingung, ia terlihat biasa saja.

"Kak Hyunjin! (y/n)! Kalian datang"

Anak itu tersenyum cerah sekali ketika melihat kalian lalu mempersilakan kalian masuk.

Kamupun masuk dan duduk diruang tamu yang sama dengan yang waktu itu. Hanya saja sekarang ruangan itu begitu kosong.

Hanya ada perabotan besar. Tidak ada foto - foto maupun hiasan yang tergantung di dinding.

"Maaf ya, sudah tidak ada apa - apa lagi dirumah"

Jeongin datang lagi dengan membawa senampan air mineral gelasan. Hyunjin mengangguk tapi tidak denganmu yang masih bingung.

"Kemana semua barang - barang disini?"

Jeongin dan Hyunjin hanya diam tidak ada yang menjawab pertanyaanmu.

"Mereka semua sudah diangkut"

Akhirnya Jeongin menjawab, jawabannya hanya menimbulkan lebih banyak pertanyaan dikepalamu.

"A-apa yang...?"

Kamu menatap dua orang itu, Hyunjin kemudian berdiri dan berbisik kepada Jeongin.

"Aku akan menunggu yang lain diluar" bisiknya.

***

Kamu ditinggalkan berdua bersama Jeongin dalam keadaan yang sangat canggung.

"(y/n), maaf—"

"Kukira saat kau bilang akan meninggalkanku itu hanya bercanda"

Katamu sambil menahan air mata. Jeongin tampak begitu merasa bersalah karena ia sekali lagi telah membuatmu menangis.

"Aku hendak mengatakannya, tapi melihat reaksimu kurasa kau belum siap...."

Ia duduk disebelahmu sambil menunduk. Kamu sudah bingung harus bagaimana, yang kamu rasakan hanyalah sedih.

"Kurasa aku tak akan pernah siap"

Katamu dengan air mata mulai mengalir. Jeongin tidak bisa berbuat apa - apa dan hanya memandangimu.

***

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang