[07]

576 103 2
                                    

***

Kelas
10.56


Sekarang kamu berada dikelas dan kembali sedang memperhatikan Jeongin. Sepertinya setelah bertemu dengannya lagi kamu jadi sering memperhatikannya.

Oh tidak, kini cara mu menatapnya tidak seperti dulu. Sekarang tidak lagi penuh cinta, tapi penuh kebencian.

Bagaimana tidak? Kemarin ia duduk dibelakangmu dan harimu menjadi sangat kacau. Semua orang dikelas tau kalian sering bertengkar.

Mulai dari berlarian mengejar satu sama lain, hingga berteriak meskipun suaramu biasanya tak cukup kencang.

Kemarin salah satu yang ia lakukan adalah berteriak menggunakan karton untuk mengagetkanmu. Sebagai seseorang yang bisa disebut cukup mudah kaget, tentu itu berhasil.

Dan ia juga tidak melewatkan kesempatan untuk menarik rambutmu hingga kepalamu menyentuh mejanya secara terbalik.

Terkadang kamu berpikir bahwa ia sudah sinting, dan merasa Jeongin yang berada dikelasmu sekarang bukanlah Jeongin yang dulu pernah kamu kenal.

Namun rasanya yang selama ini ia lakukan agak sedikit berbeda dengan yang ia lakukan sekarang.

"Tolong, buka kuncinya"

Pintamu dan Jeongin hanya melirikmu dari ujung matanya, lalu tidak mengacuhkanmu yang sudah putus asa.

"Yang Jeongin, ayolah kumohon. Bukalah kunci HPku yaa???"

"Shh ini sedang jam pelajaran"

Jawab Jeongin, hal itu membuatmu semakin kesal padahal ini masih pagi. Ekspresimu sekarang sudah terlihat sangat kesal, Herin yang melihat hal itu terkekeh pelan.

"Sudahlah, kalian ini sangat cocok"

"Cocok apanya?! Aku bisa gila"

Katamu sambil menyembunyikan wajahmu diatas meja dengan tangan memegang HPmu yang terkunci.

"Nah sekarang karena kalian sudah duduk bersama kelompok kalian. Silahkan berdiskusi akan memasak apa minggu depan" perintah gurumu.


Ya, kamu sekelompok dengan Jeongin untuk kali ini. Hanya satu kali dan tak akan pernah terjadi lagi, begitu katamu.

Kamu masih menidurkan kepalamu diatas meja, memang dua hari ini cukup berat. Kemarin kamu bertengkar lagi dengan ayah.

Tentu mengenai ibumu, ayah masih mengelak untuk mengunjunginya, tadi malam kamu menangis karena hal itu, kira-kira sudah tujuh tahun kamu tidak bertemu dengan ibu.

Untung saja tadi malam kakakmu ada disana untuk menenangkanmu. Sekali lagi kamu merasa sangat beruntung memilikinya.

"Sedang ada masalah ya?"

Kamu agak terkejut karena tiba-tiba ada yang berbisik ke telingamu. Ketika kamu menoleh Jeongin sedang bertopang dagu sambil memperhatikanmu.

"Ya, aku ada masalah dengamu, dan dengan ini"

Kamu mengangkat tanganmu yang sedang menggenggam HP.

"Ayolah, ada lebih dari itu"

"Tidak ada"

"Aku yakin pasti ada"

"Bagaimana kau begitu yakin?"

"Entah, kurasa aku mengenalmu dengan baik" Jeongin tesenyum tipis dan mengangkat bahunya.

"Jadi kalian ada usulan?" Herin dan Kangmin menatap kalian berdua.

***

Kelas
12.31

Kamu mengetuk-ngetuk layar HPmu yang terkunci oleh password dari Jeongin. Sambil terus mengetuk-ngetuk kamu juga menatap laki-laki yang duduk dengan santainya sambil memakan roti dihadapanmu.

Semakin lama kamu menatap Jeongin, semakin kamu teringat betapa manisnya ia saat kalian masih kecil dulu. Kamu terkadang tidak percaya ia sekarang menjadi semenyebalkan ini.

"Ada apa dari tadi terus melihatku?"

"Tidak ada. Aku hanya memikirkan betapa bencinya aku padamu"

Jawabmu santai lalu mengalihkan pandanganmu kepada HP.

"Bukan itu yang kau katakan dulu haha"

"HA! Sepuluh tahun lalu!"

"Tapi tak apa. Aku juga membencimu. Santai saja"

"Cih" kamu terkekeh sambil terus mengetuk layar HP berwarna hitam.

Herin sedang pergi kekantin, bersama Ryujin dan Somi makanya kamu sendirian disini. Ia pergi tanpa mengajakmu jadi bagaimana kamu bisa ikut.

Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali, tapi kamu membiarkannya. Lagipula mereka sudah berteman lama.

Kamu adalah pendatang baru, kamu ditarik keluarpun tidak akan ada yang merasa kehilangan.

Hal ini tidak berarti kamu membenci Herin, karena kamu masih sangat menyayanginya karena ialah orang yang menemanimu selama ini.

"Tidak kekantin?"

Kamu menggeleng dengan tatapan yang masih kosong. Jeongin membersihkan sampahnya lalu berdiri.

"Aku akan kekantin. Mau nitip?"

Sebelum kamu sempat menjawab Jeongin menjentikkan jarinya seolah baru saja mendapat jawaban.

"Susu stroberi?" Ia menunjukmu dengan penuh semangat, lalu kamu mengangguk dengan senyum tipis diwajahmu.

"Oh ya" Jeongin melangkah mundur saat ia sudah hampir keluar dari pintu kelas.

"Karena sekarang hari Jum'at aku akan mengajakmu pergi" Ia lalu kembali berjalan menjauh.

"Jika kau menolaknya kupastikan kau tidak akan mendapatkan password HPmu"

Katanya mendahuluimu kalimat penolakanmu yang tertunda.

***

Haiii

Jadi updatenya sekarang aja ya takut akunya lupa 😅

Btw untuk dua chapter kedepan akan panjang jadi semoga kalian ga bosen!!

Dann baca pelan-pelan biar ngerti okeee ❤

[✔] Pink Rabbit | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang