CHAPTER 4

2.5K 100 3
                                    

Hari berjalan begitu cepat. Hingga tidak terasa pergantian waktu dari satu waktu ke waktu lainnya.

Pelajaran sedang di mulai. Meskipun malas tapi apa daya, seorang Ica Mekia dan teman sekelasnya harus mengikutinya sebagai bentuk dari konsekuensi mereka karena memilih sekolah.

Pelajaran yang hampir di sukai anak XI IPS-1 afalah penjaskes. Bukan sennag dengan pelajarannya tapi karena mereka bisa keluar dari dunia kenyataan di dalam kelasnya.

Semua murid sedang berbaris rapi, menghitung setiap gerakan yang dilakukan sebagai pemanasan.

Selesai melakukan pemanasan Ibu Indar memberikan mereka beberapa arahan untuk pembelajaran hari ini. Setelah itu, beliau membagi murid menjadi 3 kelompok untuk melakukan permainan bola besar.

Bola melambung dengan tinggi saat beberapa siswi melakukan pemaina bola voli sedangkan untuk para siswa mereka melakukan sepak bola.

Di pojokkan aku hanya diam kebosanan saat melihat lapangan yang di penuhi dengan anak-anak yang bermain olah raga.

Inginnya sih aku berlarian di lapangan bukan mengikuti pelajaran tapi bersenang-senang. Toh mau bagaimana pun tetap saja aku tidak bisa melakukan servis dengan baik atau menendang bola sepak itu dengan benar, yanv ada mereka mentertawakanku.

" Bosen ?"

Aku hanya me ngangguki pertanyaan yang ke luar begitu saja dari mulut Relangga.

Aki menatapnya, menelisik penampilan lelaki jangkung itu. Tampan adalah kenyataan yang ingin ku ucapkan, apalagi saat bulur-bulis keringan melunjur dengan bebas dari dahinya.

" Nih minum, terus elap tuh keringet nya " ucapku memberilan botol air minum dan tissue kepada Relangga.

Dia menerimanya dengan suka cita. Memangnya kapan Relangga menolak apa yang ku beri, ia bahkan mau saja saat ku suruh menghabiskan bubur sisa atau seblak yang begitu pedas padahal dia tidak terlalu suka pedas.

" Kenapa ?"

" Enggak,  cuman lagi mikir aja kenapa lo sampe degitunya perjuangin gue "

" Karena lo pantes, kata Bunda lo bukan cewek sembarangan "

Mendengar itu sedikitnya menepis pemikiran jelek ku padanya.

" Makasih karena selalu mau gue susahin,bahkan lo mau mauan aja waktu gue suruh ngabisin seblak yang pedasnya kebangetan "

" Itu gak masalah, aku lebih seneng kamu kadih ke aku di banding kamu makan sendiri terus sakit "

Senyuman khas miliku menjadi jawaban terakhir saat murid laki-laki meneriaki Relangga untuk ikut bergabung kembali. Dari atas aku bisa melihat bagaimana ekspresi Dini yang menahan api cemburu.

Tidak tahu dari mana dia berasalah yang terlihat olehku ia sudah sedari tadi menatap ku dan Relangga. Hal itu membuatku meringis dan sadar belum tentu semua selingkuhan di sayang.

Pelajaran olah raga berakhir dengan bel yang sudah berbunyi. Jadi sekarang adalah waktunya untuk mengganti pakaian menjadi seragam biasa.

Di dalam kelas sudah banyak siswa dan siswi yang sedang mengipasi dirinya bahkan smapai tertidur di lantai dan untungnya setelah ini adalah waktu istirahat jadi mereka bisa berleha-leha.

SELINGKUH " I DON'T CARE "... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang