" Pagi hari udah cemberut aja ini bu bos " Ucap Radit anak pojokan. Cowoknya cakep cuman bandelnya gak ke tulungan.
" Kenapa Ca ? Lo cemberut gara-gara si Relangga jemput si Dini ya ?" ucapan itu malah membuatku melirik pemuda yang terkenal dengan ke bisingannua di kelas.
" Lo ngomong apa ?"
" Gue ngomong kalau lo cemberut gara-gara si Relangga jemput Dini, emang kenapa ?"
Radit mulai memasang wajah kepo ke arahku. Sebelum mengatakan sesuatu aku menatapnya dengan penuh arti.
" Lo gak bohongkan ?"
" Lah buat apa gue bohong, lagian gue yang liat sendiri "
" Oh, oke makasih " begitulah ucapanku sebagai timpalan kepada lelaki yang sekarang memilih pergi dan duduk di kursinya yang berada di pojokan.
Pikiran ku melayang pada pesan tadi pagi yang mengatakan bahwa kekasihnya itu tidak bisa menjemput karena motor dan mobilnya ada di bengkel.
Yang membuatku kesal bukan karena ia bersama Dini tapi karena dia berbohong. Padahal jika dia tidak ingin berangkat bersama pun aku tidak akan marah padanya. Lagi pula kendaraan masih banyak apalagi sekarang sudah modern.
Mencoba untuk menghilangkan rasa gundah gulana gegara hal tak penting, aku menyibukan diri dengan cara membaca cerita di aplikasi wattpad , setidaknya si orange bisa membuatku melupakan kekesalan.
Suara sepatu seseornag terdengar mendekati ke arah kursi yang aku duduki. Aku meliriknya dan melihat Razeta bersama Indar baru datang.
" Cowok lo mulai goblok ya ?"
" Kenapa sih ?"
" Udah Cowoknya goblok ceweknya malah pura pura oon. Bisa gak si Ca lo akhirin aja hubungan gila ini, percuman kalau lo baik kaya gini tapi gak di hargai sama si bajingan itu, gue yang eneg keliatnya "
Aku tak ingin menimpali, memilih diam dan meneruskan membaca cerita adalah hal yang terbaik.
Menghabiskan 2 chapter sebelum bel masuk dan sebelum Relangga datang. Aku hanya meliriknya dan dia menghampiriku melakukan hal yang sudah biasa ia lakukan, mencium pucuk kepala ku menajdi ruti nitas.
" Basi anj*ng " ucap Gion yang berada di belakangku. Entah apa yang membuatnya kesal namun setelah itu Gion malah meludahi wajah Relangga.
" Maksud lo apa ?"
" Lo goblok apa gimana sih. Lo dateng sama si Dini dari tadi pagi tapi lo gak sadar Ica jalan dari halte karena mobil angkot lagi banyak yang mogok kerja "
Aku mencoba menghentikan mereka agar tidak menjadi keributan.
Aku tahu anak laki-laki di sini memang sangat akrab dengan ku, bahkan mereka siap menjadi tameng saat sebuah bola yang akan mengenaiku. Pernah sekali saat itu aku akan di hukum karena hampir kesiangan tapi dengan otak mereka aku jadi tidak kesiangan tapi malah mereka yang di hukum.
"
Urusan sama lo apa ?"
" Gue sama lo emang gak ada urusan tapi lo harus tahu cara lo itu kaya cowok brengsek " ucap Gion begitu keras dan setelah itu Gion malah menariku entah kemana.
Aku tidak tahu apa yang terjadi di kelas setelah hal ini dan aku pun tidak tahu apa yang akan terjadi pada Relangga setelah apa yang dia lakukan padaku.
Aku sedikitnya menyesal saat semua perdebatan di anatara aku dan Relangga belum selesai, tapi amu bagaimana lagi.
" Lo jangan bego dong Ca "
" Gue gak ngerti. Apa tujuan lo bawa gue ke sini ?"
Tanpa menjawab Gion langsung membuka kotak P3K dan mengambil obat merah untuk mengobati luka di lututku.
" Lo tahu dari mana ?" tak ada jawaban, yang ada hanya keheningan di antara kami berdua.
Gion mengobati luka ku dengan sangat teliti setelah itu menutupnya dengan handiplas dan menjulurkan tangannya kepada ku untuk di jadikan pegangan saat turun dari brangkar.
Tak ada percakapan yang terucap. Aku dan Gion berjalan beriringan, sebelumnya aku mengucapkan terima kasih kepadanya dan dia hanya memberikan gumaman.
Sesampainya di kelas aku melihat Relangga duduk di kursi ku.
" Ada apa ?"
" Kenapa lo bisa jatuh ?"
" Gak apa-apa "
" Jawab Ca " ucapnya dengan suara sedikit menggeram menahan kekesalan.
Aku melihat raut wajah kesalnya tapi bukankah aku yang seharusnya memberikan ekspresi seperti itu.
" Kenapa ? marah ? bukannya harusnya gue yang marah karena lo bohongi gue. Ngga gue gak pernah berharap apapun dari lo dan gue udah pernah bilang sama lo kalau gue bukan cewek yang bisa lo harepin jadi pacar "
Entah angin mana yang lewat, aku malah mengatakan hal itu dengan suara yang lebih keras. Tak sadar bahwa Pak Surya sudah datang dengan spidolnya.
" Minggu depan gue pindah sekolah. Ini emang gak penting tapi seenggaknya lo tahu itu dari gue sebelum yang lain yang ngasih tahu lo "
Setelah itu aku langsung mengambil tas gendong itu dan berjalan ke arah Radit yang sudah siap dengan kursi kosongnya. Senyumnya ia perlihatkan seperti mencoba menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja.
" Baiklah sekarang bagian bapak untuk mengajar. Hal tadi bagian dari pembukaan belajar agar kalian tidak serius, silahkan buka buku paket hal 5 dan pelajari materinya "
Singkat kata tak ada lagi percakapan antara aku dan Relangga bahkan dari jam pertama hingga terakhir. Bahkan aku tidak menunggunya pulang dan lebih memilih pulang bersama Radit yang dengan baiknya mengajakku pulang dan berjanji akan langsung mentraktirku jajan sepuasnya.
Ya setidaknya saat aku berada dalam keadaan seperti ini masih ada orang yang perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH " I DON'T CARE "... ( TAMAT )
Teen FictionGimana sih rasanya saat kamu tahu kalau pacar kamu selingkuh ? Nangis, ngambek, atau malah bodo amat ? Jawabnya dalam hati aja sambil di pikirin ulang dan sambil baca cerita ini oke. #92- tenfiction ( 22-02-2021) 30,7 K di baca #57 -tenfiction ( 23...