CHAPTER 5

2.2K 93 1
                                    

Minggu pagi adalah hari yang begitu indah untuk seorang Ica Mekia. Terhindar dari pelajaran adalah hal yang ia inginkan.

Tok... Tok...

" Ca bangung, Relangga udah ada di bawah "

Bukannya bangun, aku malah kembali menutup wajah ku dengan selimbut tebal.

Jika di bilang pemalas, ya memang begitu nyatanya. Aku sangat pemalas jika di bandingkan dengan gadis remaja lainnya.

Tangan seseorang memegang pinggang ku, mengelusnya dengan rasa sayang namun memberi kenyamanan.

" Bangun Ca, ini udah pagi "

" Gue udah bangung Ngga,mau ngapain sih ?"

" Duduk dong kalau di ajak bicara terus liat orangnya "

Mendengar itu aku langsung terbangun dari tidurku dan menatap wajah pemuda tampan yang menyandang status kekasihku. " Ada apa ?"

" Aku mau izin sama kamu, aku mau jalan sama Dini. Kemarin aku udah janji sama dia "

" Yaudah pergi aja "

" Mau aku beliin apa ?"

Mendengar pertanyaannya membuat ku malah beranjak dari tempat tidur lali melangkah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selang beberapa menit kemudia aku selesai dengan rutinitas itu, dan memekai kaus over size dengan lana sepaha.

" Kenapa belum pergi ?"

" Kamu ngusir aku Ca ?"

" Lo kok nanya gitu sih, katanya mau jalan sama Dini " ucapki agak ketus kepadanya. Sebenarnya aku tak ingin mengijinkannya tapi karena tepat hari ini adalah ulang tahu ku dan dia melupakannya bahkan semalam dia tidak mengatakan apapun.

Relangga beranjak dari duduk nya, ia mengelus surai ku dan mengucupnya sedikit lama.

" Aku pergi dulu "

Setelah itu tubuh pemuda yang menjadi kekasihnya itu pergi begitu saja dan pada saat itu pula setetep buliran air keluar dari wadahnya.

Menghapus air mata dan memilih pergi dari kamar adalah hal terbaik. Menuruni tangga satu demi satu lalu duduk di kursi meja makan.

" Kenapa Relangga udah pulang lagi ?"

" Dia jalan sama Dini bun "

Setelah mendnegar jawaban dari ku bunda langsung menghampiriku memeluk tubuhku dan seketika aku menangis di pelukannya.

Entahlah mungkin bunda merasakan apa yang aku rasa sekarang. Bunda bukan hanya sosok ibu bagiku tapi ia juga adalah tempat curhat untukku maka dari itu juga aku sangat nyaman dalam pelukannya.

" Relangga gak ngucapin apa-apa ke kamu ?"

Aku hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya toh bunda mengerti apa yang kurasa saat ini.

Selesai sarapan aku hanya diam di depan tv, mengganti setiap channel televisi dengan wajah bosan dan kesal.

Tak ada pesan yang biasa Relangga kirimkan bahkan sejak kedatangannua saja ia benar-benar datang hanya untuk meminta izin saja.

Jika di katakan cemburu tentu saja aku cemburu namun yang membuatku kesal bukan karena itu tapi karena janji yang ia buat tidak di tepati.

Seminggu sebelum hari ulang tahun dia berkata bahwa hari itu akan ia buat menjadi hari menyenangkan untuknya dan Relangga tapi nyatanya tidak.

Aku mencoba membuka handphone untuk sedikit mengurangi kebosanan ku di hari libur.

Karena bingung harus melakukan apa dan membuka aplikasi yang mana, akhirnya aku membuang hp itu ke lantai dan menidurkan diri di sofa.

Suara dering ponsel sudah tak bisa masuk ke telinga ku dan aku berkahir dengan mimpi indah.

.

Pukul 12.00 siang aku terbangung dengan tubuh yang sudah terbaring di kasur. Mataku melirik kanan dan kiri dan akhirnya menemukan Relangga yang duduk di sana.

" Baru pulang ?"

" Iya. Aku bawa makanan ke sukaan kamu Ca "

" Makasih, tapi aku gak laper "

Setelah mengatakan itu aku langsung membarikan kembali tubuhku dan menutuhnya dengan selimbut tebal, mencoba meyakinkan diri bahwa benar Relangga belum mengingat janjinya.

" Kamu kenapa Ca ?"

" i'm fine "

Aku masih tetap pada pemdirian ku untuk tetap diam dan tidak melirik ke arahnya.

Ia menarik tubuhku membawanya dalam pelukan hangatnya. Ini sudah biasa bahkan ornag tua kami sering melihat kemesraan kami.

" Kamu marah ?"

Aku mencoba tidak menggubris pertanyaannya, mencoba memjamkan mata meskipun sedikit sulit. Relangga masih memeluku dengan erat hingga aku sulit untuk bergerak.

" Ca kamu tahu gak, aku itu orangnya pelupa maka dari itu tolong ingetin aku buat gak ngebuat kamu marah. Maaf aku ingkar janji sama kamu "

Mendengar ucapannua membuatku semakin mengeratkan selimut di tubuhku. Ia masih setia memeluk tubuhku dan setelah itu Rreangga menyamankan kembali tubuhku di kasur dengan dia ikut tertidur disana sambil terus memeluku.

" Aku udah siapin kado buat kamu "

Itu kata terakhir yang terdengar dari mulutnya dan setelah itu kami tertidur.

SELINGKUH " I DON'T CARE "... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang