CHAPTER 14

1.8K 59 2
                                    

" Kamu gak makan Ca ?"

" Eh om Arya, enggak ah aku lagi diet "

" Diet apa gak nafsu ?"

Pertanyaan itu malah membuat ku bungkam. Sebenarnya aku tidak memiliki nafsu makan setelah beberapa bulan ini bahkan terkadang aku tak makan seharian.

" Ca om tahu kamu sayang sama Relangga, tapi kalau kamu gak makan gimana kamu mau berjuang "

" Aku nyesel nyuruh dia buat nunggu aku selama enam tahu, sekarang malah aku yang uring-uringan minta dia ke sini "

" Mau om peluk kamu dan kamu bisa bebas nangis di pelukan om "

Tanpa mengatakan apaoun aku langsung memeluk om Arya menumpahkan segala rasa yang begitu sesak di dada.

" Bu kak Ica kenapa ?"

" Kak Ica lagi sedih karena kak Relangga "

" Ooh aku kira kenapa, Rafki ayok main sama kakak lagi kita main di belakang "

" Oke kak "

Ane yang melihat dua putranya begitu akrab meskioun bukan sekandung tapi ia bersyukur atas apa yang ia miliki.

Apalagi sekarang ia sedang melihat anak kakak iparnya sendiri sedang menangis pilu di pelukan suaminya.

" Maafin tante Ca "

Setelah mengucapkan itu Ane langsung oergi ke belakang untuk menemani dua putra kesayangannya. Jika bertanya tentang cemburu maka Ane akan mengatakannya tapi untuk apa cemburu pada suami dan anak kakak iparnya itu.

Meskipun tak ada yang tahu tapi lebih baik berpikir positif, lagi pula Arya bukan lelaki seperti itu.

" Ca om tahu gimana perasaan kamu sekarang, tapi om mohon jangan bodoh "

" Tapi om Ica pengen ketemu sama Relangga "

" Om mohon banget sama kamu, Relangga udah gak bisa kita hubungi "

Dengan cepat aku langsung mendongakan kepala ku dan menjauhkan tubuh dari om Arya.

" Maksud om Apa ?"

" Kami udah kehilangan kontak sama dia "

" Enggak mungkin, kalau iya itu bener kenapa ibunya Relangga selalu bilang kalau dia baik-baik aja "

Aku tak bisa melihat kebohongan di mata om Arya tapi perasaanku mengatakan semuanya tidak mungkin.

" Jangan bilang dia... "

Rasanya mulutku kelu ingin mengatakan sesuatu hingga yang ku pilih adalah melarikan diri ke kamar dan mengunci pintu dari dalam.

Tubuhku merosot di balik pintu, memeluk diri sendiri dengan perasaan pilu.

Rasanya ingin percaya begitu saja tapi aku merasa semuanya tidka mungkin. Banyak pikiran negatif tentang Relangga sekarang antara ia sudah menikah atau malah kembali kepelukan sang maha kuasa.

" Lo udah janji Ngga sama gue "

" Gue bodoh, gue bodoh "

Selama itu juga aku menangisi semuanya sendirian, bahkan cincin yang tadinya akan ku lepas kembali aku sematkan.

" Gue percaya lo masih ada dan gak akan khianatin gue "

Setalah itu aku langsung menghapus air mataku dan membaring tubuh di kasur empuk mili ku. Membiarkan semua kalimat tadi menjadi obat tidur yang paling menyenyakan untuk hari ini.

" Apa itu gak akan jadi masalah ?"

" Dia harus jujur sama dirinya sendiri, kadang cara kaya gini yang mampu buat orang sadar "

" Aku kasihan sama dia, aku kaya gagal jadi ibu buat dia "

" Kamu gak gagal, lagi pula ini semua keinginan orang tuanya sendiri kan. Disini kita cukup menjaganya dan membuat dia sadar "

Ane menganggukan kepalanya sedangkan di dalam kamar sana aku sednag meringkukan diri dengan tubuh yang sudah tertutup oleh selimbut.

.

.

" Lo udah siap ?"

Anggukan dari pemuda tampan dengan setelan jas  berwarna biru itu semakin membuatnya terlihat tampan dan gagah.

" Gimana semuanya udah beres kan ?"

" Tenang aja bro semuanya udah beres, tinggal nunggu hari H aja. Gak sabaran banget "

Dengusan itu kembali pemuda lain dapatkan, sepertinya sekarang ia sednag hidup dalam misi membantu orang yang senang mendengus.

Mereka sedang beradi di sebuah butik yang menjual aneka barang mewah dan mahal.

" Lo gak mau temuin dia dulu ?"

" Gak usah, gue mau temuin dia di acara nanti aja "

" Gimana soal Geisha, apa dia bakalan nerima apa adanya "

" Gue yakin dia bakalan nerima apa adanya, lagi pulang di bukan orang jahat "

" Tapi lo yang jahat "

Anggukan itu kembali di berikan. Ia tahun bahwa apa yang sudah ia lakukan adalah jahat tapi apa salah saat ia membesarkan seorang bayi yang sekarang sudah beranjak menjadi balita 2 tahun itu.

" Gue harap semuanya bisa kembali kaya sedia kala "

" Gue harap juga gitu bro. Gue bakalan terus dukung lo "

" Thanks "





















____________________

Hahhhhh gak kerasa ini cerita revisian bakalan ending juga, tapi makasih lo buat dukungan nya..

SELINGKUH " I DON'T CARE "... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang