PROLOG

4.4K 76 2
                                    

Bruukkhh

Suara debuman pintu mengejutkan siapa pun yang mendengarnya.

"HAHAHA! Rupanya kalian disini Tuan Franklyson, Nyonya Franklyson, dan yeah.. Junior Franklyson." ucapnya dengan seringaian iblis, menatap keluarga yang sedang merasa ketakutan dihadapan sana.

"To-long, tolong jangan bunuh kami." ucap pria yang bertubuh gemuk, yang sudah berusia empat puluh dua tahun. Sedang terduduk bersama keluarga kecilnya itu, lalu ia pun merengkuh erat istri beserta anak lelaki disebelah kanannya.

"Apa? Kau barusan memohon padaku? Cup cup cup betapa lucunya dirimu ketika memasang wajah seperti itu. HAHAHAHA!" suara tertawanya begitu menggema diseluruh penjuru ruangan tersebut.

"Please, Mr.Red. Maafkan suamiku jika dia memiliki kesalahan padamu. Bebaskan kami. Please,please,please." ucap wanita yang menjadi istri pria bertubuh gemuk itu.

"Hah? 'Jika dirinya memiliki kesalahan?' Oww.. Nyonya Franklyson, aku tidak akan membuang waktuku bersama anak buahku untuk menghabiskan seluruh para asisten dan penjaga rumahmu ini jika Mr.FRANKLYSON-mu itu. Tidak memiliki kesalahan kepadaku." ucap Red dengan menekan nama Mr.Franklyson.

Ia pun perlahan berjalan mendekati keluarga dihadapannya itu, dengan tangan kanan memegang tongkat berukiran emas dibagian pegangannya, dan tangan kiri yang ia masukkan kedalam kantong dibagian celananya.

"Begitu senangnya aku, bisa berkunjung kerumah mewahmu ini Mr.Franklyson. Apalagi melihatmu terkejut seperti itu bersama keluarga kecilmu, melihat kejutan yang aku berikan. Bagaimana rencana surprise dariku ini? Menegangkan dan menarik, bukan? HAHAHA!" ucapnya dengan tawa seperti iblis dan nada suara yang begitu arogan.

"Omong-omong. Istrimu itu tertarik juga memanggilku dengan sebutan 'Mr.Red' seperti orang-orang diluar sana. Tidak sepertimu yang memanggilku 'Bocah Idiot', apa kau mengingatnya?" ucapnya menaikkan dagu Franklyson dengan ujung tongkat bawahnya.

Seketika Franklyson teringat dengan masalalu yang pernah ia perbuat. "Kau, Dom--"

Tiba-tiba Red setengah berjongkok dan menutup mulut Franklyson dengan jari telunjuk kirinya, "Ssusttt... kau tidak perlu menyebutnya saat kematian tepat dihadapanmu Tuan Frankly." ucapnya dengan nada sedikit berbisik.

"Daddy." anak laki-laki Franklyson merasa ketakutan melihat ayahnya sedang dihadapkan dengan seseorang menurutnya sangat menyeramkan itu.

"Stay calm honey, stay calm okay..." ucap sang ibu disebelah kirinya, dengan merengkuh erat dan mengecup puncak kepala sang anak laki-lakinya berulang kali.

Red dan Franklyson masih bertatap mata, yang tentunya beda kondisi pikiran. Red menatap seperti serigala mendapatkan mangsanya dan Franklyson sebaliknya, menatap dengan sangat jelas dirinya merasa ketakutan seperti yang akan dijadikan santapan sang predator dihadapannya ini.

Tiba-tiba kabar dari anak buah Red menghentikan apa yang mereka berdua lakukan.
"Mr.Red, pihak polisi berjumlah sepuluh mobil sedang meluncur kearah jalan ini. Saya mendapatkan info dari Hidwel."

Red berdiri menegakkan kembali tubuhnya dan mengambil tongkat yang tadi sempat tergeletak dilantai.
"Okay, Tuan Franklyson. Kurasa sudah cukup atas flashback story kita di masalalu, sekarang saatnya untuk tidur dengan nyenyak bersama istri dan anak laki-laki tampanmu itu. Padahal, aku merasa belum puas. Karena, aku menginginkan kau yang meminta tidur nyenyakmu sendiri kepadaku. But, no what. Aku kasihan melihat matamu yang sepertinya sudah lelah mengantuk itu. Bye, Good night Franklyson's. HAHAHA!"

Dorrr Dorrr

Dorrr

Dorrr

Red menembak dua kali kearah Franklyson, satu tepat di dada kiri bagian jantung berada, satu lagi dikepala. Red juga menembak kepala istri dan anak laki-laki Franklyson.

"Kita sudah dikepung oleh polisi dihalaman. Bagaimana ini Mr.?" tanya anak buah yang sama, yang sudah memberi informasi sebelumnya.

Red tetap tenang, dan tentunya otak jeniusnya terus berfikir. "Hmm... okay, kalian pergi dari sini. Aku akan menyerahkan diriku kepada pihak bodoh itu, kurasa aku butuh sedikit hiburan. Aku mau kau urus semuanya dengan baik Graid saat aku tidak ada bersamamu, okay."

"Tapi..." ucap seseorang yang dipanggil Graid.

"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang kalian pergi dari sini, aku tahu Graid. Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan untukku." Red memberi seringaian mantap untuk Graid anak buah terpercayanya itu.

Graid membalas dengan mengangkat sebelah alisnya dan tak lupa dengan seringaian pula.
"Okay. Come on. Let's Go..." Graid mengarahkan seluruh anak buah Red yang lainnya dari ruangan itu untuk lolos dan menjalankan segala rencana yang sudah ia pikirkan. Tentunya untuk Red, seseorang yang sangat Graid panuti.

Setelah beberapa menit, pihak polisi pun bermunculan dengan senjata yang siap ditembakkan. Mereka melihat seseorang diruangan kerja pemilik rumah ini yang sudah mengangkat tangan, terdapat senjata dan tongkat berukiran emas dibawahnya. Ia berpenampilan rapih, dengan jas dan celana panjang hitam, kemeja putih didalam jasnya, bersepatu mengkilap. Namun sayang, rambutnya bewarna merah maroon dan sedikit urakan.

"Red?" ucap salah satu pihak polisi dengan tatapan terkejutnya.

"Hello stupids." Red berseringai kembali layaknya seorang iblis.







______________________________________________

Hai hai, sorry ni yaa cerita ngeghosting, sekarang baru muncul lagi hehe. Karena mimin masih perbaikin ini cerita😗, makannya mimin mutusin diunpublish dulu kemarin. Jadi gimana?? mimin lanjutin post apa ngga ni?

📍Harus tinggalin jejaaaakk kalian😭
📢HARUS. vote⭐ & comment👌

POKOKNYA MIMIN MAKSAAAA HEHE

SLAVE LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang