14. Go

460 74 13
                                        

Jisung menggenggam belati di tangannya dengan gemetaran. Nafasnya terengah engah karena berkelahi dan lawan di depannya ini tidak menunjukan reaksi yang ia inginkan.

Seharusnya --garis bawahi kata seharusnya ini-- Jisung sudah menang telak. Melihat luka yang ada di sekujur tubuh Baekhyun dan bandingkan dengan luka yang Jisung dapat, jelas seharusnya Baekhyun sudah berlutut kalah. Tetapi tidak. Kaki Baekhyun masih menancap kuat pada tanah, berdiri dengan tegaknya dengan dagu terangkat angkuh.

Sedari tadi, Baekhyun tidak membuat serangan yang berarti. Ia lebih mengincar untuk membuat lawan lumpuh. Jauh berbeda dengan Jisung yang kini telah membuat Baekhyun berdarah darah.

Monster. Batin Jisung. Sangat tidak masuk akal memang, jika manusia sudah terserang sebegitu parahnya dan masih bisa berdiri dengan tegapnya, seolah olah tak mengalami cidera apapun.

"Aku tidak ingin melukaimu."

Mendengar suara Baekhyun, membuat Jisung sedikit terkejut. Sedari tadi mereka bertarung dalam diam, dan kata katanya barusan berhasil membuat Jisung mengernyit keheranan.

"Apa maksudmu?" Tanya Jisung.

Baekhyun menghela nafas dan berkata, "Akhiri disini, ayo ikut aku masuk." Ucap Baekhyun seraya menjulurkan tangannya.

Jisung menatap ragu tangan Baekhyun. Mungkin saja Baekhyun sedikit lebih baik daripada Chanyeol? Sedikit?

"Tidak." Itu keputusan final Jisung.

Baekhyun terdiam lalu menarik uluran tangannya. Jisung menaikan pertahanannya, kalau kalau Baekhyun marah dan mengamuk karena penolakannya.

"Kau tidak pintar dalam memilih."

Jisung merasakan angin yang kencang melewatinya. Pada kedipan selanjutnya ia merasakan rasa sakit yang amat sangat di kepala bagian belakangnya. Lalu semuanya memburam dan menjadi gelap.

-|Locked|-

Daniel bangun dengan susah payah. Tangan kanannya memegangi ulu hatinya yang masih terasa sakit. Berkali kali ia mengingatkan dirinya sendiri Sekarang kau tidak boleh lengah! Lengah sedikit saja, mungkin ia sudah tak bernyawa.

Daniel menatap heran Chanyeol yang sedari tadi hanya diam memperhatikannya. Tidak terlihat ada niatan untuk menyerang atau apapun. Ini kesempatan bagus untuk Daniel menyerang, tetapi ia harus menstabilkan kekuatannya dulu.

"Lama sekali kau mengumpulkan tenaga." Celetuk Chanyeol.

Daniel hanya memalingkan mukanya. Ia paham betul kalau maksud Chanyeol barusan adalah mengejek dirinya.

"Aku tidak bisa menunggu terlalu lama."

Chanyeol kembali melancarkan serangan serangan pada Daniel. Serangan yang cenderung cepat dan mengejutkan daripada yang benar benar kuat. Daniel bisa menghindari beberapa serangan, tetapi beberapa serangan yang lain berhasil meninggalkan bekas luka pada wajahnya.

Akhirnya saat saat yang Daniel tunggu tiba. Serangan Chanyeol berhenti, dan kini gilirannya menyerang. All right.

Pertama Jab.

Kedua Strike.

Terakhir.

Upper Cut!

Bruk!

Berhasil. Serangan bertubi tubi Daniel berhasil. Ini bukanlah serangan mematikan, hanya teknik teknik dasar Muay Thai, tetapi dengan kekuatan penuh, ini bisa melumpuhkan lawan. Daniel berseru senang di dalam hatinya ketika melihat Chanyeol terjatuh. Pria itu terus menerus memegangi dagunya sambil mengerang kesakitan.

Locked ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang